Maju mundur sikap Filipina bebaskan WNI bikin bingung
Merdeka.com - Nasib 10 Warga Negara Indonesia (WNI) yang disandera oleh kelompok radikal Abu Sayyaf hingga kini masih belum jelas. Terhitung sudah lebih dari satu bulan kesepuluh WNI masih berada di dalam cengkraman Abu Sayyaf, militan radikal asal Filipina.
Upaya diplomatik terus dilakukan oleh Indonesia kepada Filipina, Tentara Nasional Indonesia (TNI) pun hingga kini masih belum bisa memasuki wilayah Filipina guna membantu membebaskan para sandera. Sebab, Filipina belum mengizinkan Indonesia ikut membantu dengan alasan kedaulatan negara. Para keluarga korban sandera turut menanti nasib keluarga mereka.
Lebih ironi lagi, ketika sikap Filipina dinilai tak jelas. Di satu sisi, ingin menyelamatkan nyawa para tawanan Abu Sayyaf, tapi di sisi lain tidak ingin melakukan penyerangan.
-
Di mana WNI dievakuasi ke? Pagi ini, saya menerima laporan bahwa mereka telah sampai di Suriah, melalui Damaskus dengan selamat.
-
Mengapa WNI dipulangkan? Kami kan memastikan dulu yang bersangkutan siap atau tidak pasca situasi yang cukup mengkhawatirkan di Gaza , dari sisi fisik, psikisnya kami perlu cek dulu sehat atau tidak sanggup untuk menjalankan,' tegas Akhmad.
-
Siapa yang memulangkan WNI? Direktorat Perlindungan WNI Kementerian Luar Negeri secara bertahap memulangkan Warga Negara Indonesia (WNI) yang terjebak di Gaza Palestina.
-
Kenapa WNA tersebut ditangkap? HBR belakangan ditangkap Imigrasi Tanjung Perak dan terancam dideportasi ke negaranya lantaran izin tinggalnya sudah tidak berlaku.
-
Siapa yang terlibat? Konflik pribadi adalah konflik yang melibatkan satu individu dengan individu lainnya.
-
Kenapa pekerja Indonesia dipecat? Pihak perkebunan yang mempekerjakan mereka mengatakan mereka dipecat karena kurang cepat memetik buah-buah yang akan dipasok ke supermarket besar.
Wakil Presiden Indonesia Jusuf Kalla mengatakan, keputusan Filipina untuk tidak menyerang Abu Sayyaf dengan kekuatan militer bertujuan agar keselamatan para sandera bisa dijaga dan tidak menimbulkan korban jiwa.
"Filipina sendiri sangat kooperatif. Oleh karena itu, pemerintah Filipina tidak merencanakan juga serangan, takut korban banyak. Kita minta itu jangan di daerah-daerah yang diperkirakan sandera itu berada," ujar Jusuf Kalla di kantornya, Jakarta, Rabu (20/5).
Pasukan elite Filipina memang sempat mencoba melakukan penyerangan terhadap Abu Sayyaf. Sayang, sebelum sampai tempat penyanderaan, pasukan tersebut justru diberondong peluru lawan. Alhasil, belasan tentara elit Filipina tewas.
Harian Philippine Daily Inquirer sampai melaporkan, seluruh peleton 'dihabisi', dan empat di antaranya dipenggal. Padahal, pasukan yang dikirim merupakan pasukan elite di Filipina, yakni Pasukan Batalion Khusus Ke-4 dan Batalion Infanteri ke-44, mereka diadang lebih dari 100 militan Abu Sayyaf.
Banyaknya militer gugur dalam aksi penyelamatan tersebut membuat negara Filipina harus memutar otak lagi. Strategi apa yang paling tepat untuk membasmi para ekstremis yang meresahkan itu.
Kemarin, Sabtu (23/4), Pemerintah Filipina menambah jumlah tentara ke Pulau Jolo demi membebaskan sandera Abu Sayyaf. Informasi itu disampaikan Menteri Luar Negeri Malaysia, Anifah Aman, yang dua hari lalu menemui Menlu Filipina Jose Rene Almendras.
The Star melaporkan, Filipina menjamin keselamatan sandera asing, termasuk dari Malaysia dan Indonesia, merupakan prioritas mereka dalam operasi militer tersebut.
Kepada pemerintah Malaysia, Almendras menyatakan, persembunyian militan Abu Sayyaf selalu berpindah-pindah. Seturut itu, sandera mereka ajak berpindah lokasi. Alhasil pelacakan posisi sandera sangat sulit dilakukan.
"Pemerintah Filipina menambah satu batalion dan pasukan keamanan sebagai ujung tombak operasi pembebasan sandera," kata Anifah.
Ada dugaan para sandera ditahan di lokasi berbeda. Anifah mengaku memperoleh informasi warga Malaysia yang ditawan Abu Sayyaf berbeda kelompok dengan 14 pelaut WNI yang juga disandera dalam waktu berdekatan sebulan terakhir.
Selain membicarakan pembebasan sandera, Malaysia-Filipina turut membahas rencana patroli bersama di perairan internasional antara Sabah-Cebu. Di lokasi itulah kerap terjadi perompakan, beberapa di antaranya dilakukan oleh militan Abu Sayyaf yang bermarkas di selatan Filipina.
Manila memberi usul agar jalur pelayaran di kawasan ini dibuat satu pintu. "Sehingga setiap pergerakan di luar wilayah yang sudah ditentukan akan dianggap ilegal," kata Anifah.
Abu Sayyaf menuntut uang tebusan pada perusahaan kapal yang awaknya mereka sandera. Untuk 10 WNI yang mereka tawan akhir Maret lalu, para militan terkait ISIS itu mematok Rp 15 miliar. Berselang sepekan, Abu Sayyaf ganti menyandera empat pelaut asal Malaysia. Lalu dua pekan lalu, militan kembali menculik empat pelaut asal Indonesia.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengatakan, pembebasan pilot Susi Air, Kapten Philip Mark Marthens dari penyanderaan KKB di Papua
Baca SelengkapnyaKepolisian dan tentara telah melakukan berbagai upaya
Baca SelengkapnyaHampir satu tahun pilot Susi Air disandera KKB Papua.
Baca SelengkapnyaJokowi meminta aparat keamanan ikut menunggu pekerja saat membangun jembatan.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi menyatakan, secara keseluruhan Papua dalam situasi aman.
Baca SelengkapnyaMenurutnya, kabar pembebasan Kapten Philip tidak cuma sekali dihembuskan KKB Papua.
Baca SelengkapnyaPanglima TNI menyatakan tidak akan memakai operasi militer dalam pembebasan Pilot Susi Air.
Baca SelengkapnyaPemerintah Indonesia adalah negosiasi dengan pemerintah Myanmar soal pengungsi Rohingya.
Baca SelengkapnyaJokowi enggan membeberkan proses negosiasi yang dilakukan untuk membebaskan pilot Philip dari sandera KKB
Baca SelengkapnyaAlice Guo, mantan wali kota yang buron di Filipina dan dituduh memiliki hubungan dengan sindikat kriminal China
Baca SelengkapnyaYusril menjelaskan, pemerintah Indonesia telah menerima permohonan resmi dari Filipina terkait dengan pemindahan Mary Jane.
Baca SelengkapnyaMathius menjelaskan informasi yang diterima, Kapten Philip dalam kondisi sehat dan masih berada bersama KKB pimpinan Egianus Kogoya.
Baca Selengkapnya