Main sepakbola, Bung Karno rela babak belur demi bangsa
Merdeka.com - Bapak bangsa Bung Karno barangkali akan menangis jika melihat anak bangsa saling bunuh gara-gara sepakbola. Di mata Bung Karno, sepakbola adalah alat pemersatu bangsa bukan alat pemecah bangsa.
Minggu lalu, tiga anak bangsa berpulang usai pertandingan sepakbola Persija lawan Persib pada ajang Liga Super Indonesia. Liga ini di bawah naungan PT LI, yang mengakui KPSI bukan PSSI. Tiga penonton tewas akibat dihajar sesama penonton sepakbola di seputaran Gelora Bung Karno.
Bung Karno dulu, ketika kecil dan remaja rela babak belur main sepakbola. Tetapi, itu dilakukan bukan untuk hal konyol. Bung Karno rela babak belur demi harga diri bangsa.
-
Mengapa Bung Karno sungkem pada ibunya? Sadar betapa besarnya jasa sang ibu, Bung Karno selalu menghomati perempuan yang melahirkan dan membesarkannya itu.
-
Siapa ibu dari Bung Karno? Presiden pertama Republik Indonesia, Ir. Soekarno, menjadi orang hebat salah satunya berkat peran besar sang ibu, Ida Ayu Nyoman Rai.
-
Siapa yang merasakan kehilangan Bapak? Kepergianmu membuatku kehilangan bagian terpenting dari hidupku.
-
Di mana Bung Karno dilahirkan? Tiga tahun pasca kelahiran Soekarmini, pada 6 Juni 1901 Srimben melahirkan Soekarno di sebuah rumah sederhana di sekitar Makam Belanda kampung Pandean III Surabaya.
-
Siapa yang mengorbankan anak-anak? Gundukan berukuran 60 x 20 meter itu berisi 76 anak-anak dan dua orang dewasa yang dikorbankan itu berkaitan dengan peradaban Suku Chimu, peradaban yang dikenal karena karya seni dan tekstilnya dari abad ke-12 hingga abad ke 15.
Ibu Wardoyo, kakak kandung Bung Karno menceritakan betapa adiknya kuat mempertahankan harga diri bangsa dalam hal sepakbola. Dulu, anak-anak kecil termasuk Bung Karno tidak bisa bebas main sepakbola. Pada masa Bung Karno kecil, sepakbola memang cuma permainan anak Belanda.
Anak Bumiputera seperti Bung Karno tidak boleh ikut perkumpulan sepakbola. Namun, Bung Karno yang nekat dan pemberani suatu hari turun juga ke lapangan bola. Tentu saja yang diterima bukan bola, tetapi hinaan dan ejekan dari anak-anak Belanda. Dalam soal mengejek anak-anak bumiputera, anak Belanda memang "terdidik."
"Sejak masih berada dalam kain bedung anak-anak Belanda sudah dididik untuk mengejek anak-anak Indonesia," ujar Ibu Wardoyo dikutip buku Bung Karno Masa Muda, terbitan Pustaka Antarkota.
Begitulah, ketika Bung Karno kecil nekat ikut perkumpulan sepakbola, dia diejek anak-anak berambut pirang yang menjaga pintu lapangan. "Hei kau Bruine. Hei anak kulit coklat goblok yang malang. Inlander! Anak kampung! Ngapain kau kesini. Dan hahaha, rupanya kau lupa pakai sepatu. Dasar kampungan!" Begitu ejekan yang diterima Soekarno kecil.
Bung Karno panas mendengar ejekan itu. Dia marah. Dia ngamuk. Dia berkelahi dan dia kalah. Bung Karno babak belur dikeroyok.
Itulah Bung Karno, dia rela babak belur main sepakbola, asal demi harga diri bangsa. Kalau saja Bung Karno masih hidup, barangkali dia akan marah besar ada anak bangsa mati konyol gara-gara sepakbola. (mdk/tts)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Presiden terpilih RI Prabowo Subianto menyebut, bahwa ada yang selalu mengaku-ngaku bahwa Presiden pertama RI Bung Karno seolah hanya milik satu partai.
Baca SelengkapnyaSejumlah foto Bung Karno tengah sungkem kepada ibunya beredar di media sosial. Momen itu menggambarkan 'surga berada di telapak kaki ibu'
Baca SelengkapnyaTanpa kenekatan mereka berdua, tidak akan lahir bapak proklamator Indonesia.
Baca SelengkapnyaSekjen PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan pihaknya tersanjung Anies Baswedan mengutip ucapan Presiden pertama RI Soekarno.
Baca SelengkapnyaHasto juga menyinggung bagaimana di Rangkasbitung ada sosok petani yang berani melawan kolonialisme Belanda.
Baca Selengkapnya