Mahasiswa Paksa Masuk ke DPRD Sumut, Polisi Pukul Mundur Pakai Gas Air Mata
Merdeka.com - Unjuk rasa mahasiswa di Medan berujung ricuh. Gas air mata dan water canon yang ditembakkan polisi.
Ricuh bermula saat mahasiswa mencoba masuk ke halaman Gedung DPRD Sumut. Polisi langsung melepaskan water canon untuk memecah massa.
Mahasiswa yang menentang revisi UU KPK dan RKUHP serta sejumlah regulasi lain membalas dengan lemparan batu. Polisi pun melepaskan gas air mata.
-
Apa tuntutan mahasiswa saat itu? Lahirlah apa yang dinamakan TRITURA. Tritura atau Tri Tuntutan Rakyat 1. Bubarkan PKI dan ormas-ormasnya 2. Rombak Kabinet Dwikora 3. Turunkan Harga-Harga
-
Kenapa pelaku menikam mahasiswa? 'Motifnya, pelaku merasa ditipu dan sakit hati kepada korban,' ungkapnya.
-
Siapa yang memprotes kejadian tersebut? Diketahui, terekam video yang beredar di media sosial salah satu pendukung mengacungkan tiga jari saat debat capres berlangsung. Hal tersebut pun menuai protes dari pihak 02 yakni Grace Natalie.
-
Apa yang DPR minta KPK usut? 'Komisi III mendukung penuh KPK untuk segera membongkar indikasi ini. Karena kalau sampai benar, berarti selama ini ada pihak yang secara sengaja merintangi dan menghambat agenda pemberantasan korupsi.'
-
Apa yang diminta oleh massa demo? Dalam aksinya, mereka mendesak DPR dan pemerintah untuk segera mengesahkan Revisi UU No. 6 Tahun 2014 tentang Desa.
-
Bagaimana polisi menanggapi demo buruh? Polisi saat ini sudah melakukan rekayasa lalu lintas. Adapun, exit tol Cikarang dialihkan ke exit tol lain seperti Bekasi Barat maupun Cibitung.
Tembakan gas air mata itu memukul mundur lebih dari seribu mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi dari depan Gedung DPRD Sumut. Para pengunjuk rasa ini kemudian terpencar ke sejumlah arah. Sebagian mundur ke Jalan Imam Bonjol, ke arah Jalan Kejaksaan, sebagian bertahan ke depan Kantor Kodim 0201/BS, Jalan Pengadilan.
Pasukan kepolisian bertameng sempat mengejar hingga depan Gedung Pengadilan Negeri (PN) Medan. Namun mereka mundur setelah mahasiswa mendapat pengawalan dari personel TNI.
Sejumlah mahasiswa terlihat pingsan akibat gas air mata. Ada yang dibopong ke Masjid PN Medan. Ada pula yang dibawa ke kantor Kodim 0201/BS.
Hingga saat ini massa masih terkonsentrasi di sejumlah titik. Sebagian terkumpul di depan kantor Kodim. Sementara petugas kepolisian terlihat mengamankan sejumlah pengunjuk rasa.
Jangan Lewatkan:
Ikuti Polling Bagaimana Pendapat Anda soal RUU KUHP? Klik di Sini!
(mdk/ray)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Aksi tersebut berujung ricuh setelah mahasiswa yang ingin masuk kedalam gedung DPRD dipukul mundur polisi.
Baca SelengkapnyaMereka coba kembali mendekati gedung DPRD sambil melempar botol, kayu dan batu.
Baca SelengkapnyaPolisi dan mahasiswa saling halau. Mahasiswa yang mundur ke depan kampung Universitas Diponegoro menghalau polisi kembali ke Gedung DPRD Jawa Tengah.
Baca SelengkapnyaKoordinator aksi demo kamisan Semarang, Iqbal Alam merinci total 26 orang luka-luka dan 16 diantaranya harus dilakukan ke rumah sakit.
Baca SelengkapnyaKehadiran mereka disambut sejumlah mahasiswa yang masih bertahan di sekitar gedung DPR/MPR.
Baca SelengkapnyaSetelah merobohkan pintu pagar Gerbang Pancasila, pendemo berkumpul dengan penjagaan ketat dari pihak kepolisian.
Baca SelengkapnyaKorban merupakan mahasiswa baru asal Fakultas Kehutanan Untad.
Baca SelengkapnyaDemonstran kini sudah sampai menutup Tol Dalam Kota tepat di depan gedung DPR, Kamis (22/8) sore.
Baca SelengkapnyaHingga malam hari, massa demonstran tolak Revisi UU Pilkada masih bertahan di depan Gedung DPR.
Baca SelengkapnyaMassa pendemo yang murka nekat merobohkan tembok dan pagar Gedung DPR saat berunjuk rasa menolak revisi UU Pilkada.
Baca SelengkapnyaSpontan anggota yang lain langsung melindunginya dengan tameng plastik dan diarahkan menjauh dari lokasi.
Baca SelengkapnyaPolisi menembakkan gas air mata untuk membubarkan massa. Tak berselang lama, satu unit pete-pete terbakar tepat di depan halte Unibos Makassar.
Baca Selengkapnya