Marak Kasus Demam Berdarah, Ini 3 Kondisi Medis Pasien yang Perlu Diketahui
Merdeka.com - Kasus demam berdarah dengue (DBD) marak di banyak daerah, menyusul dengan masuknya musim penghujan. Demam berdarah karena virus dengue yang ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti ini, bahkan sampai merenggut nyawa.
Seperti yang terjadi di Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat. Seorang pasien DBD yang berusia lima tahun meninggal dunia. Selain itu kasus DBD di sana juga tinggi, yaitu 21 kasus. Pemerintah daerah setempat lantas menetapkan kasus DBD saat ini masuk status Kejadian Luar Biasa (KLB).
Sementara di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), dua kabupaten menetapkan status KLB demam berdarah.
-
Apa penyebab Demam Berdarah? Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus dengue, yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti.
-
Di mana demam berdarah menyebar karena perubahan iklim? Penelitian yang dilakukan melibatkan 21 negara di Asia dan Amerika, dan menemukan bahwa pemanasan iklim berkontribusi pada sekitar 19 persen dari total kasus demam berdarah saat ini.
-
Mengapa demam berdarah berbahaya? 'Kalau darah merembes keluar, membuat darah jadi kental, sehingga kalau tak ditangani dengan baik itu bisa menimbulkan syok, di mana tekanan darahnya drop dan nadinya cepat, sehingga dianjurkan minum yang banyak itu supaya mengganti cairan yang keluar tersebut,' kata Leonard dilansir dari Antara.
-
Bagaimana cara nyamuk DBD menularkan virus dengue? Kedua jenis nyamuk ini memiliki kemampuan yang sama untuk menularkan virus dengue kepada manusia melalui gigitan mereka.
-
Apa penyebab utama demam berdarah? 'Tiga faktor lingkungan yang berkontribusi pada semakin meningkatnya penyakit demam berdarah adalah curah hujan, suhu yang panas, dan kelembapan. Tiga hal ini ada di Indonesia dan ini yang mendukung keberadaan vektor dari demam berdarah yaitu nyamuk aedes aegypti,' jelasnya.
-
Kenapa demam berdarah rentan muncul di musim hujan? Salah satu ancaman utama adalah demam berdarah dengue, yang disebabkan oleh nyamuk Aedes aegypti yang berkembang biak di genangan air hujan.
Dua kabupaten itu adalah Sumba Barat Daya dan Ngada. Ditetapkan sebagai KLB lantaran peningkatan kasus hingga meninggal dunia, dari periode sebelumnya.
Total kasus DBD di Sumba Barat Daya berjumlah 164 dan tiga orang dinyatakan meninggal dunia, pada periode Januari hingga Maret 2022. Sedangkan di Ngada per Januari hingga Maret 2022, terdapat 61 kasus dan tiga orang dinyatakan meninggal dunia.
Dokter spesialis penyakit dalam konsultan, Zubairi Djoerban seperti dikutip dalam unggahannya di Twitter beberapa waktu lalu menuturkan, ada tiga kriteria atau tingkatan medis pasien DBD.
Tiga tingkatan tersebut yaitu pasien DBD yang bisa sembuh sendiri, harus dirawat dan gawat atau parah.
Kriteria pasien demam berdarah yang bisa sembuh sendiri biasanya terlihat dari trombosit yang masih di atas 100 ribu.
"Sebagian besar pasien demam berdarah, khususnya yang trombositnya masih di atas 100 ribu, itu enggak perlu dirawat, dan akan sembuh sendiri. Tapi semuanya harus berdasarkan diagnosis dokter ya. Tidak bisa parsial. Harus menyeluruh," kata Zubairi.
Kriteria kedua yakni pasien yang harus dirawat. Menurut Zubairi, ciri-ciri pasien DBD yang harus dirawat biasanya memiliki trombosit di bawah 100 ribu. Kemudian panas tinggi tidak kunjung turun. Albumin kurang dari 5 gram. Kebocoran plasma dan timbul edema paru.
Sedangkan, kriteria pasien DBD yang gawat dan parah memerlukan identifikasi yang melibatkan beberapa variabel diagnostik seperti tingkat hemokonsentrasi, konsentrasi albumin, tingkat hipoalbuminemia, jumlah trombosit, rasio AST, dan lain-lain.
"Tentu semua ini harus dikonsultasikan kepada dokter. Sebab demam berdarah tak cuma masalah trombosit, tapi melibatkan juga variabel-variabel lain," tandas Zubairi.
Bagaimana Nyamuk DBD Bisa Menginveksi?
Dikutip dari Healthline, penyebab demam berdarah karena virus dengue yang ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti. Selain itu ada beberapa faktor risiko penyebab demam berdarah.
Pertama adalah kebiasaan buang sampah sembarangan. Hal ini karena nyamuk DBD akan semakin berkembang biak di tempat gelap, kotor dan lembap. Beberapa tempat yang biasa dijadikan tempat berkembang biaknya nyamuk seperto kaleng, ember atau botol yang terisi genangan air.
Kedua sistem kekebalan tubuh lemah. Seseorang yang memiliki sistem kekebalan tubuh lemah rentan terserang virus, salah satunya virus dengue. Sebaliknya, orang dengan sitem imun tubuh yang kuat, risiko terkena virus dengue lebih kecil. Oleh sebab itu, sebaiknya menjalankan pola hidup sehat, seperti olahraga secara rutin dan mengonsumsi makanan sehat.
Penyebab berikutnya adalah musim hujan yang lama. Biasanya, jumlah penderita penyakit demam berdarah meningkat ketika musim hujan tiba. Hal ini karena banyak genangan air di berbagai tempat yang menyebabkan berkembang biaknya nyamuk Aedes untuk terus bertelur.
3 Fase DBD
Dokter Spesialis Anak Konsultan Penyakit Infeksi & Tropis Anak dari Universitas Indonesia, Debbie Latupeirissa mengingatkan, walaupun termasuk self-limiting disease atau penyakit yang dapat sembuh dengan sendirinya, tidak jarang DBD menimbulkan korban jiwa jika tidak cepat ditangani. Terlebih lagi jika pasien DBD telah memasuki fase berbahaya, dan terjadi pada anak-anak berusia lebih kecil yang belum dapat mengutarakan kondisi mereka. Oleh karena itu, tak sedikit pasien DBD kemudian dirawat di rumah sakit untuk dipantau lebih ketat kondisinya.
Mengenai perjalanan penyakit, ada tiga fase DBD, yakni hari 1-3 disebut fase febrile tanpa perdarahan. Dalam fase ini biasanya terjadi gejala awal seperti demam tinggi, sakit kepala, nyeri sendi dan nyeri belakang bola mata.
Setelah memasuki hari 4-5, demam cenderung turun. Pada tahap ini, pasien mulai memasuki fase kritis. Dalam kasus pasien anak, kebanyakan orang tua tidak mewaspadai fase ini ketika demam turun sehingga mengira si kecil justru sudah mulai sembuh.
Padahal, pada fase ini risiko terjadinya syok jauh lebih besar. Selain itu, dapat terjadi pula penurunan trombosit lebih jauh yang ditandai dengan perdarahan, seperti mimisan, gusi berdarah atau timbul bintik-bintik merah pada kulit yang spontan.
Pada fase kritis terjadi perembesan plasma darah sehingga terjadi peningkatan kekentalan darah atau hematokrit dan hal ini penting diwaspadai. Pada fase ini, pasien memerlukan banyak cairan dengan banyak minum atau pemberian cairan infus.
"Jika kebutuhan cairan tidak tercukupi, risiko si kecil mengalami syok yang dapat membahayakan jiwa akan meningkat. Apalagi jika syok tidak teratasi dalam waktu cepat, kemungkinan akan terjadi komplikasi perdarahan hebat yang akan sulit diatasi," jelas Debbie yang juga tergabung dalam Ikatan Dokter Indonesia (IDI) itu.
Perdarahan terjadi bukan hanya disebabkan jumlah trombosit yang sangat menurun, tetapi juga disebabkan gangguan fungsi pembekuan darah.
Risiko lain yang dapat terjadi pada fase kritis ini yaitu gangguan kesadaran, gangguan fungsi ginjal, serta gangguan fungsi hati dan organ lainnya. Kondisi ini dapat terjadi pada kurang lebih 30 persen kasus dengue berat.
Pada umumnya, kasus DBD yang ditangani dengan kecukupan cairan dengan baik akan terhindar dari kemungkinan terjadinya komplikasi yang berat. Debbie mengatakan, inilah pentingnya perawatan di rumah sakit.
Fase ketiga yakni fase pemulihan atau penyembuhan, yang biasanya terjadi pada hari ke 6-7. Pada fase ini demam sudah mulai turun, kondisi tubuh pun perlahan membaik. Untuk mempercepat pemulihan pasien, sebaiknya pilih asupan nutrisi yang baik untuk meningkatkan daya tahan tubuh, termasuk kadar trombosit.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Per 1 Maret 2024, tercatat kasus DBD mencapai 16.000 kasus
Baca SelengkapnyaDBD dapat mengakibatkan gejala yang parah hingga mengancam nyawa, sehingga edukasinya penting dipahami.
Baca SelengkapnyaPasien yang meninggal diduga karena terlambat mendapat penanganan.
Baca SelengkapnyaPenting bagi orang tua untuk mengetahui fase-fase demam berdarah pada anak, agar bisa mengenali gejala-gejala awal dan memberikan penanganan yang sesuai.
Baca SelengkapnyaPenyakit ini disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti.
Baca SelengkapnyaBeberapa ciri nyamuk aedes aegypti yang menjadi penyebab dari penyakit DBD.
Baca SelengkapnyaDemam berdarah merupakan salah satu penyakit yang sering menyerang anak-anak. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk melakukan pencegahan DBD.
Baca SelengkapnyaDemam yang mendadak tinggi merupakan salah satu gejala mengarah ke demam berdarah dengue (DBD).
Baca SelengkapnyaKemenkes mengajak masyarakat mencegah DBD dengan membersihkan lingkungan.
Baca SelengkapnyaJumlah kasus DBD di Kota Reog ini diduga lebih banyak dari data resmi Dinkes
Baca SelengkapnyaPenyebaran DBD di Kabupaten Lebak hingga kini terus bertambah.
Baca SelengkapnyaAda beberapa tanda-tanda demam berdarah pada anak yang perlu diwaspadai para orang tua.
Baca Selengkapnya