Marak kasus sodomi, 2 siswa SMP buat celana dalam anti-pelecehan
Merdeka.com - Terinspirasi maraknya kasus pelecehan seksual terhadap anak yang kerap membuat trauma para korban dan cukup meresahkan kaum orang tua, dua siswa SMP Negeri 6 Surabaya, Jawa Timur, berinisiatif menciptakan celana dalam anti-perkosaan. Si pencipta pakaian (celana) dalam itu adalah Aryo Seno Bagaskoro dan Ramadhan Putra Himawan, yang merupakan siswa kelas VIII SMP Negeri 6 Surabaya.
Menurut Aryo, celana dalam yang diciptakannya bersama rekannya ini, berisi alarm otomatis yang terbuat dari rangkaian alat elektronik. Alarm akan mengeluarkan bunyi apabila disentuh orang lain dan terlepas dari si pemakai. Sebab, alat tersebut menggunakan sakelar otomatis yang berhubungan dengan kulit si pemakainya.
Kreativitas ini, merupakan hasil mempelajari pelajaran khusus tentang alat elektronik yang diajarkan di sekolah kedua siswa tersebut. Selain itu, kedua siswa yang pernah menjadi mewakili Kota Surabaya dalam Asian Youth Forum 2014 ini, juga rajin membaca literatur tentang alat-alat elektronik.
-
Kenapa penis anak bisa kecil? Terdapat berbagai kondisi yang dapat menyebabkan mikropenis, walaupun sebagian besar kasusnya merupakan kondisi idiopatik, artinya penyebab pastinya tidak diketahui.
-
Bagaimana anak laki-laki belajar? Jika guru meminta anak laki-laki menggambar atau membuat storyboard dibanding duduk dan menulis, mereka akan bisa lebih baik dalam mempergunakan warna dan detail terkait apa yang mereka tuliskan. Mereka bisa mengakses lebih banyak informasi,“
-
Apa yang dimaksud dengan kata-kata untuk anak laki-laki? 'Kata-kata untuk anak laki-laki ini bisa menjadi nasihat yang baik untuk Si Buah Hati. Anak laki-laki memiliki sisi yang berbeda dengan anak perempuan. Sehingga terkadang butuh kata-kata bijak yang berbeda untuk mereka dari para orang tua.'
-
Bagaimana mengajarkan pendidikan seks pada anak? Mengenalkan informasi seksual secara bertahap sesuai dengan tingkat usia anak sangat penting.
-
Siapa yang bertugas memberikan edukasi tentang seksualitas pada anak? Mencegah pelecehan seksual pada anak adalah tanggung jawab bersama, dan orang tua memegang peranan penting dalam membekali anak dengan pengetahuan serta nilai-nilai yang melindungi mereka.
-
Apa bentuk pelecehan yang dilakukan pelaku? Dia mengatakan korban sempat takut untuk mengaku hingga akhirnya pihak keluarga membawa korban ke fasilitas kesehatan untuk melakukan pengecekan.'Yang bersangkutan menyampaikan takut. Setelah itu keluarga korban mengecek ke rumah sakit dan ternyata betul korban hamil, dan diakui oleh korban bahwa ia mengalami kekerasan seksual oleh pamannya sendiri,' kata dia, seperti dilansir dari Antara.
Dari hasil mengotak-atik sebuah alat kecil berbentuk rangkaian elektronik dan kemudian dimasukkan ke dalam saku celana yang telah dimodifikasi khusus, maka jadilah sebuah celana dalam tersebut. Celana dalam itu diklaim bisa menjadi alat pengaman bagi si pemakai dari pelaku pedofilia atau pelaku pencabulan anak di bawah umur.
"Alat ini sengaja kami buat, karena kami prihatin dengan kasus-kasus pelecehan seksual yang kerap menimpa anak-anak seusia kami. Sehingga kami termotivasi membuat alat ini, agar pemakainya bisa terhindar dari kejahatan," terang Aryo saat ditemui di sekolahnya, Selasa (30/9).
Sayangnya, kata Aryo, alat tersebut hanya khusus untuk anak laki-laki saja. Lantas bagaimana dengan anak perempuan?
"Karena kami hanya tahu model celana anak laki-laki saja. Kami tak tahu kondisi bentuk tubuh anak-anak perempuan, jadi kami tak bisa membuatnya," aku Aryo polos.
Meski begitu, kedua pelajar SMP Negeri 6 Surabaya ini mengaku ingin terus mengembangkan hasil ciptaannya itu. Terlebih lagi, hasil kreativitasnya tersebut mendapat dukungan dari pihak sekolah, sehingga nantinya bisa diproduksi massal.
"Kami cukup senang bisa membuat alat seperti ini. Apalagi kami masih anak-anak, dan ternyata tidak kalah dengan kakak-kakak kita yang duduk di bangku SMA," katanya bangga.
Sementara itu, Kepala Sekolah SMP Negeri 6 Surabaya, Tri Wahyuni Handayani mengaku, pihaknya juga bangga anak-anak didiknya memiliki kreatifitas yang tinggi. Apalagi, hasil karyanya itu bisa membantu untuk kebaikan orang banyak.
"Terus terang kami ikut bangga. Hasil ciptaan ini, menunjukkan jika anak-anak didik kami sangat kreatif dan memiliki kepekaan terhadap kondisi di sekitar mereka. Dan Atas kreativitas anak-anak ini, pihak sekolah akan ikut membantu mengembangkan produk celana dalam anti pelecehan seksual ini, sehingga nanti bisa diproduksi secara massal," tandas Tri Wahyuni.
"Untuk saat ini, memang celana dalam hasil kreasi anak didik kami ini, masih jauh dari sempurna dan masih perlu pengembangan hingga benar-benar bagus dan sempurna," imbuh dia. (mdk/dan)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pelaku merupakan remaja laki-laki yang masih berusia 12 tahun.
Baca Selengkapnyapihak sekolah langsung memanggil para orangtua dari para siswa tersebut.
Baca SelengkapnyaDiduga, barang serupa pulpen itu dijual pedagang keliling yang datang ke sekolah
Baca SelengkapnyaSeorang montir di Palembang inisial B (30), diduga melakukan aksi sodomi terhadap lima bocah laki-laki.
Baca SelengkapnyaPelaku penculikan dan pemerkosaan terhadap dua siswi SD di wilayah Kota Tangerang Selatan, diduga merupakan pelaku yang sama.
Baca SelengkapnyaSelain mengalami tindak pelecehan seksual, korban juga mendapatkan kata-kata kasar dan merendahkan.
Baca SelengkapnyaMereka meminta untuk onani di lahan kosong pinggir jalan.
Baca SelengkapnyaKedua kelompok pelajar sepakat melakukan tawuran di Kampung Kukun, Kelurahan Jayabakti, Kecamatan Cabangbungin.
Baca SelengkapnyaSejumlah pendidik di Garut Jawa Barat dibuat resah dengan berkembangnya kasus LGBT pelajar.
Baca SelengkapnyaDua pasang remaja kalang kabut begitu dicegat Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Sumatera Selatan Kombes Pol Anwar Rekswidjojo
Baca SelengkapnyaMotif pelaku karena penasaran setelah beberapa kali melihat video porno dari media sosial.
Baca SelengkapnyaPerkelahian itu tidak menyebabkan luka pada dua pelajar tersebut. Usai berkelahi, mereka kembali masuk kelas seperti biasa.
Baca Selengkapnya