Mahasiswa tantang Polda Aceh bongkar kasus ijazah palsu
Merdeka.com - Belasan mahasiswa yang tergabung dalam Gerakan Mahasiswa Peduli Penegak Hukum (GMPPH) menggelar aksi di depan Mapolda Aceh, Selasa (16/6). Pada aksi itu, mahasiswa menantang Polda Aceh untuk membedah kasus ijazah palsu yang diduga melibatkan pejabat di Aceh.
Selain berorasi, peserta aksi juga membawa sejumlah poster dan spanduk meminta penegakan hukum tidak boleh tebang pilih. Seperti tertulis dibeberapa poster 'Tuntaskan segera, persoalan ijazah palsu.'
Mahasiswa meminta Kapolda langsung untuk menemui mereka untuk membicarakan persoalan ijazah palsu dan sejumlah persoalan keamanan di Aceh. Sehingga penegakan hukum bisa tuntaskan dan tidak ada yang kebal dari hukum.
-
Apa tuntutan utama aksi demo? Reza Rahadian ikut turun ke jalan dan berorasi di depan gedung DPR RI untuk menolak RUU Pilkada dan mendukung putusan Mahkamah Konstitusi.
-
Apa tujuan warga demo? Dilansir dari akun Instagram @merapi_uncover, mereka mengadakan arak-arakan itu dengan tujuan 'Mberot Jalan Rusak' di sepanjang Jalan Godean.
-
Apa yang diminta oleh massa demo? Dalam aksinya, mereka mendesak DPR dan pemerintah untuk segera mengesahkan Revisi UU No. 6 Tahun 2014 tentang Desa.
-
Apa tuntutan mahasiswa saat itu? Lahirlah apa yang dinamakan TRITURA. Tritura atau Tri Tuntutan Rakyat 1. Bubarkan PKI dan ormas-ormasnya 2. Rombak Kabinet Dwikora 3. Turunkan Harga-Harga
-
Apa modus ratusan pelajar tersebut? Ratusan pelajar itu diamankan di empat lokasi di Jakarta Pusat pada Selasa (2/4) sore. 'Hari ini kita mengamankan remaja yang konvoi berdalih berbagi takjil yang selalu membuat kerusuhan dan keonaran di jalan raya, sehingga membahayakan pengguna jalan maupun warga sekitar karena sering menutup jalan sambil teriak-teriak menyalakan petasan,' kata Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Pol Susatyo Purnomo Condro dalam keterangan tertulis.
-
Siapa saja yang ikut demo? Aksi demo kali ini sangat besar, melibatkan tidak hanya mahasiswa tetapi juga para komika seperti Arie Kriting dan Mamat Alkatiri yang ikut turun berdemo.
Setelah melakukan orasi secara bergantian di depan pintu gerbang kantor Polda Aceh di Lamprit, Banda Aceh, mahasiswa kemudian diberitahukan bahwa Kapolda, Irjend Pol Husen Hamidi tidak berada di kantor.
Bahkan salah seorang perwakilan dari pihak Polda Aceh menunjukkan ke arah parkir mobil tidak terdapat mobil Kapolda. Kapolda diberitahukan sedang berada bersama Gubernur Aceh di Pendopo tengah mengikuti rapat.
"Kami ke sini sebagai mahasiswa untuk mengontrol tentang peredaran ijazah palsu yang sangat meresahkan, kami capek kuliah dengan menghabiskan banyak biaya, mereka yang berijazah palsu enak saja dengan membayar Rp 15 juta bisa dapat selembar ijazah sarjana," kata Koordinator Aksi, Fajar Siddiq, Selasa (16/6).
Oleh karena itu, Fajar menantang pihak Polda Aceh untuk duduk bersama mereka membahas dan membedah kasus ijazah palsu. Mahasiswa menilai ada banyak pejabat dan Pegawai Negeri Sipil (PNS) juga menggunakan ijazah palsu.
"Kami bahkan menduga Bupati Pidie Jaya juga menggunakan ijazah palsu, jadi kami meminta polisi ungkap itu agar tidak menimbulkan fitnah, tidak boleh ada yang kebal dari hukum," ungkapnya.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, Polda Aceh berkomitmen untuk menuntaskan kasus peredaran ijazah palsu. Bahkan Kapolda Aceh, Irjend Pol Husen Hamidi dalam sebuah konferensi di Mapolda akan memburu pemilik ijazah palsu tersebut.
"Kita sedang melakukan pendalaman. Bila alamat pemilik ijazah palsu itu kita temukan, kita akan panggil mereka semua. Bila terbukti akan kita pidanakan," kata Husen Hamidi, di Mapolda Aceh beberapa waktu lalu.
Barang bukti telah disita oleh pihak kepolisian dari tangan tersangka telah ditahan sebanyak 118 arsip ijazah palsu. Di antaranya 37 lembar ijazah Fakultas Hukum, 81 lembar ijazah Fakultas Ekonomi, dan satu lembar ijazah Teknik Sipil. Semuanya dibuat dengan mencatut nama Universitas Syiah Kuala.
Selain itu polisi juga telah menangkap tersangka yaitu berinisial AZ (52 tahun). Dia bertugas sebagai penerima pesanan atau pemasaran. Kemudian SY (35 tahun), selaku orang yang mencetak dan dia memang bekerja di salah satu percetakan di Banda Aceh. Kemudian LF bertugas merombak transkrip nilai bersama dengan AM. (mdk/hhw)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Mahasiswa merusak baliho dan spanduk kampanye itu karena kecewa caleg hanya menebar janji palsu setiap 5 tahun sekali, tepatnya menjelang pemilu.
Baca SelengkapnyaAksi ini digelar sebagai bentuk demokrasi untuk melawan Politik Dinasti serta menolak Pelanggaran HAM.
Baca SelengkapnyaMahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Jaga Demokrasi menolak Politik Dinasti dan Pelanggaran HAM di halaman Kampus Institut Senin Indonesia (ISI) Yogyakarta.
Baca SelengkapnyaKoalisi Mahasiswa Nasional Indonesia menggelar aksi unjuk rasa di Kawasan Patung Kuda.
Baca SelengkapnyaMahasiswa menolak praktik politik dinasti dan mengkritisi putusan MK terkait batas usia capres dan cawapres.
Baca SelengkapnyaMereka meneriakkan yel-yel meminta Presiden Joko Widodo alias Jokowi untuk mundur dari jabatannya dan segera pulang ke kampung halaman Solo.
Baca SelengkapnyaSatlantas Polresta Pekanbaru menggelar sosialisasi di Institut Bisnis dan Teknologi Pelita Indonesia.
Baca SelengkapnyaNamun dalam perjalanan dicegah sejumlah aparat kepolisian, dan aksi pun dilakukan berjarak sekira 200 meter dari Markas Polda Banten.
Baca SelengkapnyaMereka mendesak KPU untuk bekerja secara profesional serta bersikap adil dan netral dalam pelaksanaan Pemilu 2024 pada 14 Februari besok.
Baca SelengkapnyaAliansi Mahasiswa Provinsi Banten (AMPB) menggelar mimbar rakyat di kampus Universitas Yuppentek Indonesia, Tangerang, Banten, Kamis (21/12/2023).
Baca SelengkapnyaDalam aksinya mereka menuntut stop praktik-praktik KKN dan Pemilu Curang pada Pemilu 2024 mendatang.
Baca SelengkapnyaPara mahasiswa di Ibu kota tersebut menyatakan siap adu argumentasi dengan Prabowo
Baca Selengkapnya