Mahfud Md Sebut Pemerintah Tak Punya Target Waktu Penyelesaian Konflik di Papua
Merdeka.com - Menteri Koordinasi Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD mengatakan, hingga saat ini pemerintah belum memiliki target waktu dalam penyelesaian konflik di Papua. Diakui Mahfud, konflik di Papua sudah terjadi puluhan tahun.
"Saya kira memang sudah puluhan tahun kita menangani ini tidak selesai-selesai ya karena kita mau dulu pendekatannya dengan dialog-dialog, kita tidak punya target, pokoknya selama aparat keamanan, penegak hukum akan terus bekerja," katanya dalam konferensi pers di kantornya, Jakarta Pusat, Rabu (19/5).
Mahfud menjelaskan, pemerintah juga tidak memberlakukan kondisi darurat sipil atau darurat militer di Papua. Alasannya, konflik yang dialami tidak terlalu besar.
-
Bagaimana solusi penyelesaian konflik Papua? Semua itu dilakukan melalui pendekatan pengakuan hak sipil politik, ekonomi sosial budaya, memperkuat pendidikan untuk kesadaran hak, dan memperkuat kualitas SDM anak muda dengan pendidikan adat dan pendidikan nasional.
-
Apa yang menjadi masalah akar konflik Papua? Peneliti dari Yayasan Bentala Rakyat, Laksmi Adriani Savitri mengatakan bahwa salah satu akar masalah dari konflik Papua adalah dorongan modernisasi yang dipaksakan.
-
Siapa yang terlibat dalam konflik Papua? Gerakan Papua Merdeka semakin terorganisir melalui budaya, sosial, politik luar negeri, senjata, bahkan berhasil menarik perhatian aktivis NGO.
-
Kapan operasi TNI AL di Papua dimulai? Operasi Siaga Tempur Laut dan penyekatan perbatasan di wilayah kerja Koarmada III itu berlangsung sejak Senin (22/4).
-
Bagaimana cara Kemendag berikan bantuan ke Papua? 'Kegiatan ini merupakan bukti kehadiran negara, yang diwakili oleh Kementerian Perdagangan, di manapun masyarakat berada. Apa yang dirasakan masyarakat Papua Tengah, khususnya Kabupaten Puncak, kami juga merasakan sebagai bentuk tali asih,'
-
Apa tujuan operasi TNI AL di Papua dan Maluku? 'Operasi Siaga Tempur Laut yang dilakukan saat ini langsung di bawah kendali Panglima Koarmada III Laksamana Muda TNI Hersan dengan target operasi di wilayah perairan Papua dan Maluku,' kata Kadispen seperti dilansir dari Antara.
"Pemerintah belum pernah sampai saat ini memberlakukan darurat sipil, apalagi darurat militer, sipil juga enggak, karena ini menganggap ini sebenarnya tidak terlalu besar, orang-orang sudah terindentifikasi, sehingga orang tersebut terorisnya. Bukan Papua terorisnya dan bukan orang-orang Papua teroris," bebernya.
Konflik di Papua hingga kini belum selesai. Banyak pihak yang menjadi korban dari tindakan para kelompok terorisme di Papua. Salah satunya kejadian pada dua prajurit TNI berinisal A berpangkat Prada dan AA berpangkat Praka telah menjadi korban penyerangan oleh Orang Tak Kenal (OTK) di proyek tanggul Kali Brasa, Kabupaten Yahukimo, Papua. Kejadian ini terjadi sekitar pukul 11.30 WIT.
Atas kejadian itu, senjata milik korban pun dibawa oleh pelaku usai melakukan penyerangan tersebut. "Senjata SS2 V1 kaliber 5,56 mm milik kedua korban dibawa oleh pelaku," kata Kepala Humas Satgas Nemangkawi Kombes MIqbal Alqudussy saat dihubungi merdeka.com, Selasa (18/5).
Kini, petugas gabungan TNI-Polri sedang melakukan pengejaran terhadap pelaku tersebut. "Saat ini Aparat TNI Polri dipimpin Kapolres Yahukimo AKBP Deni Hardiana sedang melaksanakan penyisiran dan pengejaran," tutupnya.
Sebelumnya, Dua orang anggota TNI telah menjadi korban penyerangan oleh Orang Tak Kenal (OTK). Kejadian penyerangan ini dikabarkan terjadi di proyek tanggul Kali Brasa, Kabupaten Yahukimo, Papua, sekitar pukul 11.30 Wib.
Kepala Humas Satgas Nemangkawi Kombes M. Iqbal Alqudussy membenarkan terkait kejadian yang menimpa dua anggota TNI tersebut.
"Iya benar kejadian (penyerangan oleh OTK terhadap dua anggota TNI)," kata Iqbal saat dihubungi merdeka.com, Selasa (18/5).
Peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Rosita Dewi pernah menuturkan, pemerintah belum menyentuh akar persoalan di Papua. Dia bilang, ada empat akar permasalahan yang menyebabkan sering terjadinya konflik di bumi Cendrawasih.
"Ada empat setidaknya akar persoalan yang ada di Papua dalam konflik Papua ini, pertama persoalan marginalisasi dan diskriminasi. Kemudian kegagalan pembangunan, ketiga pelanggaran HAM, keempat persoalan status politik dan interpretasi terhadap sejarah Papua," katanya saat diskusi ‘Setelah Otonomi Khusus, Apa Lagi Jurus Untuk Papua?’, Sabtu (5/12/2020).
“Keempat persoalan ini sebenarnya secara dinamika masih terus berlanjut, karena kalau kita melihat kebijakan yang diambil pemeriksaan tidak address akar persoalan dari konflik tersebut," tambah penulis buku Road Map Papua itu.
Selain itu, lanjutnya, persoalan di Papua sekarang bukan hanya terkait dengan kekerasan aparat. Tapi juga dengan ekonomi, sosial dan budaya. Sehingga, hak-hak dasar itu merupakan bagian dari pemenuhan hak asasi manusia.
"Jika persoalan pendidikan, kesehatan itu tidak terpenuhi itu perlu dipertanyakan juga apa hak asasi manusia orang asli Papua," ucapnya.
Menurutnya, hak kesehatan sama dengan hak hidup. Sebab, kesehatan sangat berkaitan dengan hidup mati seseorang. Jika itu tidak bisa terpenuhi persoalan HAM di Papua perlu dipertanyakan.
"Hak asasi manusia jangan hanya dibatasi persoalan politik saja tapi merupakan persoalan yang berkaitan dengan ekonomi, sosial, budaya," ucapnya.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Konflik di Papua terjadi karena perbedaan paham yang menyulut untuk memisahkan diri dari Indonesia.
Baca SelengkapnyaMahfud mengatakan pemerintah sudah menyiapkan bantuan sehari-hari untuk warga di Papua.
Baca SelengkapnyaMenko Mahfud MD buka suara soal pengungsi Rohingya. Menurutnya, Indonesia berhak mengusir mereka.
Baca SelengkapnyaBelakangan ini sejumlah peristiwa gejolak kerusuhan kembali terjadi di tanah Papua.
Baca SelengkapnyaJenderal Agus mengungkap penggantian nomenklatur itu mengikuti penyebutan dari OPM sendiri.
Baca SelengkapnyaPanglima TNI menyatakan tidak akan memakai operasi militer dalam pembebasan Pilot Susi Air.
Baca SelengkapnyaMenurut Menko Polhukam Mahfud MD, Indonesia berhak mengusir mereka
Baca SelengkapnyaMenko Polhukam Mahfud MD buka suara soal kelaparan dan kekeringan yang terjadi di Papua pada Kamis (3/8).
Baca SelengkapnyaKPU mengakui, sejumlah provinsi di Papua belum terjadwal untuk diplenokan dalam rapat rekapitulasi hasil Pemilu 2024 tingkat nasional.
Baca Selengkapnyakowi masih menunggu Komisi Pemilihan Umum menyelesaikan rekapitulasi.
Baca SelengkapnyaGanjar-Mahfud menyatakan telah memiliki strategi menyelesaikan masalah KKB dan konflik di Papua.
Baca SelengkapnyaTerkait pernyataan Panglima TNI tersebut, nampaknya dinilai bukan untuk menyelesaikan masalah, melainkan memperpanjang konflik di Papua.
Baca Selengkapnya