Mahathir Mohamad ajak Indonesia lawan kampanye hitam terhadap industri kelapa sawit
Merdeka.com - Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad mengajak Indonesia melawan kampanye hitam terhadap industri kelapa sawit yang kerap dilayangkan pihak asing khususnya dari negara-negara Eropa. Dia menjelaskan kampanye ini bisa merusak industri kelapa sawit.
"Kita perlu bersama melawan kampanye mereka yang mengatakan minyak kelapa sawit dibuat dari hutan-hutan yang ditebang pengusaha dan dengan itu dia malah berdampak buruk pada iklim. Itu tidak benar sama sekali," kata Mahathir di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Jumat (29/6).
Mahathir menjelaskan Malaysia pernah difitnah demi menambah produk kelapa sawit harus menebang hutan. Dia pun tidak akan tinggal diam terkait isu tersebut.
-
Kenapa kelapa sawit penting untuk perekonomian Indonesia? Kelapa sawit adalah salah satu komoditas yang penting untuk perekonomian Indonesia dan juga memiliki banyak kegunaan praktis dan kesehatan.
-
Siapa yang membawa kelapa sawit ke Indonesia? Tanaman ini dibawa oleh orang-orang Belanda ke Nusantara.
-
Dimana kelapa sawit pertama kali ditanam di Indonesia? Kelapa sawit pertama kali ditanam di Kebun Raya Bogor, pada tahun 1848 oleh orang Belanda yang datang ke Indonesia.
-
Siapa pengusaha kaya yang membangun pabrik kelapa sawit di Sumatera? Tahun 1991, Wilmar berhasil membangun pabrik pengolahan minyak sawit pertama sekaligus membeli kebun kelapa sawit seluas 7.000 hektare di Pulau Sumatra.
-
Apa itu Minyak Inti Sawit? Minyak inti sawit atau yang juga dikenal dengan sebutan palm kernel oil adalah minyak nabati yang diekstraksi dari biji (inti) buah kelapa sawit (Elaeis guineensis).
-
Apa yang dilakukan Belanda dengan kelapa sawit di Sumatra? Pada Masa kolonial Hindia Belanda, perkebunan kelapa sawit menjadi sebuah industri berskala besar dengan dibukanya perusahaan bernama Sungai Liput Cultuur Maatschappij oleh Adrien Hallet dan K. Schadt di Pantai Timur Sumatra, tepatnya di Deli pada 1911.
"Itu tidak benar sama sekali. Kita perlu ada kawasan luas untuk masyarakat dan untuk mendapat hasil yang lebih banyak dan tinggi dari kawasan luas di negara kita," papar Mahathir.
Mahathir menjelaskan seharusnya Indonesia dan Malaysia membutuhkan lahan yang lebih luas. Agar para petani kelapa sawit dapat menghasilkan produk yang lebih banyak.
"Tantangan yang mereka hadapi mungkin lebih pada sektor ekonomi dan keuangan daripada masalah lingkungan," ungkap Mahathir.
Hal tersebut juga diamini oleh Presiden Joko Widodo yang disampaikan oleh Menteri Luar Negeri Retno L.P. Marsudi. Dia menjelaskan selama ini Indonesia-Malaysia berjuang bersama terkait masalah sawit.
"Presiden juga menyampaikan mengenai crude palm oil [CPO], kan Indonesia dan Malaysia kalau dilihat dari produksinya lebih dari 80 persen. Sejauh ini kita bersama dengan Malaysia untuk berjuang bersama masalah sawit," papar Retno.
(mdk/dan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Mendag meminta dukungan serta do'a masyarakat agar dilancarkan dan bisa menang dalam gugatan ini.
Baca SelengkapnyaBahlil membahas terkait kepemimpinan hingga stategi hilirisasi menuju Indonesia Emas 2024.
Baca Selengkapnya"Ini juga menyangkut UMKM, karena mereka juga minta tekstil, kelapa sawit dan macam-macam untuk diekspor ke mereka," kata Luhut.
Baca SelengkapnyaPresiden memohon kepada Norwegia untuk memberi pemahaman dan persepsi yang tepat agar tidak terjadi diskriminasi terkait dengan sawit.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi meminta kalangan pengusaha membidik potensi dari hilirisasi produk perkebunan dan kelautan.
Baca SelengkapnyaPemerintah tengah bersiap menghentikan ekspor bahan mentah tembaga dan timah. Ekspor baru dilakukan setelah dilakukan hilirisasi.
Baca SelengkapnyaDua negara tersebut tengah bersekutu untuk segera merampungkan pembangunan Special Economic Zone (SEZ) di kawasan Johor, Malaysia Selatan.
Baca SelengkapnyaJokowi dan Menteri Iklim dan Lingkungan Hidup Norwegia Andreas Bjelland Erikson bertemu di Istana Merdeka, Jakarta, Minggu (2/6).
Baca SelengkapnyaHubungan antar bangsa belum tentu akan berjalan seiringan selamanya. Semua tergantung kepentingan.
Baca SelengkapnyaMenteri Perdagangan Zulkifli Hasan mengatakan UU tersebut sangatlah diskriminatif dan merugikan bagi perdagangan komoditas di Indonesia.
Baca SelengkapnyaIndonesia kini menghadapi diskriminasi perdagangan dari banyak negara terkait kebijakan ekspor minyak kelapa sawit.
Baca SelengkapnyaIndonesia, kata Prabowo, memiliki kekayaan alam untuk bisa menjadi negara yang kuat dan mandiri.
Baca Selengkapnya