Mahasiswa Meninggal saat Diklatsar Menwa, UNS Serahkan 21 Panitia ke Polisi
Merdeka.com - Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta memercayakan penanganan kasus meninggalnya seorang mahasiswa, Gilang Endi Saputra (21), ke Polresta Surakarta. Mereka juga telah menyerahkan 21 orang panitia Pendidikan dan Latihan Dasar (Diklatsar) Pra Gladi Patria XXXVI Menwa UNS untuk diperiksa.
"Ada 21 panitia yang sudah dan mungkin sedang dimintai keterangan di kepolisian. UNS sepenuhnya menyerahkan ke penyidik Polresta Surakarta," ujar Ahmad Yunus, Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan UNS, Selasa (26/10).
Yunus mengatakan, keluarga besar UNS ikut berbelasungkawa atas meninggalnya Gilang. Pihaknya bersama kepolisian telah menemui keluarga untuk membawa korban ke RSUD dr Moewardi untuk dilakukan autopsi.
-
Siapa mahasiswa yang tewas di Bali? Mahasiswa asal Tapanuli Utara, Sumatera Utara, Aldi Sahilatua Nababan (23) ditemukan tewas di kamar indekosnya di Bali.
-
Kapan mahasiswi Undip ditemukan meninggal di Gunung Lawu? Seorang mahasiswi asal Universitas Diponegoro (Undip), Anindita Syafa Nabila Rizky (20) ditemukan meninggal dunia di Pos 4 Gupakan Menjangan jalur pendakian Gunung Lawu lewat Cetho, Karanganyar, Jateng, pada Minggu (25/6) siang.
-
Siapa yang membunuh mahasiswi itu? 'Kita segera gelar perkara. Yang pasti pelaku sudah kita amankan,' kata Kasat Reskrim Polresta Bogor Kota Kompol Rizka Fadhila, Selasa (12/12). Berdasarkan informasi dihimpun, tersangka pelaku berinisial D. Dia merupakan mantan pacar korban.
-
Kenapa mahasiswi Undip meninggal di Gunung Lawu? Setelah ditanyakan ke pihak keluarga, ternyata korban punya riwayat penyakit asam lambung. Diduga di tengah perjalanan mendaki gunung, asam lambungnya kambuh. “Saat itu pas kumat dan ditambah hipotermia. Jadi penting untuk cek dulu apakah anggota dalam kondisi sehat atau tidak,“ kata Arif.
-
Siapa yang mengantar mahasiswa KKN UGM? Terlihat banyak warga di sana yang mengantar para mahasiswa KKN sampai ke dermaga.
-
Kenapa mayat ditemukan di UNPRI? Penggeledahan itu dilakukan usai viral sebuah video yang menyebut ada dua mayat dalam bak berisi air di UNPRI Medan.
Sebelum jenazah dibawa, Yunus bersama petugas dan keluarga sempat melihat kondisinya yang sebelumnya dikabarkan mengalami luka dan lebam.
"Saya sempat melihat kondisi jenazah sebelum dibawa ke rumah sakit. Kami tidak melihat ada luka atau lebam. Kami menunggu hasil autopsi dari rumah sakit," ucapnya.
Setelah dilakukan autopsi, pihaknya bersama petugas kepolisian dan rumah sakit mengembalikan jenazah ke keluarga, setelah disucikan dan dikafani. Beberapa pejabat dan mahasiswa UNS juga ikut melayat hingga ke pemakaman.
Atas kejadian itu, lanjut Yunus, pihaknya akan mengevaluasi total seluruh kegiatan yang ada unsur fisik di dalamnya. Tak hanya kegiatan Resimen Mahasiswa (Menwa), namun juga kegiatan lainnya.
"Kita akan evaluasi total kegiatan yang ada unsur fisik terlibat di dalamnya. Kantor Menwa sementara kita tutup. Tidak boleh ada kegiatan di dalam maupun di luar kampus," ucapnya.
Selanjutnya, pihaknya akan memberikan pendampingan hukum kepada keluarga korban jika kasus tersebut dilanjutkan ke ranah hukum.
"Kita akan dampingi sampai selesai di persidangan nanti," pungkas dia.
(mdk/yan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Berkaitan dengan update kasus Aulia ada 46 saksi telah diperiksa termasuk dari pihak Universitas Diponegoro (Undip).
Baca SelengkapnyaKorban diduga meninggal akibat menerima kekerasan dari senior di lingkungan kampus pada Jumat (3/5) pagi.
Baca SelengkapnyaTiga korban perundungan PPDS Undip bakal lapor polisi usai ada jaminan pendidikan dari Kemenkes.
Baca SelengkapnyaKorban saat itu dibawa ke Rumah Sakit Tarumajaya Hospital.
Baca SelengkapnyaMenurut Artanto, hasil pemeriksaan para saksi akan dianalisa dan disinkronkan satu dengan yang lain.
Baca SelengkapnyaDitemukan sejumlah luka di tubuh mahasiswa STIP tewas diduga dianiaya senior
Baca SelengkapnyaSampai saat itu, penyidik Polda Jawa Tengah sudah memeriksa 17 saksi.
Baca SelengkapnyaKeluarga korban mengancam menuntut pihak kampus dan pelaku penganiayaan.
Baca SelengkapnyaMahasiswa tingkat pertama yang meninggal diduga dianiaya senior itu bakal diberangkatkan ke kampung halamannya pada Minggu (5/5) besok.
Baca SelengkapnyaAulia diduga mendapat bully dari senior saat menjadi mahasiswa Program Pendidikan Doktor Spesialis (PPDS) Undip Semarang.
Baca SelengkapnyaKemendikbudristek mengatakan menentang segala bentuk kekerasan yang terjadi di satuan pendidikan kedokteran.
Baca SelengkapnyaPihak keluarga korban sebelumnya mengancam menuntut kampus dan mendesak pelaku penganiayaan dihukum berat.
Baca Selengkapnya