Mahasiswa Pascasarjana di Surabaya Sebar Video dan Foto Porno 6 Mantan Pacar

Merdeka.com - Hanya demi hasrat seksualnya, seorang mahasiswa pascasarjana di salah satu kampus negeri ternama di Surabaya, M Yusuf Arifin sebar video porno enam mantan pacarnya ke situs dewasa.

Karena ulahnya itu, petugas Subdirektorat Cyber Crime Polda Jawa Timur yang melakukan patroli dunia maya beberapa pekan terakhir, terpaksa harus mengamankan pemuda asal Gresik tersebut.

"Tersangka ini meng-upload foto dan video telanjang mantan pacarnya di situs dewasa disertai ancaman," kata Kabid Humas Polda Jawa Timur, Kombes Pol Frans Barung Mangera, Kamis (6/12).

Di tempat sama, Wadir Reskrimsus Polda Jawa Timur, AKBP Arman Asmara menambahkan, bahwa tersangka sebar video porno mantan pacar di web bikinannya sendiri. "Kami menemukan sebuah situs dewasa berkonten porno bikinan tersangka, MYA (Yusuf) ini," ungkap Arman.

Web itu, lanjutnya, dibuat tersangka dengan akun anonim sejak 2013 lalu. "Tapi kami ketahui bahwa (akun anonim) itu adalah tersangka ini (Yusuf)," katanya.

"Situs buatan tersangka ini lumayan terkenal di kalangan para peselancar konten dewasa."

Dari penelusuran pihaknya, mantan Kapolres Probolinggo ini mencatat, sedikitnya ada enam perempuan muda yang jadi korban. Video bugil mantan pacar disebar ke situs porno.

"Tersangka mendapatkan video telanjang para korban ini dengan cara memacarinya, setelah lama diajak video call dan disimpan," ungkap Arman.

Setelah video call pertama disimpan, masih terang Arman, tersangka meminta korban-korbannya agar berganti gaya bugil diserta ancaman. Jika menolak, video porno korban akan disebar di media sosial.

"Korban tak berkutik dan menurut saja. Tapi ternyata tersangka tetap mengunggah video tersebut melalui situs dewasa," terangnya.

Sementara tersangka mengaku, bahwa dia nekat sebar video porno hanya untuk memuaskan hasrat seksualnya. Bukan atas dasar mencari keuntungan materi.

"Saya tidak pernah memeras. Juga tidak mencari keuntungan melalui situs yang saya buat," dalih tersangka penyebaran video porno kepada penyidik.