Makan nasi dicampur garam, Dewanti berharap bisa kuliah
Merdeka.com - Hidupnya jauh dari bergelimang harta. Memikirkan bagaimana untuk bisa makan hari ini saja sudah bersyukur. Itulah sedikit dari potret keluarga Dewanti Rustini Putri (13). Dia adalah gadis Desa Mekarsari, Kampung Gambung, Kecamatan Pasirjambu, Kabupaten Bandung yang merawat nenek dan bapaknya yang sakit.
Bapak Dewanti, yakni Iwan Riswanto (42) tidak bisa bekerja keras lantaran kondisinya sering sakit-sakitan. Iwan hanya diam di rumah dengan pekerjaan ringan.
Adapun neneknya Omih (85) hanya bisa terduduk lemah karena sudah tidak bisa berjalan. Keterbatasan itulah yang membuat Dewanti harus hidup pas-pasan.
-
Bagaimana Yeni Inka bisa kuliah? Meskipun memiliki jadwal manggung yang padat, Pedangdut Yeni Inka berhasil menyelesaikan kuliahnya dan meraih gelar Sarjana Hukum dari Universitas 17 Agustus Semarang.
-
Apa yang diimpikan anak kurang mampu? Melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi merupakan kesempatan yang tidak semua siswa bisa mendapatkannya. Terlebih bagi siswa yang orang tuanya berasal dari golongan kurang mampu.
-
Siapa yang kuliah di Bandung? Kika, anak dari Ersa, dan Jema, anak dari Novita, Baik Kika maupun Jema tengah menjalani studi di Bandung, Jawa Barat.
-
Kenapa pengusaha itu menyekolahkan anaknya di sekolah mahal? Terlebih, pendidikan adalah hal yang sangat penting bagi masa depan anaknya.'Setiap orang tua pasti ingin memberikan yang terbaik untuk anak-anaknya, apalagi menyangkut pendidikan dan masa depan, achie ingin yang terbaik bagi boy dan coco,' tulis Hilman dalam keterangan videonya.
-
Bagaimana anak kurang mampu bisa kuliah di UGM? Ada banyak cara agar mereka bisa berkuliah di perguruan tinggi favorit. Salah satunya dengan menjadi siswa berprestasi dan masuk ke universitas favorit dengan jalur prestasi.
-
Kenapa Wiwit Nurhidayah ingin meraih gelar Doktor? Gelar doktoral ini Wiwit dapatkan dengan rasa semangat untuk mengejar cita-cita.
"Makan kadang pakai nasi, diperulikin (ditaburi) garam dan kerupuk saja," tutur Wanti sapaan akrabnya saat berkisah kepada merdeka.com, Jumat (20/3).
Baginya, sesuap nasi yang ada harus disyukuri. Tidak semua orang bisa makan seperti dirinya. Memang ada keinginan untuk makan nikmat, layaknya orang kebanyakan lainnya. Tapi di seusianya dia mengesampingkan hidup yang serba enak.
"Tapi kalau disyukuri mah enak-enak saja," kisahnya dengan polos.
Saban harinya, selain memiliki tanggung jawab sebagai siswi SMP MTS Al-Amal, Wanti juga harus membantu mengurus neneknya. Dia bangun pukul 05.00 WIB dan mempersiapkan segala kebutuhannya dan seisi rumah.
"Pagi-pagi sudah beres-beres, terus siap-siap untuk berangkat sekolah," jelasnya.
Sadar tak ingin melulu merepotkan orangtua, Wanti juga aktif mengikuti kegiatan kasidahan. Musik nuansa Islami itu sudah dia tekuni sejak SD. Tak jarang dirinya bersama grupnya tampil dari masjid ke masjid. Terutama momen-momen tertentu seperti Maulud Nabi.
"Ya kadang-kadang ada, lumayan buat tambahan. Kalau dulu suka dapat setiap tahunnya seperti THR," ungkapnya.
Wanti tak ingin kondisi kehidupannya terus seperti ini. Dia ingin mengenyam pendidikan tinggi, bahkan sampai sarjana untuk membantu perekonomian keluarga. "Kalau ada uangnya ya ingin SMA terus kuliah," tutur peraih rangking tiga saat SD ini.
Wanti hidup bersama Iwan dan neneknya, lantaran ayahnya itu berpisah dengan ibunya empat tahun lalu. Wanti diajak ayahnya, adapun kakak dan adiknya ikut bersama kehidupan ibunya.
(mdk/hhw)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ganjar menyatakan pentingnya pendidikan untuk peningkatan kesejahteraan.
Baca SelengkapnyaDengan mengenyam pendidikan tinggi, generasi muda akan mampu menghadapi tantangan ke depan melalui perbaikan sumber daya manusia (SDM).
Baca SelengkapnyaSejak kecil, pemuda akrab disapa Natan ini memang sudah memiliki mimpi untuk bersekolah di luar negeri.
Baca SelengkapnyaAtikoh berasal dari keluarga yang tumbuh di lingkungan pesantren sederhana.
Baca SelengkapnyaWiwit tak menyangka bisa meraih gelar Doktor di usia yang masih muda.
Baca SelengkapnyaDi sela-sela waktunya bekerja, Puput berjuang mengerjakan soal dan meringkas materi untuk persiapan tes.
Baca SelengkapnyaKetertarikannya pada pelajaran matematika dan juga sastra mendorongnya mengikuti berbagai perlombaan dan sering berhasil menjadi juara.
Baca SelengkapnyaSebelumnya Derlin dikenal luas oleh publik setelah membuat konten persiapan jualan.
Baca SelengkapnyaPerjuangannya menempuh pendidikan tinggi dilalui dengan kerja keras dan pengorbanan.
Baca SelengkapnyaIa diterima di Prodi Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UGM dan dibebaskan dari biaya pendidikan selama kuliah.
Baca SelengkapnyaDia berharap anak muda Riau semakin banyak termotivasi untuk bisa berkuliah ke luar negeri.
Baca SelengkapnyaKisah perjuangan seorang wanita dari kecil berjualan demi memenuhi kebutuhan hidup. Hingga kini telah sukses memiliki toko sendiri.
Baca Selengkapnya