Mahfud MD Tunggu Realisasi Sumbangan Rp2 Triliun dari Akidi Tio
Merdeka.com - Menko Polhukam Mahfud MD berdoa semoga sumbangan Rp2 triliun untuk penanganan Covid-19 di Sumatera Selatan (Sumsel) benar adanya. Dia menunggu realisasi sumbangan dari mendiang Akidi Tio yang ramai jadi pembicaraan sepekan terakhir ini.
"Bagus, agar kita tungu realisasinya dengan rasional," kata Mahfud dalam cuitannya di akun Twitter pribadinya, Senin (2/8).
Mahfud bercerita pernah diminta sejumlah orang yang meminta difasilitasi untuk menggali harta karun. Hasilnya disumbangkan ke negara. Hal tersebut terjadi saat dirinya menjabat Menteri Pertahanan.
-
Apa yang Mahfud lakukan? Mahfud telah menyiapkan surat pengunduran diri yang akan disampaikan langsung kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi).
-
Siapa yang membantah klaim Mahfud MD? Hal ini pun dibantah langsung oleh Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) Hadi Tjahjanto.
-
Kenapa Mahfud MD mempertanyakan redistribusi tanah? Kemudian, Mahfud menjawab “reforma agraria ada tiga, satu legalisasi, kedua redistribusi, lalu yang ketiga pengembalian klaim-klaim hak atas tanah. Nah, ini yang sekarang belum satu pun ada sertifikat redistribusi, yang ada itu baru legalisasi, yaitu orang yang sudah punya (tanah) lalu diberi sertifikatnya. Yang lain belum dapat redistribusinya ini.“
-
Bagaimana Mahfud ingin menularkan ketegasannya? “Justru saya akan semakin tegas dan membuat jaringan-jaringan agar ketegasan itu akan menular ke birokrasi di mana saya memimpin. Itu saja sebenarnya,“ pungkas Mahfud MD.
-
Siapa saja yang diajak Mahfud untuk memilih? 'Salah satu cara untuk turut menjaga kelangsungan negara Republik Indonesia, saudara, diberi hak oleh konstitusi untuk menentukan, untuk memilih pemimpin sendiri, memilih wakil rakyat sendiri, yang tidak ditunjuk atau diwakilkan kepada siapapun,' kata Mahfud.
-
Apa yang dikritik Meutya Hafid ke Menkominfo? 'Harusnya ada sikap meminta maaf, karena secara jujur harus diakui kita belum mampu mengamankan data-data pribadi masyarakat dengan maksimal,' ujar Meutya.
"Saya juga pernah menulis ada orang-orang yang minta difasilitasi untuk menggali harta karun dan lain-lain yang akan disumbangkan ke negara. Tapi tidak bisa divalidasi," ungkapnya.
Mahfud pun tidak ingin peristiwa tersebut terulang kembali. Mahfud berharap, sumbangan tersebut benar-benar terjadi.
"Waktu saya Menhan ada orang mengaku punya sekoper uang dollar Amerika yang nilai perlembarnya 1000 dollar. Ketika saya tanya ke BI diketawain, karena USA hanya mencetak lembaran uang paling tinggi 100 dollar. Ada juga yang minta dibantu menggali harta karun tapi tak jelas. Semoga yang Akidi Tio ini nyata," jelas Mahfud.
Waktu sy menhan ada orng mengaku pny sekoper uang dollar Amerika yg nilai perlembarnya 1000 dollar. Ketika sy tny ke BI diketawain krn USA hny mencetak lembaran uang paling tinggi 100 dollar. Ada jg yg minta dibantu menggali harta karun tp tak jelas. Semoga yg Akidi Tio ini nyata
— Mahfud MD (@mohmahfudmd) August 2, 2021Diketahui, seorang pengusaha, mendiang Akidi Tio membuat gempar karena menyumbang uang sebesar Rp2 triliun untuk penanganan Covid-19 di Sumatera Selatan. Salutnya, keluarga enggan bantuan itu dibesar-besarkan.
Menantu mendiang Akidi Tio, Rudi Sutadi menuturkan, sumbangan itu merupakan wasiat mertuanya semasa hidup. Keluarga menunda memberikannya karena menunggu momentum yang tepat, seperti pandemi Covid-19 saat ini.
"Uang ini bukan kami yang mengumpulkan atau inisiasi dari anak-anaknya, tapi wasiat Pak Akidi Tio agar diberikan saat masa sulit, kebetulan lagi pandemi, maka kami salurkan," ungkap Rudi di kediamannya di Palembang, Rabu (28/7).
Dikatakan, uang sebanyak itu disiapkan mendiang Akidi sebelum wafat 2009 lalu. Bantuan dikhususkan bagi warga Sumsel karena dia pernah tinggal dan berbisnis di provinsi itu sehingga memiliki ikatan emosional yang tinggi.
"Sebagai anak, kami penuhi tanggung jawab itu, kami tak ingin wasiat bapak menjadi karma bagi kami," ujarnya.
Rudi menjelaskan, mertuanya itu merupakan pengusaha sukses asal Aceh dan besar di Palembang. Akidi menjalankan bisnis sawit dan kontraktor.
"Bapak memang menghabiskan hidup di Palembang, hanya lahir di Langsa. Dia menitipkan uang ini untuk diberikan ke warga yang membutuhkan, terutama saat yang genting," kata dia.
Meski jumlah uang bantuan sangat besar, keluarga berharap tidak terlalu diumbar. Sebab, menebar kebaikan memang sering dinasihatkan mendiang Akidi kepada anak cucunya.
"Biarlah itu niat baik mertua saya dan mudah-mudahan dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk penanganan Covid-19 di Sumsel," tuturnya.
Semasa hidup, Akidi Tio juga kerap menyumbang ke panti jompo atau siapa pun yang membutuhkan. Kebiasaan baik itu menjadi teladan keturunannya dan melakukan hal serupa.
"Beliau selalu menasihati anak-anaknya untuk selalu berbuat baik ke semua orang dan selalu kami lakukan," pungkasnya.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Mahfud menyampaikan, bahwa kasus tanah adat merupakan masalah besar yang selama ini terjadi.
Baca SelengkapnyaMenurut data yang Mahfud kantongi, hingga saat ini belum ada satu pun investor yang bersedia
Baca SelengkapnyaMahfud MD meminta Bahlil untuk terus mencari investor
Baca SelengkapnyaMahfud mengaku banyak pihak ingin menyumbangkan dananya untuk menyukseskan kampanye
Baca SelengkapnyaMenteri ATR/BPN berikan bantahan terkait pernyataan Mahfud MD.
Baca SelengkapnyaMenko Polhukam Mahfud MD tidak sependapat dengan pernyataan Capres Ganjar Pronowo.
Baca SelengkapnyaMenko Polhukam Mahfud MD menyampaikan info intelijen keuangan. Terbongkar adanya temuan harta Rp500 miliar milik Rafael Alun Trisambodo (RAT), mantan pejabat Ditjen Pajak Kemenkeu.
Baca SelengkapnyaKekayaan alam dari Riau berkontribusi besar bagi Indonesia.
Baca SelengkapnyaMenko Polhukam Mahfud MD tidak sependapat dengan pernyataan Capres Ganjar Pronowo.
Baca SelengkapnyaBeredar video Mahfud MD disogok agar menjadi cawapres Prabowo.
Baca Selengkapnya"Yang melanggar kita punishment (hukum), itu saja. Kita sudah ada aturannya," kata Panglima TNI
Baca SelengkapnyaDana itu diduga untuk penggalangan suara pada pemilu 2024.
Baca Selengkapnya