Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Manuver politik Gerindra - Demokrat di 2019, sekuat apa?

Manuver politik Gerindra - Demokrat di 2019, sekuat apa? AHY bertemu Prabowo. ©2017 Merdeka.com

Merdeka.com - Gerindra makin gencar jelang Pemilihan Presiden 2019. Setelah Prabowo dipasang sebagai Capres, Gerindra masih butuh dukungan untuk melancarkan manuver untuk menduduki posisi RI 1.

Sejauh ini, baru PKS yang terang-terangan menyatakan potensi kuat merapat. Lobi-lobi politik pun digulirkan Gerindra.

Yang paling anyar adalah pendekatan Gerindra ke Demokrat. Hingga kini, Demokrat memang belum memutuskan ke mana akan menjatuhkan pilihan koalisi di Pemilihan Presiden 2019.

Pendekatan Gerindra ke Demokrat tampak ketika Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra, Sandiaga Uno, bertemu Komandan Kogasma Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

"Kita harapkan menjadi awal pembangunan penjajakan koalisi antara Demokrat dan Gerindra," kata Sandiaga usai menghadiri Refleksi 20 tahun Reformasi di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (21/5/2018) lalu.

Pertemuan keduanya belum mencapai kesepakatan apa pun. Bila tak ada aral, komunikasi lanjutan akan melibatkan Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto dan Ketua Umum Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Hanya saja, Sandi tidak memberikan jawaban pasti soal waktunya pertemuan Susilo Bambang Yudhoyono dengan Prabowo.

Ia cuma memberikan ancar-ancar. "Bulan suci Ramadan waktu yang bagus untuk bersilaturahmi," jawabnya singkat.

Sebelum pertemuan itu, optimisme sudah mengapung --setidaknya dari kubu Gerindra. Anggota Badan Komunikasi DPP Gerindra Andre Rosiade menjelaskan, pertama-tama Gerindra dan Demokrat akan berdiskusi untuk menyamakan frekuensi dan persepsi.

Bila komunikasinya lancar, Andre meyakini koalisi sudah di depan mata. Ia memberikan metafora berupa sinyal 4G Gerindra-Demokrat .

"Yang jelas kalo bicara sinyal, sinyal kami dari 3G sekarang dengan Demokrat sudah berubah jadi 4G," ucapnya.

Menurut dia, kedua partai saling membuka diri. Selama ini relasinya pun terbilang harmonis. Andre mengatakan, Gerindra saat ini fokus pada kerangka kerja sama.

"Setelah itu baru bicarakan cawapres dan dirapatkan oleh Pak Prabowo dan pimpinan partai koalisi," terangnya.

Gerindra pun sudah menawarkan iming-iming bagi Demokrat bila mau bergabung dalam koalisi. Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon mengatakan akan meyakinkan Demokrat bahwa poros Prabowo akan berjuang untuk menang di pemilu serentak 2019.

"Ya saya kira kita sangat cair ya enggak ada masalah. Tinggal mendudukkan kan dalam kekuasaan ujungnya bagaimana kita bisa menang," kata Fadli di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (22/5/2018).

Cara kedua, kata Fadli, adalah dengan berbagi kekuasaan dengan Demokrat. Menurutnya, Indonesia terlalu besar dan luas untuk dikelola oleh satu-dua partai saja.

"Bagaimana kita melakukan power sharing karena tidak mungkin hanya satu dua partai saja yang dominan," tutur Fadli.

Politikus Gerindra ini mengungkapkan, sejauh ini penjajakan dengan partai-partai yang belum menentukan sikap di Pemilu 2019 terus dilakukan secara intensif, termasuk Partai Demokrat. Dia yakin Demokrat bakal segera bergabung.

Posisi Cawapres

Posisi Wakil Presiden tampaknya akan menjadi titik sentral tawar-menawar dalam koalisi. Demokrat agaknya sudah punya calon dalam figur AHY.

Partai ini mulai mempromosikan tagar #2019pemimpinmuda yang mengaitkannya dengan putra sulung Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Agus Yudhoyono yang saat ini berusia 39 tahun.

"Setelah ada reformasi/revolusi selama 20 tahun, ini sudah saatnya kita ganti nama menjadi era transformasi 30 tahun ke depan menuju Indonesia Emas," kata Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Putu Supadma Rudana.

Nama AHY sebagai salah satu kandidat capres dan cawapres juga teruji oleh survei. Misalnya saja, Roda Tiga Konsultan (RTK) merilis survei capres-cawapres terkuat di Pilpres 2019.

Nama Komandan Satuan Tugas Bersama (Kogasma) pemenangan Pilkada 2018 dan Pilpres 2019 Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) pada pilihan tertutup, berada di posisi tertinggi dengan raihan 18,7 persen dan menempatkannya sebagai kandidat paling favorit.

Meski kubu Demokrat belum mau terang-terangan, tapi indikasi dukungan internal pada AHY cukup kuat. Persoalan yang muncul belakangan, apakah partai pendukung Prabowo yang lain setuju?

Ganjalan sudah muncul jauh sebelum pertemuan Prabowo dan SBY. Wakil Ketua Majelis Syuro Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Hidayat Nur Wahid berharap Demokrat dapat menerima jika kadernya menjadi calon wakil presiden dari Prabowo di Pilpres 2019.

Sejak awal PKS memang menyatakan komitmennya berkoalisi dengan Gerindra di Pemilu 2019 dengan menyodorkan nama kader menjadi cawapres Prabowo. Tak kurang 9 nama kader yang ditawarkan PKS menjadi cawapres.

"Saya berharap Demokrat menerima calon dari PKS," kata Hidayat di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (22/5/2018).

Meski, ia mengaku akan berkomunikasi dan mendiskusikan keinginan PKS menyandingkan kadernya dengan Prabowo di Pemilu 2019 jika Demokrat bergabung dalam koalisi mereka.

"Karena belum tentu Demokrat menolak calon dari PKS ya, kan belum dibahas. biarkan kita bahas sebaik-baiknya," tegas Hidayat.

Tak hanya hitung-hitungan politik cawapres. Sejarah juga menunjukan hubungan PKS dan Demokrat kerap diwarnai panas-dingin.

Saat kepemimpinan SBY 2009-2014, PKS masuk dalam koalisi pemerintahan. Namun, kala itu, PKS malah jadi duri dalam daging.

Punya banyak menteri di kabinet, PKS malah kritis terhadap pemerintahan. Salah satu puncaknya adalah sikap PKS dalam Pansus Century yang dianggap merongrong pemerintahan SBY.

Wakil Presiden saat itu adalah Boediono, mantan Gubernur BI, yang juga turut serta dalam pengambilan keputusan dana talangan Century.

Lantas apakah Demokrat dan PKS akan akur bila benar-benar berkoalisi di 2019? Biar waktu yang menjawab.

Godaan kubu Jokowi

Posisi Wakil Presiden tampaknya akan menjadi titik sentral tawar-menawar dalam koalisi. Demokrat agaknya sudah punya calon dalam figur AHY.

Partai ini mulai mempromosikan tagar #2019pemimpinmuda yang mengaitkannya dengan putra sulung Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Agus Yudhoyono yang saat ini berusia 39 tahun.

"Setelah ada reformasi/revolusi selama 20 tahun, ini sudah saatnya kita ganti nama menjadi era transformasi 30 tahun ke depan menuju Indonesia Emas," kata Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Putu Supadma Rudana.

Nama AHY sebagai salah satu kandidat capres dan cawapres juga teruji oleh survei. Misalnya saja, Roda Tiga Konsultan (RTK) merilis survei capres-cawapres terkuat di Pilpres 2019.

Nama Komandan Satuan Tugas Bersama (Kogasma) pemenangan Pilkada 2018 dan Pilpres 2019 Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) pada pilihan tertutup, berada di posisi tertinggi dengan raihan 18,7 persen dan menempatkannya sebagai kandidat paling favorit.

Meski kubu Demokrat belum mau terang-terangan, tapi indikasi dukungan internal pada AHY cukup kuat. Persoalan yang muncul belakangan, apakah partai pendukung Prabowo yang lain setuju?

Ganjalan sudah muncul jauh sebelum pertemuan Prabowo dan SBY. Wakil Ketua Majelis Syuro Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Hidayat Nur Wahid berharap Demokrat dapat menerima jika kadernya menjadi calon wakil presiden dari Prabowo di Pilpres 2019.

Sejak awal PKS memang menyatakan komitmennya berkoalisi dengan Gerindra di Pemilu 2019 dengan menyodorkan nama kader menjadi cawapres Prabowo. Tak kurang 9 nama kader yang ditawarkan PKS menjadi cawapres.

"Saya berharap Demokrat menerima calon dari PKS," kata Hidayat di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (22/5/2018).

Meski, ia mengaku akan berkomunikasi dan mendiskusikan keinginan PKS menyandingkan kadernya dengan Prabowo di Pemilu 2019 jika Demokrat bergabung dalam koalisi mereka.

"Karena belum tentu Demokrat menolak calon dari PKS ya, kan belum dibahas. biarkan kita bahas sebaik-baiknya," tegas Hidayat.

Tak hanya hitung-hitungan politik cawapres. Sejarah juga menunjukan hubungan PKS dan Demokrat kerap diwarnai panas-dingin.

Saat kepemimpinan SBY 2009-2014, PKS masuk dalam koalisi pemerintahan. Namun, kala itu, PKS malah jadi duri dalam daging.

Punya banyak menteri di kabinet, PKS malah kritis terhadap pemerintahan. Salah satu puncaknya adalah sikap PKS dalam Pansus Century yang dianggap merongrong pemerintahan SBY.

Wakil Presiden saat itu adalah Boediono, mantan Gubernur BI, yang juga turut serta dalam pengambilan keputusan dana talangan Century.

Bisakah PKS dan Demokrat akur ketika " sinyal 4G Gerindra-Demokrat" sedang kencang-kencangnya? Kita tunggu saja.

Sumber: Liputan6.com

(mdk/idc)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
VIDEO: Kekuatan Prabowo Bertambah Usai Golkar dan PAN Beri Dukungan di Pemilu 2024
VIDEO: Kekuatan Prabowo Bertambah Usai Golkar dan PAN Beri Dukungan di Pemilu 2024

Kekuatan Capres Partai Gerindra Prabowo Subianto bertambah di Pemilu 2024. Partai Golkar dan PAN resmi deklarasi memberi dukungan.

Baca Selengkapnya
Peluang Duet Prabowo-Ganjar, Gerindra Tegaskan Harus Posisi Capres
Peluang Duet Prabowo-Ganjar, Gerindra Tegaskan Harus Posisi Capres

Rapimnas Gerindra menempatkan Prabowo menjadi calon presiden.

Baca Selengkapnya
Hasil Survei Pilpres Terbaru Indikator Politik: Prabowo-Gibran Teratas, Gerindra Salip PDIP
Hasil Survei Pilpres Terbaru Indikator Politik: Prabowo-Gibran Teratas, Gerindra Salip PDIP

Hasil survei Pilpres terbaru yang dirilis Indikator Politik menunjukkan elektabilitas Gerindra menyalip PDIP.

Baca Selengkapnya
Survei Prabowo Meroket, Gerindra Singgung Dukungan SBY dan AHY
Survei Prabowo Meroket, Gerindra Singgung Dukungan SBY dan AHY

Elektabilitas Prabowo terus meningkat lantaran mesin politik KIM sudah mulai panas.

Baca Selengkapnya
Gerindra Dekati Demokrat setelah Ditinggal Anies, Gelar Pertemuan dalam Waktu Dekat
Gerindra Dekati Demokrat setelah Ditinggal Anies, Gelar Pertemuan dalam Waktu Dekat

Partai Gerinda tengah mendekati Partai Demokrat yang merasa dikhianati Anies Baswedan karena memilih Abdul Muhaimin Iskandar atau Cak Imin sebagai cawapres.

Baca Selengkapnya
Gibran Diusung Jadi Cawapres Prabowo, Mampukah Kalahkan PDIP di Kandang Banteng?
Gibran Diusung Jadi Cawapres Prabowo, Mampukah Kalahkan PDIP di Kandang Banteng?

Keberadaan Gibran akan menjadi bonus tersendiri bila dipasangkan dengan Prabowo.

Baca Selengkapnya
Gerindra Goda PAN Agar Kembali Dukung Prabowo
Gerindra Goda PAN Agar Kembali Dukung Prabowo

Gerindra mencoba menguatkan dukungan bagi Prabowo. Mereka mencoba merayu PAN agar kembali merapatkan barisan. Bagaimana reaksi PAN?

Baca Selengkapnya
FOTO: Silaturahmi Kebangsaan ke Markas Demokrat, Ucapan Pantun Menggoda Sekjen Gerindra Jadi Sorotan
FOTO: Silaturahmi Kebangsaan ke Markas Demokrat, Ucapan Pantun Menggoda Sekjen Gerindra Jadi Sorotan

Sekretaris Jenderal Partai Gerindra Ahmad Muzani sempat menyampaikan pantun yang justru untuk menggoda Demokrat.

Baca Selengkapnya
VIDEO:  Kode Kuat Golkar Segera Gabung Koalisi Gerindra Dukung Prabowo di 2024
VIDEO: Kode Kuat Golkar Segera Gabung Koalisi Gerindra Dukung Prabowo di 2024

Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani menilai peluang Golkar bergabung dengan Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) sangat besar.

Baca Selengkapnya
Gerindra Tanggapi Skenario Duet Ganjar-Anies: Itu Kunci Kemenangan Kami
Gerindra Tanggapi Skenario Duet Ganjar-Anies: Itu Kunci Kemenangan Kami

Gerindra merasa untung jika skenario itu terwujud.

Baca Selengkapnya
PKB Buka Pintu Buat Demokrat Jika Ingin Gabung Koalisi KIR
PKB Buka Pintu Buat Demokrat Jika Ingin Gabung Koalisi KIR

PKB mendukung partai manapun yang berkeinginan untuk bekerja sama di Pemilu 2024.

Baca Selengkapnya