Mahasiswi Jadi Muncikari Online, Dibayar Pakai Senang-Senang & Dugem
Merdeka.com - Polisi membongkar prostitusi online di Samarinda, melalui pesan WhatsApp Messenger. Muncikari, GD (28), seorang mahasiswi di Samarinda jadi tersangka. Tarif yang ditawarkan Rp 1 juta sekali kencan, belum termasuk sewa hotel.
Kasus itu terbongkar Jumat (11/1) lalu, saat beredar informasi di pesan WhatsApp, ada wanita yang menjajakan wanita bisa diajak ngamar.
"Tim kami menyamar transaksi, dan komunikasi dengan wanita yang jadi muncikari. Begitu ketemu, kita amankan muncikari itu di salah satu hotel di Samarinda," kata Kasat Reskrim Polresta Samarinda, Kompol Sudarsono, ditemui merdeka.com di kantornya, Minggu (13/1).
-
Siapa pelaku pembunuhan PSK online? Kepala Polres Cirebon Kota AKBP Muhammad Rano Hadiyanto menjelaskan dalam kurun waktu tiga jam setelah kejadian, pelaku berinisial C (30) ditangkap karena terbukti menganiaya korban A (21) hingga meninggal dunia.'Kami mendapatkan laporan terkait penemuan jasad korban pada pukul 15.30 WIB, Kamis kemarin. Tiga jam berselang pelaku yakni C berhasil kami tangkap,' kata Kapolres di Cirebon, dilansir Antara, Jumat (10/5).
-
Siapa yang sering melakukan pengemis online? Saat ini banyak konten kreator yang sering mengunggah video mengemis online di akun media sosialnya seperti Tiktok, Instagram, Short Youtube.
-
Siapa saja yang berpotensi jadi pelaku kekerasan seksual online? Pelaku seringkali membangun hubungan dengan anak-anak, biasanya dengan menyamar sebagai teman sebaya atau karakter yang mereka sukai, atau menggunakan pendekatan lain.
-
Siapa pelaku pemerkosaan? 'Kejadian ini berawal dari kejadian longsor di daerah Padalarang Bandung Barat. Kebetulan keluarga korban ini rumahnya terdampak sehingga mereka mengungsi ke kerabatnya (AR) untuk sementara,' ucap Kapolres Cimahi, AKBP Tri Suhartanto, Selasa (3/9).
-
Siapa yang diduga mencabuli santriwati? Seorang ustaz inisial FS (34 tahun) yang mengajar di salah satu dayah (pesantren) di Kabupaten Aceh Utara, Aceh, ditangkap polisi. Dia diduga mencabuli santriwatinya.
Muncikari itu jadi petunjuk. Dia kemudian menyebut ada 2 orang wanita temannya bisa diajak kencan, dengan tarif Rp 1 juta, belum termasuk tarif sewa kamar untuk kencan.
"Anggota kembali menyamar, dan menunggu di kamar hotel. Salah satu wanita yang ditawarkan, RD, usia 23 tahun, masuk ke dalam kamar. Hingga 15 menit di dalam, kami lakukan penggerebekan," ujar Sudarsono.
"Dari penggerebekan itu, kemudian kami kembangkan ke hotel lain, kembali kami amankan GA (22). Wanita muda, RD dan GA ini bukan mahasiswi, seharinya kerja swasta," tambahnya.
Dari keterangan muncikari GD, tidak mematok kedua temannya untuk berbagi hasil dari tarif masing-masing Rp 1 juta sekali kencan.
"Upah ke muncikari, bisa uang Rp 100 ribu-Rp 200 ribu. Bisa juga, cukup diajak senang-senang, dugem, makan-makan misalnya," ungkap Sudarsono.
Polisi terus menelusuri dugaan ada 3 orang wanita lainnya, yang jadi korban muncikari GD, yang berbisnis jasa esek-esek itu di 2017 lalu. Uang tunai Rp 1 juta masing-masing dari korban GA dan RD, ponsel tersangka dan tangkapan layar WhatsApp Messenger, jadi barang bukti polisi.
Muncikari GD, ditetapkan tersangka, dan kini meringkuk di penjara. "Kita kenakan pasal 2 UU RI No 21/2007 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang dan atau pasal 296 KUHP tentang Perzinahan," tutup Sudarsono.
(mdk/ian)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Para pelaku menjalani praktik prostitusi melalui aplikasi MiChat.
Baca SelengkapnyaTiga perempuan ditangkap karena terlibat prostitusi online di Kota Banda Aceh. Mereka diringkus polisi yang menyamar sebagai pria hidung belang.
Baca SelengkapnyaPelaku ditangkap polisi usai melakukan penggerebekan di salah satu hotel di Kota Batu.
Baca SelengkapnyaPara korban diperjualbelikan untuk melayani pria hidung belang melalui media sosial.
Baca SelengkapnyaPolisi membongkar praktik prostitusi online terhadap dua remaja di bawah umur.
Baca SelengkapnyaAIF menawarkan seorang mahasiswa yang juga sebagai selebgram di Kota Makassar inisial EDA.
Baca SelengkapnyaPelaku menawarkan prostitusi melalui Facebook dengan tarif beragam.
Baca SelengkapnyaDL berperan sebagai mucikari/mami dibantu RA sebagai operator menyediakan dua wanita UYN dan AF dengan tarif Rp500ribu sekali kencan.
Baca SelengkapnyaMuncikari memperkejakan jasa puluhan anak di bawah umur, ibu hamil hingga LGBT jadi tersangka.
Baca SelengkapnyaUntuk proses penjualan konten video pornografi, dipasang harga sebesar Rp150 ribu sampai Rp300 ribu.
Baca Selengkapnya"Korban ini diiming-imingi kalau mau jadi artis harus berhubungan dengan pelaku dan ketemu di hotel," kata Kasat Reskrim Polresta Banyumas Kompol Andryansyah.
Baca SelengkapnyaTim patroli cyber Polres Tulang Bawang melakukan penangkapan setelah mendeteksi aktivitas mencurigakan pada akun Instagram Hellen.
Baca Selengkapnya