Marak pembubaran, aktivis minta Jokowi jamin kebebasan berkumpul
Merdeka.com - Kelompok Gerakan Masyarakat untuk Demokrasi menentang pembubaran pameran diduga berisi ajaran paham komunis di Grobogan, dan pemutaran film Pulau Buru Tanah Air Beta di Yogyakarta. Koordinator LBH Pers Asep Komaruddin menyatakan bahwa kegiatan tersebut hak berkumpul dan berpendapat yang tertuang dalam pasal 28.
"Tindakan penangkapan dan penggeledahan serta pelarangan karya ilmiah dan pemutaran film dengan embel-embel LGBT dan Komunis bentuk ancaman demokrasi," kata Asep saat jumpa pers di Kantor LBH, Jakarta, Kamis (12/5).
Menurutnya, penindakan melawan hukum itu berdasarkan kesewenang-wenangan atas landasan hukum Tap MPRS No XXV Tahun 1966 tentang Larangan Paham Komunisme di Indonesia.
-
Siapa yang memprotes kejadian tersebut? Diketahui, terekam video yang beredar di media sosial salah satu pendukung mengacungkan tiga jari saat debat capres berlangsung. Hal tersebut pun menuai protes dari pihak 02 yakni Grace Natalie.
-
Apa yang dibakar massa? Tampak beberapa massa sedang membakar motor. Tak jelas motor siapa yang dibakar, yang jelas motor yang dibakar tak hanya satu.
-
Apa yang terjadi pada kerusuhan ini? Dalam peristiwa tersebut, 47 orang Yahudi dan satu orang Prancis terbunuh, banyak yang terluka, dan harta benda dirusak.
-
Siapa yang terlibat dalam kerusuhan ini? Pada saat itu Maroko adalah protektorat Prancis, dan komisaris Prancis untuk Oujda, René Brunel, menyalahkan kekerasan yang terjadi pada orang-orang Yahudi karena meninggalkan Oujda dan bersimpati dengan gerakan Zionis.
-
Apa tujuan warga demo? Dilansir dari akun Instagram @merapi_uncover, mereka mengadakan arak-arakan itu dengan tujuan 'Mberot Jalan Rusak' di sepanjang Jalan Godean.
-
Kenapa petugas kebersihan marah? Woyyyyy.. kalo buang sampah liat-liat dong. Jangan buang sampah seenaknya. Hargai saya kalo lagi kerja!
"Cap ini distigmakan kepada aktivis gerakan rakyat dan kelompok minoritas yang sebenarnya bekerja untuk demokrasi, bukan dan tidak ada kaitan dengan penyebaran paham komunisme," kata dia.
Sementara di tempat yang sama, Direktur LBH Jakarta Alghifari Aqsa menyatakan Presiden Joko Widodo harus bertanggung jawab untuk menjaga demokrasi sesuai konstitusi yakni menjunjung hak asasi manusia dan menjamin warga negara untuk berpendapat, berserikat dan berkumpul. Jika tidak dilakukan, maka pemerintah mengingkari nawa cita dan meruntuhkan demokrasi.
"Kami menuntut ditegakkannya supremasi kepemimpinan sipil atas militer dan kepolisian sesuai konstitusi dengan mandat reformasi sektor keamanan agar gerak militerisme yang menghambat ruang-ruang kebebasan berpendapat dan berekspresi dihancurkan," kata dia.
Pihaknya meminta TNI, Polisi dan Ormas tidak melarang pameran atau peredaran buku tanpa melalu proses pengadilan. Pihaknya juga berharap aparat keamanan tidak melakukan sweeping terhadap kegiatan yang dianggap menyebarkan paham komunis.
"Kami menyerukan masyarakat jangan diam dan berani mengambil sikap melindungi demokrasi yang susah payah dibangun sejak reformasi 1998. Kami akan menyiapkan diri melakukan aksi nasional melawan militerisme dalam waktu dekat," jelasnya.
Di kesempatan yang sama, Koordinator Safenet, Damar Juniarto menyatakan ada 41 peristiwa pelanggaran hak berkumpul dan berpendapat dilarang sejak Januari 2015 sampai Mei 2016. Jenis kegiatan yang dilanggar pemutaran film, diskusi, penerbitan buku, kunjungan ke makam, dan pertunjukan seni.
Sementara kota yang paling rawan pelanggaran yaitu Jakarta, Jogja, Solo, Bandung, Surabaya, Blitar, Bukittinggi, dan Mamuju.
"Kejadian berawal dari teror, pengerahan massa, SMS dan ancaman verbal. Kemudian mengarah pembubaran, interogasi dan penangkapan," tandasnya. (mdk/bal)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Perintah Jokowi mendapat apresiasi banyak pihak, tak terkecuali aktivis.
Baca SelengkapnyaAda sekitar ratusan orang yang ditangkap Polda Metro Jaya, namun sebagian sudah dibebaskan
Baca SelengkapnyaPetugas Satpol PP mencopot bendera PDIP dan baliho di dekat lokasi acara Jokowi.
Baca SelengkapnyaDalam aksinya mereka meminta pemerintah mencabut Omnibus Law Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2023 tentang Cipta Kerja beserta PP Turunannya.
Baca SelengkapnyaMereka meneriakkan yel-yel meminta Presiden Joko Widodo alias Jokowi untuk mundur dari jabatannya dan segera pulang ke kampung halaman Solo.
Baca SelengkapnyaDiketahui, sejumlah bus yang mengangkut massa menggelar demo di sekitaran lokasi Muktamar ke-VI PKB, di Nusa Dua, Bali
Baca SelengkapnyaAliansi Mahasiswa Bekasi-Karawang menggelar demonstrasi di Jalan Cut Meutia, Kota Bekasi, Selasa (6/2). Mereka membakar foto Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Baca SelengkapnyaSituasi telrihat masih kondusif. Massa buruh hanya duduk sambil mendengarkan orasi politik dari mobil pikap komando.
Baca SelengkapnyaAda sekitar ratusan orang yang ditangkap Polda Metro Jaya, namun sebagian sudah dibebaskan.
Baca SelengkapnyaHingga malam hari, massa demonstran tolak Revisi UU Pilkada masih bertahan di depan Gedung DPR.
Baca SelengkapnyaAksi unjuk rasa ini untuk mengevaluasi sembilan tahun pemerintahan Presiden Joko Widodo.
Baca SelengkapnyaMassa mendorong hak angket DPR terkait hasil sementara penghitungan suara Pemilu 2024
Baca Selengkapnya