Makam keramat jadi tempat cari rezeki hingga kesaktian
Merdeka.com - Saat ini masih banyak orang yang percaya mengunjungi makam bisa mendapatkan berkah. Mulai dari minta rezeki hingga mencari kesaktian.
Salah satunya Makam Syech Tubagus Zakaria atau disebut dengan nama lain Tumenggung Raden Arya Santika, ulama asal Arab yang Hijrah ke Indonesia guna menyiarkan syariah Islam. Makam yang terletak di Jalan Simpati RT 04/02 Batuceper Selatan, Kota Tangerang. Makam ini banyak dikunjungi para peziarah.
Kuncen atau juru kunci makan tersebut, Ahmad Syaihu mengaku, makam tersebut kini menjadi makam keramat karena banyak warga yang sengaja datang sejak malam sampai pagi hari untuk bertapa.
-
Siapa yang memiliki makam kuno? Arkeolog berasumsi kuburan tersebut milik anggota elit budaya, kemungkinan adalah kepala suku yang berkuasa.
-
Siapa pemilik makam kuno? Berdasarkan artefak yang ditemukan, arkeolog menduga makam ini adalah makam dari seorang bangsawan yang memiliki kekuasaan.
-
Apa saja yang ditemukan di makam kuno? Di antara benda-benda yang ditemukan di makam itu terdapat bejana keramik dan kaca, cangkir kaca berkualitas tinggi, serta sisir kecil yang menakjubkan dengan semua gigi dan gagangnya yang hampir utuh.
-
Apa yang ditemukan di makam kuno? Salah satu pemakaman kremasi, yang ditemukan pada pertengahan Agustus tahun ini, sangat menarik, karena para arkeolog menemukan abu manusia yang terbakar yang ditaruh di dalam bejana perunggu asal Romawi.
"Kalau mau lihat ramainya, datang malam Jumat. Pasti banyak yang bertapa di dekat makam. Dari bada Isya sampai dengan menjelang Subuh. Mereka kebanyakan datang ke sini, karena ada maksud tertentu. Seperti minta rejeki, agar sakti. Namun saya selaku kuncen makam ini tetap mengingatkan kepada penziarah untuk tetap berniat ziarah saja," kata Ahmad saat berbincang dengan merdeka.com.
Dia mengaku, sering melihat warga membawa makan-makanan dan alat pusaka ke makam. Tetapi, dirinya sendiri tidak bisa melarang para pengunjung yang datang untuk membawa itu semua.
"Saya cuma bilang agar tidak ada niat apa pun. Itu saja," katanya.
Selain warga, dirinya juga kerap melihat beberapa kyai datang. Namun, mereka biasanya datang ke makam, karena sebelumnya sudah bertemu Syekh lewat mimpi.
Usia makam tersebut, kata dia, sudah berumur ratusan tahun. Awal warga mulai berdatangan, karena mendengar informasi makam tersebut mengeluarkan wewangian kasturi dan kenanga.
Sebelumnya, makam itu sempat dipindah dari pinggir jalan raya Batuceper ke lokasi saat ini. "Dalam cerita pemindahan makam tersebut pohon asem yang berada di samping makam tersebut tidak bisa dirubuhkan oleh mobil traktor. Bahkan mobil traktor tersebut yang mengalami patah di bagian besi besinya, saya sendiri menyaksikannya," jelas Ahmad.
Setelah memanggil para kiai dari Cirebon, barulah Pohon asem tersebut bisa dirobohkan. Kemudian setelah itu baru makam Syech Zakaria Ariasantika digali guna pemindahan makam.
"Dalam penggalian makam pun terjadi keanehan, makam tersebut ketika hendak digali mengeluarkan percikan api, dan berbau wangi bunga kenang. Namun, setelah dibimbing oleh ketiga kyai dari Cirebon itulah baru bisa di gali, dan terlihat mayat tersebut masih rapih terbungkus kain kafan lengkap dengan tulang belulang," katanya.
Bahkan di dalam pemakaman tersebut didapati keris, batu koclak dan Alquran stambul yang terlihat masih utuh. "Sekarang benda yang masih ada hanya sebuah keris berukuran kurang lebih 50 cm yang dipegang oleh kakak sepupu saya," tambahnya.
(mdk/ian)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sepekang menjelang bulan suci Ramadan, TPU Karet Bivak mulai ramai dengan peziarah.
Baca SelengkapnyaPenduduk sekitar sudah terbiasa dengan suasana dan pengalaman mistis di sana.
Baca SelengkapnyaUsai Salat Idul Fitri 1445 Hijriah, TPU Karet Bivak dibanjiri warga yang melakukan ziarah.
Baca SelengkapnyaGunung selalu menjadi bagian penting dalam budaya Asia.
Baca SelengkapnyaTak ada satupun warga yang tahu kapan makam itu berdiri
Baca SelengkapnyaMasyarakat setempat menganggap sosoknya seperti "damar" atau lentera yang menerangi dalam gelap
Baca SelengkapnyaTempat ini biasa digunakan untuk wisata ziarah serta bagian dari belajar sejarah kerajaan.
Baca SelengkapnyaBeberapa gunung di Indonesia diliputi kisah-kisah mistis yang berkaitan dengan pertapaan.
Baca SelengkapnyaKabarnya, makam keramat ini bermula dari tiga prajurit perempuan asal kerajaan Mataram di masa silam.
Baca SelengkapnyaZiarah kubur menjadi satu kegiatan yang lazim dilakukan umat Islam.
Baca SelengkapnyaSitus pertapaan itu berada di antara Telaga Warna dan Telaga Pengilon.
Baca SelengkapnyaTradisi Mando’a Pusaro merupakan tradisi ziarah ke makam Tuanku Madinah yang dilakukan oleh masyarakat Padang Pariaman.
Baca Selengkapnya