Mahfud: Pemerintah Harus Hati-Hati Melayani Rakyat
Merdeka.com - Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud Md menyampaikan, pemerintah terus berupaya keras menangani pandemi Covid-19. Hanya saja, tetap rakyat mesti memberikan dukungan agar upaya tersebut berhasil.
"Pemerintah harus hati-hati melayani rakyat, dan rakyat juga harus hati-hati dan turut membantu apa yang dilakukan pemerintah. Karena di dalam suatu negara itu pasti perbedaan banyak," tutur Mahfud saat silaturahmi virtual bersama ulama se-Jawa Barat, Minggu (25/7).
Mahfud menyebut, langkah pemerintah menangani pandemi Covid-19 antara lain mulai dari penyediaan obat-obatan, masker, APD, hingga vaksin. Rentetan upaya medis itu sangat sulit dipenuhi di awal masa meluasnya wabah.
-
Bagaimana penanganan Covid-19 di Indonesia? Jokowi memilih menggunakan strategi gas dan rem sejak awal untuk menangani pandemi Covid-19. Gas dan rem yang dimaksudkan Jokowi diimplementasikan dalam tiga strategi yakni penanganan kedaruratan kesehatan, jaring pengaman sosial, dan pemulihan ekonomi. Inilah yang kemudian menjadi ujung tombak dalam penanganan Covid-19 di Indonesia.
-
Siapa yang memimpin Satgas Penanganan Covid-19? Sejak pandemi Covid-19 melanda Indonesia, Presiden Jokowi menugaskan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy menjadi komando dalam sektor penanganan kesehatan. Lalu dibentuklah Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Pandemi Covid-19.
-
Bagaimana polisi dapat berkontribusi dalam penanganan Covid-19? Operasi Aman Nusa II menjadi studi kasus utama yang memperlihatkan bagaimana kepolisian, dengan sumber daya dan kapasitasnya, dapat berkontribusi signifikan terhadap penanganan krisis kesehatan publik.
-
Apa dampak pandemi Covid-19? Pandemi Covid-19 mengubah tatanan kesehatan dan ekonomi di Indonesia dan dunia. Penanganan khusus untuk menjaga keseimbangan dampak kesehatan akibat Covid-19 serta memulihkan ekonomi harus dijalankan.
-
Kenapa negara termiskin kesulitan beli vaksin? Ini terlepas fakta bahwa negara termiskin juga berjuang untuk membeli dan meluncurkan vaksin COVID-19 untuk melawan pandemi.
-
Mengapa Covid-19 menjadi pandemi global? Pandemi Covid-19 telah menjadi salah satu peristiwa paling berdampak di abad ke-21. Penyakit yang disebabkan oleh virus corona jenis baru ini telah menginfeksi lebih dari 200 juta orang dan menewaskan lebih dari 4 juta orang di seluruh dunia.
"Di awal-awal itu kesulitan obat, mau cari masker nggak ada, mau beli APD nggak ada, obatnya nggak jelas apa yang bisa diberikan," jelas dia.
Sementara sekarang, ketersediaan berbagai sektor mulai siap, baik itu obat-obatan, masker, APD, vaksin, hingga fasilitas rumah sakit. Kemudian sektor ekonomi, pemerintah dana bantuan kredit ringan, pengurangan pajak, penundaan pembayaran pajak, penurunan tarif retribusi, dan sebagainya agar ekonomi masyarakat tetap hidup.
"Ada bansos, bantuan langsung tunai, ada yang sifatnya bansos, ada kredit tanpa anggunan, semua disalurkan pemerintah, bantu rakyat memerangi Covid-19," kata Mahfud.
Lebih lanjut, Mahfud menyatakan kunci dari penanganan pandemi ada dua, yakni pertama apabila sakit maka harus diobati dan kedua adalah upaya pencegahan alias vaksinasi. Berkaitan dengan itu, penanganan Covid-19 pun memerlukan keduanya.
"Vaksin itu sekarang belum bisa merata, maka pengganti vaksin sampai yang lain mendapatkan vaksin itu adalah masker. Yang sudah divaksin itu agar tidak tertular atau menulari itu juga pake masker, jaga protokol kesehatan," katanya.
Selain itu, Mahfud meyakini bahwa rakyat Indonesia lebih banyak yang percaya dengan upaya pemerintah menangani pandemi Covid-19. Gejolak berseberangan yang terjadi di masyarakat hanyalah ulah segelintir provokator.
"Yang ada itu provokator," tutur Mahfud.
Mahfud mencontohkan ajakan longmarch pada 24 Juli 2021 lalu. Nyatanya, tidak ada masyarakat yang ikut andil meski masif disebarkan lewat sosial media.
"Demo besar-besaran mengepung Istana nggak ada itu, karena itu provokator. Provokatornya kita temui, sehingga kemarin yang datang itu 'saya mau nonton demo, bukan mau ikut demo'. Karena yang mau memimpin tidak datang," jelas dia.
Mahfud menegaskan pemerintah selalu terbuka menerima kritik dan saran dari berbagai kalangan. Hanya saja, jangan sampai hal-hal yang dinilai nyeleneh membuat masyarakat melupakan banyaknya korban meninggal dunia akibat Covid-19.
"Ini mohon para tokoh memberi pengertian, bahwa pemerintah perlu dikritik. Silakan aspirasi boleh dimasukkan kepada pemerintah, aspirasi apapun, mengingat Indonesia adalah penganut-penganut Ahlu Sunnah Wal Jamaah. Tapi jangan sampai dia menyebabkan pemerintahan lumpuh," Mahfud menandaskan.
Reporter: Nanda
(mdk/eko)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dari semua perang yang dihadapi manusia, melawan patogen mencatatkan kematian yang paling banyak.
Baca SelengkapnyaKetua DPR RI Puan Maharani mengingatkan Pemerintah akan pentingnya kesiapan dalam menghadapi potensi pandemi yang mungkin terjadi di masa depan.
Baca SelengkapnyaMenko Polhukam Mahfud MD buka suara soal kelaparan dan kekeringan yang terjadi di Papua pada Kamis (3/8).
Baca SelengkapnyaMahfud mengatakan pemerintah sudah menyiapkan bantuan sehari-hari untuk warga di Papua.
Baca SelengkapnyaMerdeka.com menangkap berbagai momen dramatis pandemi Covid-19 sepanjang tiga tahun melanda Indonesia. Berikut foto-fotonya:
Baca SelengkapnyaPenyiapan tempat karantina ini untuk mencegah penularan TBC di Indonesia.
Baca SelengkapnyaPuan Maharani meminta Pemerintah memperkuat jaring pengaman layanan kesehatan secara komprehensif dan terkoordinasi, terkait penyakit monkeypox.
Baca SelengkapnyaSebelumnya, Budi menyatakan vaksin cacar monyet masih menyasar kelompok tertentu, seperti penderita HIV.
Baca SelengkapnyaHanya pesawat kecil yang bisa masuk ke distrik tersebut. Namun bantuan logistik perlu diantar ke kampung-kampung yang terjal.
Baca SelengkapnyaMengingat virus cacar monyet bukanlah penyakit sembarangan.
Baca SelengkapnyaCalon wakil presiden nomor urut 3 Mahfud Md menegaskan bahwa bantuan sosial (bansos) bukanlah bantuan dari pemerintah, melainkan bantuan dari negara.
Baca SelengkapnyaImbauan ini mengingat penularan Covid-19 dilaporkan kembali meningkat dalam beberapa waktu terakhir.
Baca Selengkapnya