Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Mahasiswi Unnes ini bikin kamus online bahas jawa berbasis android

Mahasiswi Unnes ini bikin kamus online bahas jawa berbasis android kamus Jawa online. ©2016 merdeka.com/parwito

Merdeka.com - Kurang minatnya kawula muda dalam mempopulerkan bahasa jawa, membuat gadis berhijab lulusan Universitas Negeri Semarang (Unnes) ini menciptakan aplikasi online kamus bahasa jawa berbasis android yang disebutnya sebagai Kamus Jawa Indonesia Elektronik (Kamus JIE) .

Kamus JIE ini, diciptakan oleh Kartini muda; Naring Dyah Rahmadani, gadis kelahiran Ponorogo, Jawa Timur 10 Maret 1993 yang merupakan anak ketiga sekaligus anak terakhir dari pasangan Daim Subekti dan Nanin Hariyani.

Naring menciptakan Kamus JIE ini sebagai tugas akhir atau skripsinya di bangku kuliah jurusan bahasa jawa di Universitas Negeri Semarang (Unnes) Kawasan Gunungpati, Kota Semarang, Jawa Tengah.

Hingga akhirnya, dengan skripsinya yang berjudul 'Pengembangan Kamus Umum Jawa Indonesia dan Indonesia-Jawa Berbasis Audio Lingual Pada Aplikasi Android', Naring berhasil lulus dan di wisuda dari bangku kuliahnya di bulan November 2015 yang lalu.

"Latar belakang saya kenapa saya sangat ingin membuat ini saya sangat prihatin melihat situasi anak-anak hingga remaja dan pemuda sekarang yang tidak mengetahui banyak tentang bahasa jawa. Baik bahasa jawa kromo inggil ataupun ngoko," ungkap Naring saat ditemu merdeka.com di Kampus Unnes Semarang, Kawasan Sekarang, Gunungpati, Kota Semarang, Kamis (21/4).

Untuk menciptakan Kamus JIE ini, sebagai mahasiswa bahasa Jawa, Naring banyak belajar melalui tutorial Youtube dan soal pembuatan aplikasi IT-nya bersama salah seorang teman saat kuliah di Unnes jurusan Fisika.

"Apalagi, rata-rata sekarang, anak muda dan remaja sekarang banyak menggunakan hanphone android sehingga dirinya ingin sekali mengalkulturasikan Kamus JIE-nya ini dengan aplikasi android," ujar wanita yang baru beberapa bulan menjadi guru bahasa jawa di SMK Negeri 2 Ponorogo, Jawa Timur ini.

Namun, sayangnya kondisi keluarga dan orang tuanya yang miskin dan pas-pasan menjadikan dirinya tidak mempunyai biaya untuk mensosialisasikan dan mendaftarkan karya pribadinya ini melalui internet. Termasuk, mematenkan hasil karyanya tersebut yang sampai saat ini disimpan secara pribadi.

"Harus ada akun google pribadi untuk bisa mengupload dan menyebarkan secara umum hasil karya saya. Tapi untuk tujuan itu semua belum ada dana untuk membeli," tukasnya.

Saat menyelesaikan Kamus JIE-nya pun, Naring saat-saat terakhir kuliah karena tidak mempunyai biaya ini harus memutuskan diri untuk tidak nge-kos lagi. Sebab, kedua orang tuanya yang tinggal di Ponorogo hanya bekerja sebagai tukang mengupas dan menggiling buah kelapa di rumahnya.

"Orang tua orang nggak ada dan nggak mampu. Saya waktu itu semester 6, tidak kuat dan bisa lagi membayar kos. Selesai semesteran april, saya putuskan keluar kos dan tidak bisa perpanjang kos lagi. Akhirnya mau tidak mau saya harus laju naik motor kalau bimbingan skripsi selama 8 bulan dari Ponorogo sampai ke Semarang. April sampai November saya akhirnya berhasil menciptakan Kamus JIE ini. Itu perjuangan dan kepuasan saya," tuturnya.

Saat ini, Kamus JIE yang Naring miliki secara pribadi ini hanya digunakanya untuk menjadi media belajar bagi siswa-siswanya di SMK Negeri 2 Ponorogo, Jawa Timur. Namun, Naring tidak keberatan jika ada masyarakat yang ingin menggunakan Kamus JIE yang dimilikinya.

"Masih secara pribadi saya simpan. Kalau ada masyarakat, pelajar, pemuda dan remaja yang mau memiliki bisa hubungi saya melalui email; nuringdyahrahmadani@gmail.com," terangnya.

Impian Naring saat ini adalah menambahkan 3 ribu kosa kata jawa yang sampai kini belum terpenuhi di dalam Kamus JIE tersebut. Termasuk dia akan memasukan ribuan bahasa jawa dan kalimat-kalimat bahasa jawa yang digunakan di dalam pentas pewayangan.

"Penambahan kosa kata iya. Mungkin sekarang belum hanya mimpi. Kalau bisa kosa kata yang ada di wayang. Ngoko dan kromo. Di wayang itu bahasa jawa kuno, bhs kawi dan sansekerta. Berarti kita lagi belajar pranoto coro yang dulunya seorang dalang. Saya akan eksplore dari beliau," tandasnya.

Karya Naringpun mendapat apresiasi dari Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang pada Rabu (20/4) kemarin menjadi menjadi pembicara di kuliah umum di Kampus Unnes Semarang. Secara khusus Naring diundang Ganjar untuk berdialog disela-sela kuliah umum di Dekanat Fakultas Bahasa, Kampus Unnes, Sekaran, Gunungpati, Kota Semarang.

"Sebenarnya untuk kamus bahasa jawa aplikasinya sudah ada. Tapi ini tadi yang kita sangat hargai adalah ini karya mahasiswa Unnes original. Si Naring tadi. Yang menarik adalah, dia mencoba membuat aplikasi ini lebih gampang, lebih mudah dan kemudian original. Meskipun tadi saya tanya kurang sekitar 3000 kata. Saya cari satu kata belum ada," ungkap Ganjar.

Ganjar mengapresiasi dan memuji semangat dan kreatifitas Naring dalam berjuang membuat Kamus JIE tersebut. Apalagi, dia dari keluarga yang pas-pasan. Namun, semangat dan perjuangan Naring sangat gigih.

"Tapi spirit inovasi yang dibuat oleh Naring tadi sangat luar biasa adalah sebuah prestasi yang harus kita hargai. Harapan kita Naring tidak akan berhenti disini. Mungkin dia bisa lebih inovatif lagi dengan membuat cerita-cerita berbahasa Jawa, tembang-tembang berbahasa Jawa, tidak hanya sekedar kamus," pungkas Ganjar.

(mdk/gil)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Keren, Sekumpulan Mahasiswa Buat Permainan Unik untuk Anak Desa di Jember Supaya Tak Main HP Terus
Keren, Sekumpulan Mahasiswa Buat Permainan Unik untuk Anak Desa di Jember Supaya Tak Main HP Terus

Sejumlah mahasiswa yang menjalani KKN di Desa Rambipuji, Kecamatan Rambipuji, Jember berinovasi menciptakan permainan atau game yang mengasah kepekaan.

Baca Selengkapnya
Mengenal Diva Bulan Permani Duta Lingkungan Jatim 2024, sejak Kecil Peka pada Kondisi Lingkungan Sekitar
Mengenal Diva Bulan Permani Duta Lingkungan Jatim 2024, sejak Kecil Peka pada Kondisi Lingkungan Sekitar

Ia selalu ingat petuah sang ayah bahwa segala sesuatu harus dipertanggungjawabkan.

Baca Selengkapnya
Anak Muda Disebut Rentan Alami Gangguan Kesehatan Mental, Ini Penjelasan Sosiolog UGM
Anak Muda Disebut Rentan Alami Gangguan Kesehatan Mental, Ini Penjelasan Sosiolog UGM

Kondisi kesehatan mental punya dampak yang signifikan terhadap perkembangan anak muda.

Baca Selengkapnya
Wanita Ini Jadi Lulusan Terbaik Unesa di Usia 77 Tahun, Raih Gelar Doktor dengan IPK 3,98
Wanita Ini Jadi Lulusan Terbaik Unesa di Usia 77 Tahun, Raih Gelar Doktor dengan IPK 3,98

Ia tercatat sebagai wisudawan Unesa periode 108 dengan IPK terbaik.

Baca Selengkapnya
Pria Ini Ungkap 20 Jam Banting Tulang jadi Ojol, Ternyata Demi Kejar Mimpi Adik Sendiri
Pria Ini Ungkap 20 Jam Banting Tulang jadi Ojol, Ternyata Demi Kejar Mimpi Adik Sendiri

Dia rela banting tulang 20 jam sehari agar sang adik dapat melanjutkan pendidikan.

Baca Selengkapnya
Viral Perjuangan Seorang Wanita dari Kecil Berjualan demi Bertahan Hidup, Dapat Beasiswa Kuliah hingga Punya Toko Baju Sendiri
Viral Perjuangan Seorang Wanita dari Kecil Berjualan demi Bertahan Hidup, Dapat Beasiswa Kuliah hingga Punya Toko Baju Sendiri

Kisah perjuangan seorang wanita dari kecil berjualan demi memenuhi kebutuhan hidup. Hingga kini telah sukses memiliki toko sendiri.

Baca Selengkapnya
Perubahan Cita-Cita Anak Indonesia dari Masa Lalu Hingga Sekarang
Perubahan Cita-Cita Anak Indonesia dari Masa Lalu Hingga Sekarang

Seiring perkembangan zaman, cita-cita dari anak Indonesia juga mengalami perubahan sejak masa awal kemerdekaan hingga sekarang.

Baca Selengkapnya
Ramai Akun Kaskus Fufufafa, Ini Sejarah dan Kata-kata yang Hits di Kaskus pada Jamannya
Ramai Akun Kaskus Fufufafa, Ini Sejarah dan Kata-kata yang Hits di Kaskus pada Jamannya

Belakangan platform Kaskus kembali menyita perhatian masyarakat setelah akun Fufufafa diduga menghina keluarga Prabowo Subianto. Yuk nostalgia mengenang Kaskus.

Baca Selengkapnya
Kisah Haru Callan Triyunanto, Mahasiswa Difabel Pertama yang Magang di Media Nasional Ternama dan Dirikan Kelas Bahasa Isyarat Gratis
Kisah Haru Callan Triyunanto, Mahasiswa Difabel Pertama yang Magang di Media Nasional Ternama dan Dirikan Kelas Bahasa Isyarat Gratis

Callan Rahmadyvi Triyunanto membuktikan bahwa keterbatasan fisik tak menghalanginya untuk meraih cita-cita.

Baca Selengkapnya