Mandi di sungai, dua warga Kuansing diserang buaya
Merdeka.com - Dua warga Cerenti masing Yolpi Prayuno (27) dan Candra (40), warga Desa Sikakak, Kecamatan Cerenti Kabupaten Kuantan Singingi, Riau diserang buaya, ketika sedang mandi di sungai Kuantan, Minggu (1/10). Akibatnya, mereka mengalami luka robek ringan dan mendapat perawatan medis di Puskesmas Cerenti.
Kapolres Kuantan Singingi AKBP Fibri Karpiananto, mengatakan, Yolpi Prayuno mengalami luka robek di lutut dengan enam jahitan, dan robek bagian punggung sebelah kiri.
"Sedangkan Candra, mengalami luka robek pada betis sebelah kiri. Keduanya sudah mendapatkan perawatan medis," ujar Fibri kepada merdeka.com melalui selulernya Senin (2/10).
-
Siapa korban serangan buaya? Korban ini bernama Ide Suprianto (27) asal Desa Sari Bulan, Kecamatan Air Dikit yang menikah dengan warga Desa Tanah Harapan.
-
Dimana buaya menyerang korban? 'Korban ini meninggal dunia setelah kakinya digigit buaya, lalu satwa tersebut menghempaskan tubuh korban berkali-kali di Sungai Selagan,' katanya seperti dilansir dari Antara, Senin (15/4).
-
Mengapa buaya menyerang korban? 'Korban ini meninggal dunia setelah kakinya digigit buaya, lalu satwa tersebut menghempaskan tubuh korban berkali-kali di Sungai Selagan,' katanya seperti dilansir dari Antara, Senin (15/4).
-
Kenapa warga khawatir tentang buaya? Kalau buaya yang masih kecil itu hidup liar, dikhawatirkan ada induknya yang masih berkeliaran di sekitar sungai Desa Kebonagung.
-
Dimana buaya itu ditemukan? Saat menyusuri pinggir sungai yang mengering akibat musim kemarau, mereka justru melihat sorot mata yang mencurigakan mengambang di permukaan air.
Fibri menjelaskan, serangan buaya terjadi setelah warga melaporkan kejadian ini ke Polsek Cerenti, pada Minggu tadi malam sekitar pukul 22.00 wib. "Dari keterangan warga, serangan buaya tersebut terjadi dua kali dalam sehari," kata Fibri.
Untuk kejadian pertama, dialami Yolpi pada pukul 16.00 wib, saat itu dirinya sedang mandi di Sungai Kuantan. Tiba-tiba muncul buaya jenis katak, langsung menerkam dan menggigitnya.
"Korban Yolpi pun berusaha menghindar dan berhasil melarikan diri dari serangan buaya tersebut, namun mengalami luka gigitan ringan," ucap Fibri.
Tidak lama kemudian, korban kedua, Candra, juga diserang buaya yang sama. Saat itu, Candra berada sekitar 200 meter dari tempat Yolpi diterkam buaya tersebut. Dia juga kabur setelah diterkam buaya, dan juga mengalami luka robek ringan.
"Keduanya langsung ke Puskesmas Cerenti untuk menadapat perawatan. Selanjutnya melapor ke Polsek setempat," kata perwira menengah jebolan Akademi Kepolisian tahun 1998 ini.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pemerintah desa setempat sebelumnya pernah mengusulkan pembuatan penangkaran buaya ke pihak BKSDA Bengkulu.
Baca SelengkapnyaSeorang warga, MB (53) selamat dari serangan buaya muara sepanjang tiga meter usai berjibaku melawan.
Baca SelengkapnyaSaat ini, buaya tersebut telah diserahkan ke Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA).
Baca SelengkapnyaTanpa diduga, sebanyak tiga ekor buaya yang nampak buas muncul dari gorong-gorong. Peristiwa ini membuat satu kampung geger.
Baca SelengkapnyaJasad korban ini tidak dibawa ke puskesmas atau RSUD, tetapi langsung dibawa ke rumah duka.
Baca SelengkapnyaMusim hujan yang identik dengan musim kawin buaya.
Baca SelengkapnyaBeberapa jam kemudian, mayat korban ditemukan tak jauh dari TKP.
Baca SelengkapnyaAkibat peristiwa tersebut Daeng Sattuang mendapatkan 25 jahitan di kaki.
Baca SelengkapnyaPara korban diketahui sedang melakukan pengobatan alternatif, dengan cara mandi di danau tersebut.
Baca SelengkapnyaPara korban diketahui sedang melakukan pengobatan alternatif, dengan cara mandi di danau
Baca SelengkapnyaPara awalnya sekelompok pemuda hendak mencari kucing hutan, namun yang mereka temukan justru seekor buaya.
Baca SelengkapnyaTiga buaya ukuran besar yang sempat berkeliaran di sawah warga berhasil ditangkap.
Baca Selengkapnya