Mahasiswa UB Malang bina penderita tuna grahita budidaya lele hingga tanam sayur
Merdeka.com - Mahasiswa Universitas Brawijaya (UB) Malang membina kampung idiot Ponorogo lewat terobosan program Invest (Integrated Vermicultivation and Aquaponik Trickle Gravel System For Independent Village). Lima mahasiswa Fakultas Teknologi Pertanian (FTP) melakukan inovasi dan terobosan membina para penderita tuna grahita atau down syndrom melalui program kreativitas mahasiswa bidang pengabdian masyarakat (PKM-M).
Kelima mahasiswa tersebut di antaranya Ramadhana Alyauma Fatihah (FTP-2015), Satriyo Pandunusawan (FTP-2014), Bima Aria Pradana (FTP-2014), Lia Tri Agustin (FTP-2016) dan Orwela Arum Surtanti (FTP-2016) di bawah bimbingan Dewi Maya Maharani. Konsep tersebut memadukan tiga program yaitu budidaya lele, sayur dan cacing yang saling terintegrasi membentuk kegiatan berbasis zero waste.
"Invest adalah konsep pengembangan kampung idiot menjadi desa mandiri pangan berbasis zero waste. Konsep tersebut sebagai langkah pemberdayaan masyarakat Desa Karangpatihan khususnya kepada 30 penderita tuna grahita atau down syndrom di Ponorogo," kata Satriyo di Universitas Brawijaya Malang, Senin (25/6).
-
Siapa yang terlibat dalam upaya Kementan meningkatkan produksi padi dan jagung? Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman (Mentan Amran), mengajak semua pihak mulai dari pemerintah pusat hingga daerah untuk fokus melakukan upaya peningkatan produksi pangan melalui pemanfaatan lahan rawa baik pasang surut maupun lahan tadah hujan atau non irigasi di sejumlah daerah.
-
Siapa yang terlibat di program Banyuwangi? 'Proyek ini diharapakan bisa menciptakan solusi baru pengurangan plastik sekali pakai melalui perubahan pada hulu hingga hilir. Mulai produsen, pengecer, masyarakat, dan pemangku kepentingan lainnya,' kata Professor Jobling.
-
Siapa yang mendukung program ini? 'Program ini juga dianjurkan oleh lembaga internasional sekelas WFP, yang berarti program ini berbasis sains, bukan akal-akalan atau gimik,' kata juru bicara calon wakil presiden Gibran Rakabuming Raka, Emil Elestianto Dardak.
-
Bagaimana cara Dinas Pertanian di Banyumas memastikan ketersediaan pangan? Ia optimistis ketersediaan pangan di Banyumas masih mencukupi kebutuhan karena produksi padi di kabupaten pada tahun 2022 mencapai 374 ribu ton gabah kering giling (GKG) atau setara dengan 240 ribu ton beras atau masih surplus sekitar 40 ribu ton beras.
-
Bagaimana Pemkot membantu para petani? Pemerintah melalui PPL (Penyuluh Pertanian Lapangan), membantu mulai dari media tanam, bibit, pupuk, hingga instalasi hidroponik.
-
Apa program Kementan yang membantu petani di Sukabumi? Program Kementerian Pertanian saat ini menggalakan salah satunya program pompanisasi, program ini bertujuan untuk menyediakan air hingga ke lahan sehingga dapat mewujudkan Perluasan Areal Tanam (PAT).
"Kami merangkul para penderita tuna grahita ini untuk menjalankan suatu sistem aquaponik budidaya lele dan sawi guna menghasilkan produk organik yang baik bagi kesehatan," sambungnya.
Sementara itu slury (sampah) yang diperoleh dari limbah aquaponik dimanfaatkan sebagai media hidup dari cacing Lumbricus rubellus atau cacing tanah yang biasa digunakan dalam industri farmasi dan kosmetik. Sistem tersebut relatif mudah dan sederhana sehingga dapat dijalankan bagi para penderita tuna grahita.
Produk organik dan olahan program tersebut juga mempunyai nilai ekonomi tinggi sehingga dapat memberikan manfaat yang besar sebagai langkah pemulihan serta sekaligus berpeluang memutus mata rantai Tuna Grahita di Desa Karangpatihan.
Santriyo menjelaskan, Kabupaten Ponorogo merupakan wilayah dengan penyebaran penderita tuna grahita terbesar di Indonesia. Penyebaran tersebut terpusat di satu titik yaitu Desa Karangpatihan, Kecamatan Balong yang memiliki lebih dari 30 penderita tuna grahita. Desa Karangpatihan ini kemudian dikenal dengan julukan sebagai kampung idiot.
Desa Karangpatihan juga memiliki tingkat perekonomian dan pendidikan yang masih rendah. Kondisi tersebut juga turut menyebabkan kemampuan penyediaan pangan dan gizi bagi masyarakat menjadi sangat kecil. Faktor penting inilah diduga menjadi sumber terus lahirnya mata rantai tuna grahita di Desa Karangpatihan.
Meski di sisi lain, Kabupaten Ponorogo memiliki potensi pertanian, peternakan dan perkebunan yang bisa dikembangkan.
Mahasiswa UB Malang bina penderita tuna grahita ©2018 Merdeka.com/Darmadi Sasongko
Program ini telah mendapat dukungan dari berbagai pihak seperti Dinas Pertanian dan Perikanan, Badan Pertanian Kehutanan, Dinas Sosial Kabupaten Ponorogo, selain juga dari sebuah Industri Budidaya Pengolahan Cacing Lumbricus Rubellus dan tentunya dari Universitas Brawijaya.
Kata Santriyo, program tersebut diharapkan mendorong masyarakat mempunyai kemampuan mewujudkan ketahanan pangan dan gizi dengan memanfaatkan sumberdaya setempat secara berkelanjutan.
"Diharapkan program ini juga secara tidak langsung mampu meningkatkan kesejahteraan dan tingkat ekonomi masyarakat tuna grahita," pungkasnya.
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
BRI memberikan berbagai bantuan fasilitas dan infrastruktur Urban Farming bagi Kelompok Dasawisma Pisang.
Baca SelengkapnyaBerbagai jenis produk pun dihasilkan, mulai dari keripik bayam brazil, minuman rosella dan kembang telang yang juga hasil tanam sendiri.
Baca SelengkapnyaSandiaga menyasar warga dan juga sekaligus merangkul lansia untuk budidaya lele.
Baca SelengkapnyaSebelum menjalankan program ini tentu dilakukan pemetaan lapangan, sehingga program yang dijalankan benar-benar tepat sasaran.
Baca SelengkapnyaKepolisian memberikan sosialisasi dan pendampingan kepada para petani, untuk mendukung program pemerintah dalam mewujudkan swasembada pangan.
Baca SelengkapnyaDi lahan berukuran 10x30 meter di Tuminting Lingkungan IV tersebut, masyarakat membudidayakan tanaman hortikultura.
Baca SelengkapnyaSiapa sangka rumput laut dapat menjadi sebuah bagian dari kisah yang besar bagi Dusun Semaya, Desa Suana, Nusa Penida, Bali sejak tahun 2012.
Baca SelengkapnyaIKN akan memberikan dampak ekonomi bagi Kalimantan, terutama Kalimantan Utara dan Kalimantan Selatan.
Baca SelengkapnyaUGM berupaya mengembalikan kejayaan rempah Maluku dengan serangkaian proyek penelitian. Proyek ini bekerja sama dengan Pemda Halmahera Utara.
Baca SelengkapnyaMetode penanaman yang dilakukan cukup variatif, yaitu dengan Hidroponik dan Aquaponik.
Baca SelengkapnyaTak sekedar memproduksi madu lanceng, Sugeng juga berupaya mencegah krisis iklim lewat gerakan menanam di rumah bersama 30 warga di Gunungkidul.
Baca SelengkapnyaProgam ini dirancang untuk memberdayakan keterlibatan perempuan dalam aktivitas pertanian, baik dalam aspek on-farm maupun off-farm.
Baca Selengkapnya