Mahasiswa mulai 'bergerak' tuntut hingga minta Jokowi turun
Merdeka.com - Dimulai sejak kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) yang dilakukan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) tak lama setelah dilantik jadi orang nomor satu di negeri ini. Kemudian tarif dasar listrik, gas elpiji dan bahan pokok juga ikut naik tak berselang lama.
Tidak hanya kebijakan yang 'mencekik' rakyat kecil secara langsung, namun juga hiruk pikuk politik membuat citra Jokowi semakin turun di masyarakat. Misalnya saja soal perseteruan antara KPK vs Polri hingga aksi kriminalisasi terhadap dua pimpinan KPK, Abraham Samad dan Bambang Widjojanto, serta aktivis antikorupsi yang dilaporkan ke polisi.
Hal ini rupanya membuat sejumlah mahasiswa di Indonesia gerah. Setelah sempat tak terdengar suaranya, ratusan mahasiswa dari Universitas Indonesia dan para ikatan alumni menggelar aksi massa di kampus UI, Salemba, Jakarta kemarin. Berbagai tuntutan suarakan oleh para mahasiswa.
-
Bagaimana persepsi publik terhadap pemberantasan korupsi di era Jokowi? Survei Indikator menunjukkan bahwa responden menilai kondisi pemberantasan korupsi di era pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) buruk, dengan jumlah persentase sebesar 32,7 persen.
-
Kenapa Jokowi dikritik? Khususnya terhadap keluarga Jokowi yang ikut dalam kontestasi politik baik Pilpres maupun pilkada.
-
Siapa yang mengkritik Jokowi? Ketua DPP PDIP Djarot Saiful Hidayat mengkritik kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
-
Mengapa persepsi publik terhadap pemberantasan korupsi di era Jokowi menurun? Adapun jika melihat trennya, persepsi positif menurun, sebaliknya persepsi negatif meningkat.
-
Siapa yang menggugat Jokowi? Gugatan itu dilayangkan Tim Pembela Demokrasi Indonesia (TPDI)
-
Siapa menteri Jokowi yang terlibat korupsi? Para Menteri Jokowi yang Terjerat Kasus Korupsi Dua periode pemerintahan Presiden Jokowi setidaknya ada bebarapa menteri yang terjerat kasus korupsi.
Tak cuma hanya terjadi di Jakarta, aksi mahasiswa protes terhadap kebijakan Jokowi juga terjadi di Solo sampai ke Medan. Beragam tuntutan disampaikan, ada pula aksi yang meminta agar Jokowi turun dari kursi presiden karena dinilai gagal memimpin negeri ini.
Berikut aksi-aksi demonstrasi yang dilakukan mahasiswa karena kecewa dengan Jokowi, dihimpun merdeka.com, Sabtu (21/3):
Mahasiswa UI tuntut Jokowi tegas berantas korupsi
Ratusan mahasiswa Universitas Indonesia (UI) Depok berkumpul di kampus Salemba, Jakarta. Ratusan mahasiswa terlihat hadir dalam rangka menyerukan gerakan anti korupsi.Pantauan merdeka.com, Jumat (20/3), mahasiswa BEM UI itu datang tiba sekitar Pukul 13.40 WIB. Mereka serukan luangkan waktu satu hari untuk gerakan anti korupsi."Ini bukan soal Abraham Samad, Ini bukan Bambang Widjojanto, ini bukan soal KPK. Ini soal hidup kita, ini soal hak kita," ucap perwakilan alumni UI yang sedang berorasi."Kalau Pak Jokowi berani mengeksekusi para narkoba. Tapi korupsi itu sebenarnya jauh lebih jahat dari itu," tutur dia.Dalam aksinya, BEM UI se-Indonesia menyatakan sikap untuk melawan koruptor dan segala bentuk pelemahan pemberantasan korupsi. Mereka pun mengajukan beberapa tuntutan kepada pemerintahan Jokowi-JK.Mahasiswa meminta agar pemerintah perkuat KPK sebagai lembaga pembawa gerbong rezim antikorupsi. Kedua, reformasi Polri dan lembaga peradilan demi terwujudnya institusi yang bebas KKN. Ketiga, bersihkan demokrasi dari oligarki. Keempat, turunkan harga dengan memberantas mafia.
Mahasiswa Medan minta Jokowi turun
Puluhan mahasiswa berunjuk rasa di Bundaran Majestik, Jalan Gatot Subroto, Medan, Jumat (20/3). Mereka yang tergabung dalam Aliansi Gerakan Mahasiswa Sumatera Utara ini menyatakan mereka kecewa dengan kinerja Presiden Jokowi.Salah satu bentuk kegagalan itu adalah memburuknya kondisi perekonomian Indonesia. "Turunkan Jokowi," teriak pengunjuk rasa di lokasi, Jumat (20/3).Dalam aksinya, pengunjuk rasa memajang poster bergambar sosok mirip Presiden Jokowi dengan hidung panjang. "Dia adalah pembohong, Presiden Pinokio," kata Mangaraja Halomoan Harahap, seorang pendemo.Pengunjuk rasa juga membawa korek kuping raksasa dan membersihkan bagian telinga pada gambar di poster. Aksi itu sebagai simbol agar pemerintah mendengarkan suara rakyat.Pengunjuk rasa menganggap pemerintah tidak becus menghadapi terpuruknya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Presiden Jokowi dinilai tidak memiliki kebijakan yang mumpuni untuk mengatasi ketidakstabilan harga bahan pokok, tarif dasar listrik dan elpiji."Jika sampai 20 Mei tidak peduli, selayaknya turun," kata Mangaraja.Bukan hanya itu, pendemo juga menginjak-injak poster bergambar sosok mirip Presiden Jokowi itu. Mereka bahkan membakarnya. Akibat aksi ini, arus lalu lintas di sekitar Bundaran Majestik jadi terganggu. Kendaraan di sana menjadi padat merayap.
Mahasiswa Solo minta Jokowi pulang kampung
Puluhan mahasiswa Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo demonstrasi di depan boulevard kampus, Jalan Ir Sutami, Jumat (20/3) pagi. Mereka juga memblokir jalan Solo- Surabaya tersebut. Akibatnya arus lalu lintas keluar dan masuk kota Solo mengalami kemacetan panjang. Polisi harus mengalihkan lalu lintas ke belakang kampus dan Jalan Juanda agar kemacetan tak semakin parah.Para mahasiswa yang mengenakan jaket almamater UNS berwarna biru laut tersebut menuntut Presiden Joko Widodo (Jokowi) agar segera mengambil kebijakan yang menguntungkan rakyat Indonesia. salah satu yang mereka soroti adalah terkait mahalnya harga kebutuhan pokok saat ini. Yakni harga beras serta kebutuhan lainnya."Kami meminta Presiden Jokowi agar membuat keputusan yang pro rakyat. Turunkan harga beras dan harga kebutuhan pokok lainnya," ujar Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) UNS Eko Pujianto saat berorasi.Selain menyoroti harga kebutuhan pokok, mahasiswa juga meminta Jokowi agar tegas dalam pemberantasan korupsi. Tak hanya tegas, Jokowi juga diminta tak pandang bulu dalam memerangi korupsi.Dalam orasinya, para mahasiswa juga mengancam akan memanggil Jokowi untuk pulang kampung ke Solo jika tak lagi berpihak pada rakyat. Apalagi lebih mengedepankan kepentingan partai dan kelompok tertentu. Mereka juga mengungkapkan kekecewaannya terhadap kepemimpinan Jokowi saat ini dengan membentangkan spanduk bertuliskan "Kami siap antar pulang Pak Jokowi ke Solo Lagi."Sejumlah spanduk lainnya bernada protes juga mereka bentangkan untuk memanggil mantan wali kota itu pulang. Spanduk tersebut bertuliskan 'Beras naik, BBM Naik, Pak Jokowi Ayo Pulang Kampung', 'Indonesia Darurat' dan 'Save Indonesia'.Eko Pujianto mengatakan mahasiswa memberikan batas waktu kepada Jokowi sebulan untuk membenahi kebijakannya yang sangat merugikan rakyat. Bila dalam jangka waktu sebulan atau hingga 20 Mei mendatang Jokowi belum mampu membenahi kondisi Indonesia, maka surat panggilan pulang kampung (SP2K) akan dilayangkan."Kepemimpinan Jokowi-JK banyak kebijakan mereka yang tidak memihak rakyat. Mereka lebih condong mementingkan pencitraan. Kami akan memanggil pulang Pak Jokowi untuk mendengarkan aspirasi langsung masyarakat," tandas Eko.Di akhir aksinya, mereka mengajukan 8 tuntutan terhadap Jokowi sebelum pemanggilan pulang diberlakukan para mahasiswa. Yakni penurunan harga bahan pokok, pengembalian subsidi BBM, bersikap tegas dalam pemberantasan korupsi, menguatkan nilai tukar rupiah, melakukan nasionalisasi asset negara, bersikap pro kepada rakyat dan tidak dipengaruhi kepentingan politik, mewujudkan janji Trisakti serta yang paling utama yaitu menghentikan pencitraan media dan benar-benar bekerja untuk rakyat. (mdk/rnd)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tuntutan pemakzulan Jokowi itu dilakukan karena orang nomor satu di Indonesia itu dianggap telah melemahkan demokrasi.
Baca SelengkapnyaAliansi Mahasiswa Bekasi-Karawang menggelar demonstrasi di Jalan Cut Meutia, Kota Bekasi, Selasa (6/2). Mereka membakar foto Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Baca SelengkapnyaMereka meneriakkan yel-yel meminta Presiden Joko Widodo alias Jokowi untuk mundur dari jabatannya dan segera pulang ke kampung halaman Solo.
Baca SelengkapnyaSertifikat itu ditandatangani oleh Ketua BEM KM UGM periode 2023 Gielbran Muhammad Noor.
Baca SelengkapnyaMahasiswa dari 300 kampus menyampaikan sikapnya atas 10 tahun pemerintahan Jokowi yang dianggap bobrok dan melakukan pelanggaran konstitusi.
Baca SelengkapnyaAksi bertajuk "Jogja Memanggil" ini membawa sejumlah tuntutan di antaranya penolakan pada revisi RUU Pilkada.
Baca SelengkapnyaJokowi menuturkan, setiap masyarakat Indonesia bebas berpendapat.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi menilai suara Guru Besar yang berisi kritik merupakan hak berdemokrasi masyarakat.
Baca Selengkapnyanies Baswedan mengaku senang berbagai kampus turut menyuarakan kepeduliannya terhadap kondisi demokrasi.
Baca SelengkapnyaMahasiswa di Bali Tuntut Ketua KPU RI Hasyim Asy'ari Mundur
Baca SelengkapnyaAnies menilai sikap kritik dari civitas akademik sejalan dari apa yang selama ini disuarakan
Baca SelengkapnyaSejumlah Mahasiswa Fakultas Ilmu Politik UGM menggelar aksi mengajak Pratikno dan Ari Dwipayana untuk kembali 'pulang' ke jalan demokrasi.
Baca Selengkapnya