Mantan Kasal TNI: Singapura protes KRI Usman Harun, abaikan saja
Merdeka.com - Singapura protes Indonesia menamakan kapal perang KRI Usman Harun, sebab kedua nama itu pernah melakukan pengeboman di Orchard Road pada 1965. Namun menurut mantan Kepala Staf TNI Angkatan Laut (Kasal) periode 2008-2009, Laksamana (Purn) Tedjo Edhy Purdijatno, protes itu tak perlu ditanggapi.
"Sudah tak perlu ditanggapi itu (protes Singapura). Abaikan saja. Mestinya yang protes itu bukan Pemerintah Singapura, tapi keluarga peristiwa pengeboman di MacDonald House," ujar Tedjo di Surabaya, Sabtu (8/2).
Menurut pria yang juga pernah menjadi Komandan KRI Teluk Semangka itu, penamaan kapal perang tersebut sudah melewati masa kajian yang mendalam. "Jadi kita ini ingin menghargai jasa pahlawan dengan menamai kapal perang kita dengan nama kedua anggota pasukan khusus KKO yang gugur saat menjalankan tugas," tandas dia.
-
Siapa yang memprotes kejadian tersebut? Diketahui, terekam video yang beredar di media sosial salah satu pendukung mengacungkan tiga jari saat debat capres berlangsung. Hal tersebut pun menuai protes dari pihak 02 yakni Grace Natalie.
-
Siapa yang terlibat keributan? 'Minggu (7/7), terjadi perselisihan antara saudara MK dan DN di salah satu acara hajatan di wilayah hukum Polsek Majalaya,' demikian dikutip dari keterangan video.
-
Siapa yang terlibat dalam kerusuhan ini? Pada saat itu Maroko adalah protektorat Prancis, dan komisaris Prancis untuk Oujda, René Brunel, menyalahkan kekerasan yang terjadi pada orang-orang Yahudi karena meninggalkan Oujda dan bersimpati dengan gerakan Zionis.
-
Siapa yang terlibat dalam peristiwa ini? 'Kami memanggil pihak keluarga pengendara sepeda motor yang pura-pura kesurupan untuk dimintai keterangan,' ucap dia.
-
Siapa yang bertanggung jawab atas serangan? Seorang juru bicara Qualcomm menyatakan bahwa patch telah dikirimkan, namun kini tanggung jawab ada di tangan pengguna.
Sebelumnya, kedua menteri Singapura yang ikut memprotes penamaan kapal perang TNI AL itu adalah Menteri Sosial dan Pengembangan Keluarga Singapura, Chan Chun Sing, dan Menteri Tenaga Kerja, Tan Chuan-Jin. Pada sebuah akun Facebook-nya, mereka melontarkan kalimat-kalimat protes.
Seperti diketahui, Usman dan Harun merupakan anggota pasukan khusus yang meledakkan MacDonald House di Singapura pada saat Konfrontasi Ganyang Malaysia tahun 1963-1966. Dalam peristiwa itu, tiga orang tewas dan 22 orang mengalami luka-luka.
Kemudian keduanya tertangkap oleh Pemerintah Singapura. Prajurit Indonesia itu diputus bersalah dan digantung di Singapura pada medio 1968. Dua jenazah marinir itu, akhirnya dipulangkan ke Indonesia dan diberi gelar pahlawan. Keduanya dimakamkan di TMP Kalibata, Jakarta Selatan. (mdk/ded)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Interupsi hubungan Anwar dengan Gibran tidak digubrin dan hakim MK melanjutkan pembacaan putusan.
Baca SelengkapnyaKasad mengatakan alasan TNI melakukan pemukulan karena rombongan relawan sudah berulang kali diingatkan.
Baca SelengkapnyaMenurut Yusri, proses penyelidikan itu sebagaimana laporan dari pihak keluarga soal dugaan tersebut yang telah diterima Pomdam I/Bukit Barisan (BB).
Baca SelengkapnyaEks Ketua MK Nilai sedang mengalami masalah yang berat usai mengubah syarat capres dan cawapres.
Baca SelengkapnyaPublik mengkritik keras MK buntut putusan mengabulkan sebagian gugatan batas usia capres-cawapres.
Baca SelengkapnyaViral video kericuhan antara anggota Polresta Padang dengan masyarakat Air Bangis dan Pasaman Barat
Baca SelengkapnyaMahfud menyebut, kesalahan yang dilakukan oleh KLHK adalah mengeluarkan izin penggunaan tanah kepada pihak yang tidak berhak.
Baca SelengkapnyaMunaslub itu akhirnya menetapkan Anindya Bakrie sebagai ketua dan menggeser posisi Arsjad Rasjid.
Baca SelengkapnyaMenurut Maruli, apa yang dilakukan prajurit TNI itu tergolong jahat.
Baca SelengkapnyaUmar Kei diperiksa selama tiga jam dan diajukan belasan pertanyaan.
Baca SelengkapnyaIa memastikan, tidak ada pengeroyokan terhadap dalam kejadian tersebut dan lebih kepada perkelahian.
Baca SelengkapnyaMassa Aksi Kamisan mendesak penegak hukum untuk menghentikan kriminalisasi terhadap pembela HAM, Haris Azhar dan Fatia Maulidiyanti.
Baca Selengkapnya