Mantan teroris: Dulu kami membela muslim yang tertindas
Merdeka.com - Mantan narapidana terorisme Agus Dwikarna mengatakan cara dan tujuan pelaku terorisme sekarang berbeda dengan dulu. Pada era dia, tidak pernah terjadi penyerangan terhadap aparat secara membabi-buta seperti sekarang ini.
"Ghirah (hasrat) dan tujuan 'jihad' di zaman kami berbeda dengan sekarang. Dulu kami berangkat ke Afghanistan dan Ambon murni ingin membela sesama Muslim yang tertindas," kata dia di Jakarta, Jumat (14/7) seperti dikutip Antara.
Agus yang pernah dipenjara 11 tahun di Filipina atas tuduhan membawa bahan peledak di Bandara Ninoy Aquino dan terlibat aksi terorisme pada 2002 itu, menegaskan bahwa ia bersama para mantan narapidana terorisme siap mendukung penuh upaya pencegahan radikalisme terorisme yang dilakukan oleh pemerintah melalui Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT).
-
Bagaimana cara pelaku melancarkan aksinya? Untuk memuluskan aksinya, NUG, HS, dan DK melakukan panggilan darurat ke Mako Damkar Induk Sleman.
-
Apa yang dilakukan pelaku? Mereka juga meminta Y agar menyerahkan diri agar dapat diperiksa. 'Saya imbau kepada yang diduga pelaku berinisial Y yang sesuai dengan video yang beredar agar menyerahkan diri,' kata Rahman saat dikonfirmasi, Minggu (28/4).
-
Siapa yang terkena dampak terorisme di Indonesia? Di Indonesia, aksi terorisme telah menyebabkan banyak kerugian dan korban. Mereka menjadi korban terorisme mengalami disabilitas seumur hidupnya, bahkan tak sedikit juga yang harus meregang nyawa.
-
Siapa pelakunya? Orang ke-3 : 'Seperti biasa saya menjemput anak saya pulang sekolah sekitar jam tersebut'Karena 22 jam sebelum 5 April 2010 adalah jam 1 siang 4 april 2010 (hari minggu)
-
Bagaimana cara mencegah terorisme di Indonesia? Di Hari Peringatan dan Penghargaan Korban terorisme ini, Anda bisa membagikan cara mencegah radikalisme di media sosial. Hal ini penting dilakukan agar tindakan terorisme bisa diminimalisir atau dihilangkan.
"Karena kami pernah berada di sana sehingga banyak tahu seluk beluk sel-sel terorisme di Indonesia," ujar dia.
Terkait program deradikalisasi atau pembinaan yang dilakukan BNPT selama ini, Agus menilai program itu sangat bagus dan harus terus ditingkatkan. Hanya, kata dia, perlu sosialisasi lebih banyak lagi agar semua bisa memahami maksud dan tujuan program tersebut.
Hal senada dikemukakan Iqbal Husaini alias Romli alias Rambo. Menurut dia, adanya penolakan program deradikalisasi karena program itu masih belum membumi. "Di kalangan masyarakat umum, masih banyak yang tidak paham dengan program itu, bahkan ada yang antipati, apalagi kelompok radikal," kata pria yang pernah mendekam di penjara selama empat tahun karena terlibat pengiriman senjata dalam konflik Ambon.
Menurut dia, BNPT perlu melakukan kampanye secara masif agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam mengartikan program deradikalisasi tersebut. Dalam hal ini, BNPT tidak bisa sendiri dan harus melibatkan tokoh agama dan juga mantan narapidana terorisme.
"Karena sangat sulit mendekati kawan-kawan yang masih memiliki pemikiran keras. Terlebih pola gerakan kelompok radikal sekarang tidak hanya di ranah offline, tapi telah menyasar dunia online (dunia maya)," kata Rambo.
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kelompok Jemaah Islamiyah (JI) telah membubarkan diri. Apakah ini akhir dari kelompok teror tersebut atau hanya manuver untuk bergerak di bawah tanah?
Baca SelengkapnyaKepala BNPT ungkap terjadi perubahan tren pola serangan terorisme di Indonesia.
Baca SelengkapnyaMunir berharap agar masyarakat tetap damai dan rukun meskipun memiliki perbedaan pilihan politik.
Baca SelengkapnyaTiga narapidana terorisme (napiter) mengucapkan ikrar setia kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Baca SelengkapnyaBerdasarkan video CCTV insiden tersebut murni tindakan kekerasan.
Baca SelengkapnyaKeberlanjutan pembinaan resmi dari Pemerintah inilah yang akan memperkuat komitmen mantan anggota JI.
Baca SelengkapnyaNarasi intoleran dan radikal dari kelompok teror ini perlu diimbangi dengan narasi tandingan berupa moderasi beragama dan seruan toleransi.
Baca SelengkapnyaKorban sempat dipingpong ketika melaporkan pengeroyokan itu ke polisi.
Baca SelengkapnyaIbnu Hadjar merupakan mantan Letnan Dua TNI yang berujung menjadi pemberontak pemerintah dalam pasukan DI/TII.
Baca SelengkapnyaSaat keluar dari Lapas Salemba, Munarman tampak mengenakan kemeja putih.
Baca SelengkapnyaPara anggotanya hingga kini diakui sebagai veteran oleh Pemerintah Indonesia
Baca SelengkapnyaJuru Bicara Densus 88 Antiteror Polri, Kombes Aswin Siregar menjelaskan terkait dua tersangka yang tewas adalah teroris di Lampung, pada 12 April 2023.
Baca Selengkapnya