Mahasiswa UNS Solo ciptakan sepeda listrik
Merdeka.com - Electric Two wheeled Vehicle (ETV) yakni sepeda yang memanfaatkan energy listrik sebagai sumber energy berhasil diciptakan oleh sejumlah mahasiswa program Diploma 3 Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta.
Indra Nugroho, sang pencipta, mengatakan bahwa ETV merupakan tugas akhir untuk menyelesaikan studinya di program studi Diploma III Fakultas Teknik UNS.
"Kami mencipta bersama tiga rekan, yakni Muhammad Nur Hidayat, Puji Suyudi dan Singgi Yohan. Kebetulan memang sebagai tugas akhir bersama," ungkap Indra Nugroho didampingi tiga rekannya saat bertemu wartawan di Rektorat UNS, Solo, Jawa Tengah, Jumat (28/9).
-
Kenapa belajar diibaratkan seperti bersepeda? Hidup itu seperti bersepeda. Jika ingin menjaga keseimbanganmu, kamu harus terus bergerak maju.
-
Kata bijak lucu apa yang menggambarkan kehidupan seperti sepeda? Hidup itu seperti sepeda. Harus terus dikayuh agar tidak jatuh.
-
Kenapa mereka memilih bersepeda? Sepeda dipilih sebagai alat transportasi karena mereka tak mau menunggu lama berangkat haji sesuai jadwal yang ditetapkan pemerintah.
-
Gimana sepeda bikin tinggi? Saat bersepeda, kita menggunakan otot-otot kaki untuk mengayuh pedal sepeda, yang dapat membantu memperkuat tulang kaki. Tulang kaki adalah salah satu bagian tubuh yang paling banyak menyumbang tinggi badan kita.
-
Bagaimana sepeda menjadi populer di Indonesia? Secara perlahan, bersepeda menjadi hobi baru warga dunia, termasuk Hindia Belanda (Indonesia saat dijajah Belanda).
-
Bagaimana kecelakaan sepeda itu terjadi? Pengendara motor trail itu bersenggolan dengan pesepeda yang paling depan dan mengakibatkan tiga orang jatuh. Sedangkan pengendara motor tersebut lantas langsung tancap gas.
Sepeda ETV wujudnya tidak seperti sepeda pada umumnya yang memiliki roda bagian depan dan belakang. Tetapi rodanya justru di samping kanan kirinya.
"Dimensinya memang tergolong besar. Selain memiliki tinggi sekitar 1,5 meter, juga lebar, yakni 1,3 meter," jelasnya.
Sepeda ETV karya keempat mahasiswa D3 tersebut, memiliki kabin tunggal dapat berputar 180 derajat. "Demi keamanan, pengendara diberi harness sebagai pengaman, sehingga pengendara tidak mungkin jatuh atau terbentur," ujarnya.
ETV menggunakan baterai Lithium 36 Volt 17 Ampere sehingga mampu melaju dengan kecepatan maksimal 20 kilometer/jam. Sekali pengisian penuh baterai, ETV bisa bertahan selama 2-4 jam pemakaian.
Untuk membuat sepeda ETV, menurut Indra, telah menghabiskan biaya sekitar Rp. 11 juta. "Kami berempat masing-masing patungan Rp. 1 juta, dan sisanya dibantu dana dari pembimbing," ujar Indra lagi. (mdk/ren)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Motor listrik ini dapat mengeluarkan output daya maksimal yang lebih bertenaga
Baca SelengkapnyaMotor paling aneh yang tak pernah kalian lihat di jalanan
Baca SelengkapnyaGanjar Pamerkan becak listrik, inovasi anak bangsa.
Baca SelengkapnyaHyundai memperkenalkan inovasi terbaru yang disebut: Universal Wheel Drive. Sistem penggerak roda bagi mobil listrik masa depan.
Baca SelengkapnyaBaru-baru ini siswa dari MAN 2 Bandar Lampung menyulap motor vespa 2 tak menggunakan tenaga listrik.
Baca SelengkapnyaDari 1.000 unit motor listrik yang diproduksi, 250 di antaranya sudah terjual
Baca SelengkapnyaHasil modifikasinya bikin geleng-geleng dan sulit diterima secara logika.
Baca SelengkapnyaSaat ini, motor listrik semakin digemari dan berkembang di pasar Indonesia, terutama di daerah perkotaan. Berikut sejarah perjalanannya.
Baca SelengkapnyaMahasiswa Teknik Mesin Universitas Negeri Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta), Serang Banten mengenalkan mobil hemat energi karya mereka
Baca Selengkapnya