Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Mantan buruh migran Taiwan ini giat kembangkan perpustakaan terbuka

Mantan buruh migran Taiwan ini giat kembangkan perpustakaan terbuka Erin Cipta. ©2017 Merdeka.com

Merdeka.com - Berawal dari menggelar sejumlah buku di Taman Memorial Taipei 228, Erin Cipta membangun energi sosial antar tenaga kerja Indonesia (TKI) di Taiwan. Pernah diusir oleh petugas taman setempat sebab dianggap berjualan buku tanpa izin tak membuat semangatnya surut mengkampanyekan pentingnya membaca. Bersama puluhan TKI lain, sepulang dari Taiwan, Erin mengupayakan gerakan literasi ke desa-desa juga donasi buku ke berbagai komunitas.

Saat Merdeka.com mengunjungi Erin di kediamannya, Desa Karangjati, Kecamatan Sampang, Kabupaten Cilacap, pada Sabtu (6/5), kardus-kardus berisi buku nampak ditumpuk di ruang tamunya. Di rumah berarsitektur joglo itu, rak-rak kayu tertata puluhan buku mulai dari cerita anak sampai novel. Dua piagam penghargaan terpampang, Taiwan Literature Award for Migrants tahun 2014 dan 2015 yang Erin dapat untuk dua cerita pendeknya sebagai karya terbaik.

Erin (38), mantan buruh migran di Taiwan ini bercerita, buku-buku dalam kardus tersebut donasi dari teman-teman TKI dari Taiwan dan sejumlah penerbit di Indonesia. Sepulang dari Taiwan tahun 2015 lalu, Erin bersama TKI lain mendirikan Gerakan Masyarakat Sadar Baca dan Sastra (Gemas) mengupayakan perpustakaan di desa-desa. Sampai saat ini, setidaknya beberapa perpustakaan telah didirikan di Cilacap, Lampung, Kediri dan Solo.

"Tadi pagi santri-santri pesantren baru kumpul di sini. Mereka asyik membaca," kata Erin ibu dari dua putri ini.

Saat masih menjadi buruh migran di Taiwan, Erin mengenang pertama kali dia menggelar sejumlah buku di Taman Memorial Taipei 228. Ia melakukan itu setiap akhir pekan, sembari mengantar majikan menikmati hawa segar taman. Niatnya menggelar buku sebagai media berkenalan dengan buruh migran asal Indonesia lain.

"Kebanyakan buku-buku sastra dari penulis Indonesia. Saya nitip beli dari mahasiswa yang pulang ke Indonesia. Dari taman inilah saya lalu berkenalan dengan penggerak literasi di Taiwan, Brilliant Times dan mengupayakan perizinan program literasi buruh migran di ruang publik," ujar Erin.

Akhirnya, bersama buruh migran asal Indonesia yang lain, Erin mendapat tempat untuk perpustakaan di stasiun Taipei di bawah pilar F24. Perpustakaan itu dinamakan pustaka ruang stasiun. Buku-buku dikumpulkan hasil swadaya, dikelola oleh 3 buruh migran asal Indonesia sejak tahun 2014 sampai saat ini.

"Tahun 2015 saya pulang ke Cilacap. Teman-teman lalu menyemangati saya untuk terus melanjutkan gerakan membaca di desa. Mereka mendonasikan buku-buku," ujarnya.

Di Cilacap sendiri, serupa dengan yang pernah dilakukannya di Taiwan, setiap akhir pekan Erin menggelar buku di Lapangan Tugu Kroya. Kurang lebih 80 buku mayoritas cerita anak ia gelar di ruang terbuka dengan harapan bisa berbagi kebahagiaan membaca bersama warga. "Saya percaya buku dan membaca bisa jadi energi sosial," ujarnya.

(mdk/bal)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Perjuangan Komunitas Literasi di Tambun Selatan Kenalkan Minat Baca ke Anak, Keliling Tiap Taman Sambil Bawa Buku
Perjuangan Komunitas Literasi di Tambun Selatan Kenalkan Minat Baca ke Anak, Keliling Tiap Taman Sambil Bawa Buku

Mimpi mereka adalah ingin anak-anak di wilayah Bekasi, khususnya Tambun bisa dekat dengan buku dan berwawasan luas.

Baca Selengkapnya
Mengenal Sosok Yoe Kim Lay, Kapitan Tionghoa Pertama di Tarutung
Mengenal Sosok Yoe Kim Lay, Kapitan Tionghoa Pertama di Tarutung

Kim juga merupakan kapitan Tionghoa pertama di Tarutung. Ia menjabat pada 1916 - 1933.

Baca Selengkapnya
Berkunjung ke Rumah Puisi Taufiq Ismail, Wisata Literasi dan Ruang Baca di Bukittinggi
Berkunjung ke Rumah Puisi Taufiq Ismail, Wisata Literasi dan Ruang Baca di Bukittinggi

Berdirinya bangunan ini menjadi bentuk kegelisahan Taufiq Ismail karena budaya membaca di Indonesia rendah.

Baca Selengkapnya
Kenalan dengan Rumah Dunia, Tempat Asyik Bagi Anak-anak di Serang untuk Mengenal Buku dan Belajar Menulis
Kenalan dengan Rumah Dunia, Tempat Asyik Bagi Anak-anak di Serang untuk Mengenal Buku dan Belajar Menulis

Rumah dunia jadi salah satu contoh gerakan literasi yang konsisten di Indonesia

Baca Selengkapnya
Wanita Ini Buka Lapak Baca Buku Gratis di Pinggir Jalan, Alasannya Bikin Haru
Wanita Ini Buka Lapak Baca Buku Gratis di Pinggir Jalan, Alasannya Bikin Haru

Aksi sosialnya ini sebagai caranya untuk mengobati dan menerima diri sendiri.

Baca Selengkapnya
Toko Buku Gunung Agung Tinggal Kenangan
Toko Buku Gunung Agung Tinggal Kenangan

Hanya tinggal menghitung hari Toko Buku Gunung Agung ditutup total.

Baca Selengkapnya
Begini Alur Elisa Iming-Iming 26 WNI Kerja di Erbil hingga Jadi Korban TPPO, Ancam & Sekap Korban
Begini Alur Elisa Iming-Iming 26 WNI Kerja di Erbil hingga Jadi Korban TPPO, Ancam & Sekap Korban

Para korban sempat disekap dan diancam di sebuah apartemen di Turki

Baca Selengkapnya
Gaet SDM Profesional, Taiwan Luncurkan Visa Nomaden Digital
Gaet SDM Profesional, Taiwan Luncurkan Visa Nomaden Digital

Pemerintah menyambut para profesional dari seluruh dunia untuk menetap dan bekerja di Taiwan.

Baca Selengkapnya
Pernah Tak Digaji hingga Dijauhi Saudara, Perempuan Asal Tuban Kini Sukses Kembangkan Toko Kelontong yang Selalu Ramai Pembeli
Pernah Tak Digaji hingga Dijauhi Saudara, Perempuan Asal Tuban Kini Sukses Kembangkan Toko Kelontong yang Selalu Ramai Pembeli

Kata-kata pepatah yang berbunyi “kehidupan seperti roda sedang berputar” menggambarkan kehidupan Yati.

Baca Selengkapnya
Cerita Pahit Lusi Korban TPPO di Negeri Jiran, Disekap Berbulan-Bulan dan Kerja Tanpa Digaji
Cerita Pahit Lusi Korban TPPO di Negeri Jiran, Disekap Berbulan-Bulan dan Kerja Tanpa Digaji

Cerita korban TPPO Disekap Berbulan-Bulan dan Kerja Tanpa Digaji

Baca Selengkapnya
Berada di Dalam Gang, Toko Buku Legendaris di Ciputat Ini Menolak Tergerus Zaman
Berada di Dalam Gang, Toko Buku Legendaris di Ciputat Ini Menolak Tergerus Zaman

Toko buku lawas di gang Jalan Dewi Sartika ini masih terus eksis hingga kini.

Baca Selengkapnya
Kisah Perjuangan Ani Ema Susanti Jadi Sutradara Film Ternama Indonesia, Berawal dari Jadi Buruh Migran
Kisah Perjuangan Ani Ema Susanti Jadi Sutradara Film Ternama Indonesia, Berawal dari Jadi Buruh Migran

Ia nekat jadi buruh migran ke Hongkong agar bisa membiayai kuliahnya sendiri

Baca Selengkapnya