Mahasiswa UNS kembangkan desa wisata dengan gerakan vertical garden
Merdeka.com - Banyak cara dilakukan masyarakat untuk mengembangkan wisata di daerahnya. Tak harus dengan biaya mahal, namun cukup dengan berinovasi untuk menciptakan sesuatu yang baru.
Seperti yang dilakukan mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, belum lama ini. Mereka meresmikan vertical garden dan sosialisasi pembuatan vertical garden kepada warga Dukuh Selo, Desa Pojok, Kecamatan Tawang Sari, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah.
Anggota kelompok tim program kreativitas mahasiswa (PKM) pengabdian masyarakat yang terdiri Aditya menerangkan, vertical garden adalah pembuatan taman dengan memanfaatkan bidang vertikal. Para mahasiswa memanfaatkan limbah botol plastik agar menambah nilai guna dan estetika.
-
Apa yang dibuat mahasiswa UGM dari sampah plastik? Dalam pemberdayaan itu, mereka menciptakan inovasi berupa produk meja dan kursi yang terbuat dari sampah plastik.
-
Siapa yang terlibat dalam program kreativitas mahasiswa UGM ini? Mereka adalah Nadira Titania Efemy (Fisika), Hanif Kudusuhada (Fisika), Evandra Afif Naufal (Fisika), Muhammad Isma Maqoli Ula (Teknik Industri), dan Calviendra Reiky Laksana (Teknik Sipil).
-
Kenapa program kreativitas mahasiswa UGM ini dilakukan? Program ini sangat memberikan dampak positif bagi kami. Sebelumnya kami hanya membakar sampah plastik agar tidak terjadi penimbunan. Tapi cara ini juga menyebabkan polusi udara dan gangguan pernapasan. Kami berharap program ini dapat terus berkembang. Tak hanya di desa kami, tetapi juga di desa-desa lainnya,'
-
Apa fungsi kontainer kayu dalam desain taman vertikal? Kontainer kayu memberikan kesan alami pada taman vertikal, baik untuk area depan rumah atau balkon.
-
Di mana bisa meletakkan taman vertikal dari kaleng bekas? Kaleng bekas dapat ditempatkan di area indoor maupun outdoor
-
Kenapa mahasiswa tersebut membuat briket? Agar termanfaatkan dengan baik, ketiga mahasiswa Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Bogor itu lantas mengolahnya menjadi briket. Ini sekaligus memanfaatkan peluang karena bahan bakar ramah lingkungan seperti briket tengah memiliki nilai jual ekonomi tinggi di pasaran.
"Pemilihan vertikal garden ini didasari melimpahnya sampah botol bekas yang telah terkumpul pada bank sampah," ujar Aditya, Selasa (3/7).
Aditya mengatakan, berdasarkan basis program yaitu agrowisata, inovasi vertical garden menjadi solusi akan ketersediaan lahan pada Pertanian. Sekaligus untuk menunjang pembangunan rintisan desa wisata di Dukuh Selo, Desa Pojok, Kecamatan Tawangsari, Sukoharjo.
Program Vertical Garden, lanjut dia, dilaksanakan selama 5 bulan dan bekerja sama dengan Komunitas Selo Beraksi dan Bank Sampah. Beberapa kegiatan di antaranya pengenalan atau sosialisasi vertical garden dengan bantuan dosen dan praktisi dari UNS serta pembuatan vertical garden bersama masyarakat. Masyarakat antusias dan berpartisipasi aktif dalam menjalankan program.
PKM pengabdian masyarakat yang terdiri Aditya, Diana Nur Hafifah, Tinon Yudiana, Sani Kamil Baldan, Vera Febriana Umiati dengan Pembina Rysca Indreswari. Diharapkan dengan adanya program tersebut, dapat memberikan dampak perubahan perilaku dan perubahan lingkungan.
"Masyarakat yang awalnya hanya mengumpulkan botol bekas di bank sampah dan kemudian dijual, dengan adanya program ini botol bekas tidak hanya langsung dijual tetapi dapat ditingkatkan nilai guna dan estetisnya menjadi pot vertical garden," "jelasnya.
Lebih lanjut dia menyampaikan, vertical garden berdampak positif ke lingkungan karena fungsi tanaman sebagai suplai oksigen bagi lingkungan. Dengan sedikit sentuhan kreativitas pot dari botol bekas yang berisi tanaman dapat juga dijual sehingga dapat menambah pendapatan masyarakat.
Dalam sosialisasi tersebut hadir sekitar 20 orang warga. Kegiatan ini merupakan serangkaian acara program kreativitas mahasiswa (PKM) pengabdian masyarakat yang didanai oleh Kementrian Riset dan Teknologi Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) tahun 2018.
Kepala Desa Pojok Tukiman menyambut baik kerja sama dari UNS. Ia menilai program tersebut semakin menambah kreasi dari konsep desa wisata kreatif yang tengah digarapnya dengan masyarakat, dan juga dapat menambah penghasilan bagi masyarakat.
Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Sukoharjo yang diwakili oleh Walyudin sangat mengapresiasi kegiatan vertical garden yang dilaksanakan di Dukuh Selo.
"Ke depan dari dinas akan mendampingi kegiatan ini agar program vertikal garden ini dapat berkelanjutan. Rencananya, vertical garden ini tidak hanya dimanfaatkan estetikanya saja namun diharapkan bisa memberikan tambahan penghasilan bagi masyarakat sekitar yang nantinya tanaman akan dipasarkan dengan mengkombinasikan tali makrame dan tanaman hias, sehingga menjadi produk yang memiliki nilai jual tinggi," pungkas dia.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Selain sampah plastik, bahan-bahan yang perlu disiapkan untuk membuat inovasi itu antara lain semen, pasir, dan oli.
Baca SelengkapnyaBeberapa produk yang dihasilkan rupanya memiliki nilai ekonomi yang tinggi, seperti jam dinding hingga mainan wayang plastik.
Baca SelengkapnyaSekelompok warga Kecamatan Pesanggrahan, Jakarta Selatan mengikuti pelatihan pembuatan kursi dari bahan limbah botol plastik.
Baca SelengkapnyaBerawal dari materi Go Green Pertamina UMK Academy, Prasetyo merintis program pemanfaatan limbah kain dari Jamajama Project.
Baca SelengkapnyaPetugas UPS Badan Air Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta Kecamatan Jatinegara menjual ondel-ondel mini dari galon bekas ini seharga Rp50 ribu per buah.
Baca SelengkapnyaMahasiswa yang sedang menjalani program KKN berhasil menemukan sebuah air terjun tersembunyi yang berpotensi menjadi destinasi wisata baru.
Baca SelengkapnyaPenanaman padi di atas air ini terinspirasi dari pertanian apung di China.
Baca SelengkapnyaHal ini selaras untuk mendukung pemerintah dalam upaya menangani perubahan iklim.
Baca SelengkapnyaSampah galon air mineral kini menambah rentetan masalah limbah plastik. Jika tak dikelola dengan benar atau didaur ulang, galon air mineral akan menjadi limbah sampah plastik yang mencemari bumi.
Baca SelengkapnyaPlangisasi atau pemasangan plang biasanya menjadi salah satu program KKN mahasiswa di desa-desa.
Baca SelengkapnyaPara pelaku UMKM BRI Yogyakarta ini menebarkan kelezatan serta kebaikan dari produknya bagi lingkungan sekitar.
Baca SelengkapnyaDosen UGM mengolah sampah sisa makanan menjadi pupuk. Teknologi dan alat yang digunakan pun sangat sederhana.
Baca Selengkapnya