Maling beraksi curi harta korban gempa di Desa Teluk Kombal Lombok Utara
Merdeka.com - Sabturiah, seorang warga Desa Teluk Kombal Lombok Utara, mengaku kurang mendapat bantuan dari pemerintah pasca gempa 7 skala Richter. Lokasi desa yang berbukit, lumpur, dan sulit dijangkau, membuat warga secara swadaya saling membantu seadanya. Hal itu diperparah dengan beraksinya maling yang mengincar harta benda warga yang mengungsi.
"Kami di sini ada 800 orang, bantuan sudah sempat datang, tapi kami masih kekurangan seperi logistik dan obat-obatan," kata wanita berusia 23 tahun ini kepada Liputan6.com lewat sambungan telepon, Rabu (8/8).
Selain logistik, tenda darurat juga disebut kurang memadai lantaran beberapa di antaranya bocor akibat hujan yang mengguyur sejak siang hari.
-
Di mana desa yang terancam tenggelam? Desa Cemarajaya pesisir ini terancam tenggelam imbas dari abrasi.
-
Di mana desa miskin itu berada? Salah satu desa miskin berada di Desa Cipelem, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah.
-
Dimana warga terdampak kekeringan? BPBD Kabupaten Cilacap mencatat jumlah warga yang terdampak kekeringan di wilayah tersebut mencapai 9.153 jiwa dari 3.011 keluarga.
-
Bagaimana warga Desa Kedung Glatik mencari nafkah? Ia mengatakan, warga setempat menggantungkan perekonomian pada hasil hutan.
-
Kenapa reruntuhan desa ditemukan? “Kami menemukan area yang sangat luas antara Ahlat dan Tatvan. Ada makam di dasar air di sini. Ada tanda salib di kuburan tersebut,“ jelas Birol, dikutip dari Arkeonews, Kamis (17/8).
-
Bagaimana cara warga Bantul mengatasi dampak gempa? Bupati Bantul Abdul Halim Muslih mengatakan bahwa masyarakat bersama pemerintah kabupaten setempat mengatasi dampak gempa bumi bermagnitudo 6,0 pada Jumat (30/6) dengan saling bergotong-royong di lokasi terdampak.
"Jadi hari ini dari siang sampai menjelang Magrib (pukul 18.00 WIB), hujan terus, tenda kami bocor," cerita dia.
Sabturiah menggambarkan, situasi di desanya saat ini sangat gelap. Tidak ada lisrik mengalir. Ratusan warga di lokasi, hanya bertahan dengan mesin genset yang sebagai pengganti daya listrik.
Begitu pula pasokan air bersih, Sabturiah mengaku jumlahnya sangat tidak memadai. Karenanya dia berharap Tim Basarnas dapat memperhatikan hal tersebut.
"Listrik, air, obat-obatan, dan tenaga medis juga. Korban luka kami tangani sendiri, tidak ada petugas medis yang berjaga," jelas dia.
Lebih dari itu, kondis psikologis warga yang belum pulih kini diperparah akan adanya maling. Sabturiah mengaku sudah ada harta benda yang kemalingan di tengah bencana gempa.
"Kabar maling itu benar, kami tiap malam berjaga, mengawasi rumah-rumah kami yang masih penuh reruntuhan. Tapi ada saja ulah mereka yang begitu, TV, kulkas, emas, duit Rp 24 juta hilang," kata lirih.
Sabturiah berharap, untuk besok dan selanjutnya, Desa Teluk Kombal dapat lebih diperhatikan. Minimal, ada penjaga dari penegak hukum yang membuat rasa aman di kala malam, juga tim perawat agar penanganan korban luka bisa ditangani cepat.
Reporter: M Radityo Priyasmoro
Sumber: Liputan6.com
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Hal tersebut dilakukan masyarakat lantaran merasa resah karena belakangan sering terjadi aksi maling belakangan ini.
Baca SelengkapnyaSaat musim tanam tiba, para perantau itu pulang sebentar untuk menanam jagung dan selanjutnya pergi merantau lagi
Baca SelengkapnyaTidak ada lagi jalan setapak menuju desa. Semua tenggelam dalam rob.
Baca SelengkapnyaWarga kemudian meluapkan emosi dengan melempari dan memukul pelaku dengan kayu dan balok.
Baca SelengkapnyaPemilik rumah terlihat menikmati menyiksa maling yang tertangkap.
Baca SelengkapnyaSatu korban longsor di area penambangan pasir Pronojiwo, Kabupaten Lumajang ditemukan meninggal dunia di kedalaman 20 meter. Tiga lainnya dilaporkan masih hilan
Baca SelengkapnyaHingga kini, desa ini terkenal aman karena maling tidak berani beraksi di sini
Baca SelengkapnyaTepatnya di Jalan H. Kuncin, Sudimara Pinang Kota Tangerang, Sabtu (14/9) malam.
Baca SelengkapnyaModus pencurian ini memang memanfaatkan kelengahan korban pada barang bawaannya
Baca SelengkapnyaWarga harus berjuang keras untuk mendapatkan air di tengah bencana kekeringan.
Baca SelengkapnyaBudi, salah seorang warga mengaku resah dan khawatir jika ada aktivitas tambang pasir
Baca SelengkapnyaPolisi yang menerima laporan segera datang ke lokasi meredam massa dan melakukan evakuasi terhadap korban ke RSUD Kayen.
Baca Selengkapnya