Manfaatkan medsos, perampok umpankan perempuan lalu habisi korban
Merdeka.com - Aksi perampokan sadis yang dilakukan komplotan di Medan ini boleh jadi terencana cukup matang. Mereka mencari calon korban lewat media sosial, lalu mengumpankan perempuan kemudian merampok dan membunuhnya.
Perampokan dan pembunuhan itu diungkap tim dari Subdit III Jahtanras Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Sumut. Mereka meringkus empat pelaku, seorang di antaranya perempuan, dari sejumlah lokasi Rabu (24/8), hingga sekitar pukul 04.15 WIB.
Keempat pelaku disangka merampok dan membunuh Rudi Chandra Pemajayanto alias Atak (33), warga Jalan Brigjen Katamso, Medan. Laki-laki itu ditemukan membusuk dengan leher terjerat kabel di aliran sungai Aran Dalu, Dusun V Karang Bangun, Desa Bulu Cina, Hamparan Perak, Kamis (18/8).
-
Bagaimana korban meninggal? 'Dalam proses dari Lampung ke Jakarta ini (korban) pendarahan hebat. Pelaku juga mengetahui bahwa si korban sedang pendarahan. Pelaku ini mengetahui bahwa korban sedang pendarahan hebat, namun dibiarkan saja, sehingga korban kehabisan darah dan meregang nyawa,' kata dia.
-
Siapa yang menjadi korban tewas? Korban meninggal dunia:1. Catur Pancoro (47) warga Tulangan, Sidoarjo.2. Hadi umar F (21), warga Mojo Lebak Mojokerto.3. Aditya Sapulete (38), warga Cungkup Pucuk, Lamongan.
-
Bagaimana korban dibunuh? 'Dengan adanya perkataan dari korban tersebut maka pelaku menjadi sakit hati dan sangat kesal sehingga secara spontan pelaku membunuh korban dengan cara mencekik dan menjerat leher korban dengan tali sepatu sehingga korban meninggal dunia,' jelas Wira.
-
Bagaimana pelaku merampok korban? Ngajib mengaku saat mengambil tas korban, pelaku mengancam dengan menggunakan senjata tajam.
Tersangka pelaku yang diringkus yaitu Edo Miswanto (26), warga Jalan Mangaan, Medan; Ari Syaputra (21), warga Jalan Manggaan 2, Mabar; MR (16), warga Jalan Platina 1, dan Nurul Hasanah (19), warga Jalan PT IRA, Hamparan Perak.
"Satu orang tersangka lainnya, yaitu R alias Kerdil, masih kita buru," kata Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Sumut Kombes Pol Nur Fallah.
Para tersangka ditangkap bersama sejumlah barang bukti hasil kejahatan berupa 2 bentuk cincin emas, 1 gelang emas, sebuah kalung emas, empat ponsel, serta pakaian yang dikenakan pelaku saat melakukan pembunuhan yaitu sepasang sepatu, 2 celana, dan 2 baju. Dua unit sepeda motor, yaitu Honda Supra X 125 dengan nomor polisi BK 4337 UA, dan Honda Vario Techno BK 2278 ACM, yang dipakai saat beraksi juga turut disita.
Petugas juga mengamankan bekas lakban dan kabel merah bening. "Lakban ini yang digunakan untuk mengikat korban dan kabel untuk menjerat leher korban," kata Nur Fallah sambil menunjukkan lakban bekas.
Dalam kasus ini, Edo mendapati nomor handphone Rudi dari media sosial Facebook. Dia lalu menjalin komunikasi lewat aplikasi We Chat dengan menyamar sebagai perempuan.
Gayung bersambut. Mereka sepakat bertemu untuk karaoke. Edo pun menyuruh pacarnya Nurul untuk menemui Rudi yang datang mengendarai Toyota Rush putih. Mereka kemudian karaoke di kawasan Titi Papan, Medan.
Sekitar pukul 24.00 WIB, Rudi dan Nurul pulang dari karaoke. Sesampainya di kawasan KIM I, mobil mereka diadang Edo, Miswanto, Kerdil, MR dan Ari.
Nurul kemudian turun dari mobil dan diantar MR pulang dengan sepeda motor. Edo, Miswanto, Kerdil dan Ari naik ke mobil dan meminta uang kepada korban. "Korban hanya memberikan Rp 100 ribu, mereka minta semua uang korban," sambung Nur Fallah.
Pelaku mengikat tangan dan kaki Rudi dengan lakban lalu memukulinya. Lehernya dijerat dengan kabel. Setelah korban tidak berdaya, keempat tersangka membawanya ke Hamparan Perak menggunakan mobil korban.
Tubuh korban dibuang ke sungai di Hamparan Perak pada Kamis (18/8) sekitar pukul 12.00 WIB. "Mereka kemudian menjual mobil korban seharga Rp 30 juta di Jalan Gaperta melalui dua perantara yang sudah kita tangkap. Kita masih mencari mobil korban dan penadahnya," sambung Nur Fallah.
Polisi masih mengembangkan penangkapan ini. Selain memburu pelaku yang belum tertangkap, mereka juga mendalami kemungkinan aksi lain yang dilakukan komplotan ini. "Dilihat dari perencanaan ini, diduga mereka sebelumnya pernah beraksi. Ini yang sedang kita telusuri," tutup Nur Fallah. (mdk/ary)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pelaku sehari-hari berprofesi sebagai petugas keamanan telah diamankan kepolisian.
Baca SelengkapnyaIa menyampaikan motif pelaku melakukan penganiayaan karena korban dianggap mengingkari kesepakatan terkait tarif kencan tersebut.
Baca SelengkapnyaPolisi mengidentifikasi dua pelaku begal sejoli mahasiswa Universitas Sriwijaya (Unsri) yang tewas ditikam.
Baca SelengkapnyaSeorang pria berinisial MH (45) ditemukan tewas di dalam asrama Akademi Perawatan (Akper) Tarutung di Kecamatan Tarutung, Kabupaten Tapanuli Utara.
Baca SelengkapnyaKorban ditusuk saat melerai keributan antara pria dan wanita di hotel.
Baca SelengkapnyaPelaku inisial AND (37) ditangkap di Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimatan Timur.
Baca SelengkapnyaTiba-tiba pelaku meminta korban bergantian membawa sepeda motor. Saat itulah penganiayaan dan penusukan terjadi.
Baca SelengkapnyaMayat korban ditemukan mengenaskan terbungkus plastik di tempat pemakaman umum
Baca SelengkapnyaSetelah berhubungan badan, RM menagih uang tambahan sebesar Rp100.000 karena menilai pelayanan yang ia berikan memuaskan
Baca SelengkapnyaMencari pasangan melalui dating apps ibarat mencari jarum dalam tumpukan jerami
Baca Selengkapnya