Mama Emi: Berantas teroris tak cuma tugas pemerintah, tapi semua keluarga
Merdeka.com - Kasus pengeboman yang dilakukan teroris di sejumlah gereja di Surabaya dan beberapa tempat lainnya menimbulkan luka dan keprihatinan banyak pihak. Termasuk Cawagub NTT Emellia Julia Nomleni.
Menurut Mama Emi, sapaan Emellia, negara dan masyarakat wajib menjaga keamanan dan ketenangan lingkungan di Indonesia.
"Katakan tidak untuk terorisme," ucap Mama Emi, Selasa (15/5).
-
Siapa yang terkena dampak terorisme di Indonesia? Di Indonesia, aksi terorisme telah menyebabkan banyak kerugian dan korban. Mereka menjadi korban terorisme mengalami disabilitas seumur hidupnya, bahkan tak sedikit juga yang harus meregang nyawa.
-
Siapa yang terlibat dalam kerusuhan ini? Pada saat itu Maroko adalah protektorat Prancis, dan komisaris Prancis untuk Oujda, René Brunel, menyalahkan kekerasan yang terjadi pada orang-orang Yahudi karena meninggalkan Oujda dan bersimpati dengan gerakan Zionis.
-
Bagaimana kerusuhan terjadi di Banyumas? Para suporter menyalakan flare dan kemudian merangsek masuk ke dalam stadion.
-
Dimana kerusuhan terjadi? Prada Triwandi berani mengamankan masyarakat saat terjadi kerusuhan di wilayah Sentani, Kabupaten Jayapura.
-
Siapa yang menjadi korban serangan? Menurut informasi, suara tersebut berasal dari bom yang diledakan oleh Israel dan menargetkan para pengungsi yang berada di bangunan tersebut.
-
Di mana kerusuhan terjadi? Kerusuhan anti-Yahudi terjadi pada 7–8 Juni 1948, di kota Oujda dan Jerada, di protektorat Prancis di Maroko sebagai tanggapan terhadap Perang Arab-Israel tahun 1948 yang diikuti dengan deklarasi berdirinya Negara Israel pada tanggal 14 Mei.
Ungkapan 'Katakan Tidak untuk Terorisme' ini, bagi Mama Emi sangat penting. Baginya, ini bukanlah persoalan antara minoritas dan mayoritas.
"Ini persoalan kemanusiaan. Dengan adanya bom yang terjadi berkali-kali, membuat hati kita terluka dan kemanusiaan kita dicabik-cabik. Kekerasan dalam bentuk apapun tidak boleh terjadi. Kalau terjadi, kita lawan, karena ini mencederai kemanusiaan," katanya.
Mama Emi berharap, rasa persatuan, solidaritas, saling dukung, harus ada dan bertumbuh di hati masyarakat Indonesia. Masyarakat, dengan berbagai cara harus menjaga semua hal baik itu.
"Karena ketika kita tidak saling memperhatikan, tidak saling mendukung, apatis, itu bisa berpotensi menimbulkan hal-hal buruk, dan kita dengan mudah diobrak-abrik," ujarnya tegas.
Jadi, tegasnya lagi, rasa persaudaraan dan solidaritas harus terus ditumbuhkan.
"Terlebih bagi saudara, keluarga, dan orang-orang yang terkena bencana bom ini. Duka mereka adalah duka kita bersama. Air mata mereka adalah air mata kita semua," ungkapnya.
Tidak lupa, politisi berambut putih ini mengimbau agar tiap keluarga memberikan pendidikan yang baik bagi anak-anaknya.
"Semuanya berawal dari keluarga. Keluarga berperan sangat besar dalam mendidik manusia agar bisa berguna bagi banyak orang. Tanpa pendidikan yang baik dalam keluarga, kekerasan dalam bentuk apapun akan sulit diberantas. Memberantas terorisme tak hanya menjadi tugas pemerintah, tapi semua keluarga di Indonesia," pungkasnya.
Jangan sebarkan foto sadis korban terorisme
Mama Emi juga mengimbau kepada masyarakat agar tidak menyebarkan foto atau video sadis korban pengeboman.
"Justru itu membuat warga lainnya resah dan takut," ujarnya, Senin (14/5).
Menurut Mama Emi, masyarakat sekarang terlalu cepat menyebarluaskan berita-berita yang kurang jelas sumbernya, juga foto-foto sadis korban pengeboman.
Penyebarluasan berita, terutama foto-foto sadis mengerikan, bagi Mama Emi, justru memicu kebencian di antara masyarakat sendiri.
"Foto-foto sadis maupun berita hoaks yang disebarluaskan justru memicu konflik horizontal. Dan ini tindakan yang tidak baik, sangat tidak baik, di dalam upaya kita bersama memelihara persatuan," katanya.
Untuk itu, terkait aksi pengeboman yang dilakukan teroris di sejumlah tempat, Mama Emi juga mengimbau agar pemerintah bisa mengambil tindakan cepat dan tepat.
"Dan ini butuh dukungan dari masyarakat. Salah satu bantuan yang masyarakat berikan adalah dengan menahan diri, dalam artian tidak boleh menyebarluaskan foto-foto sadis dan berita hoaks," terangnya.
Dia memberikan contoh. Misalnya sebuah foto sadis ataupun berita hoaks sampai ke seseorang, maka seseorang itu bisa memutuskan mata rantai penyebarluasan foto dan berita itu.
"Mata rantainya cukup sampai di kita. Harus putus di kita. Dengan begitu, teror yang disebarluaskan tidak akan berpengaruh besar," jelasnya.
Mama Emi memahami, dengan perkembangan teknologi sekarang, tiap orang ingin dirinya dikenal.
"Kan biasa dibilang, kalau terlambat atau tidak sebarkan informasi berarti menjadi orang yang tidak mengikuti perkembangan. Tapi itu tidak benar. Dalam kondisi sekarang, masyarakat harus sebisa mungkin menahan diri agar jangan sampai ikut-ikutan menebarkan teror," jelasnya. (mdk/rnd)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sejatinya dalam penanganan konflik maupun pencegahan radikal terorisme, kaum perempuan juga perlu dilibatkan.
Baca SelengkapnyaSaat ini BNPT memiliki berbagai program yang fokus membentuk kekuatan rumah tangga.
Baca SelengkapnyaRomo Benny menyampaikan harapannya agar Indonesia tidak mudah dipecah belah oleh perbedaan kebudayaan atau keagamaan.
Baca SelengkapnyaPuan mengapresiasi penangkapan 3 terduga pelaku teroris di Kota Batu, Jawa Timur.
Baca SelengkapnyaJenderal TNI Maruli Simanjuntak sudah bicara dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengenai situasi di Papua.
Baca SelengkapnyaIptu Rudiana selaku ayah kandung dari Eky meminta pada semua pihak agar tidak membuat asumsi yang membuat dia dan keluarga lebih tersakiti.
Baca SelengkapnyaTim Pemenangan Nasional Ganjar-Mahfud merespons kasus penganiayaan Relawan Ganjar-Mahfud di Boyolali.
Baca SelengkapnyaIrjen Karyoto telah memerintahkan jajarannya untuk turun mengamankan rumah ibadah selama natal
Baca SelengkapnyaMenurut Moeldoko, kericuhan tersebut merupakan emosi spontanitas dari massa.
Baca SelengkapnyaKomandan Korem 172/PWY Brigjen TNI Dedi Hardono menyesalkan aksi perusuh yang memicu kebakaran sejumlah ruko, rumah dinas, juga kantor di Waena, Jayapura.
Baca SelengkapnyaKorban Emilia Binsasi tergelatak di lantai rumahnya dengan wajah berlumuran darah.
Baca SelengkapnyaPenganiayaan terjadi pada Sabtu (13/1), sekitar pukul 03.30 WIB.
Baca Selengkapnya