Marak peretasan akun BBM, Humas PT KCJ turut jadi korban
Merdeka.com - Siang tadi beredar pesan melalui BlackBerry Messenger (BBM) dari akun milik Humas PT KAI Commuter Jabodetabek (KCJ), Eva Chairunnisa, berisi dia meminta pulsa. BBM itu mulai ramai beredar sekitar pukul 13.50 WIB.
Hanya saja, begitu mendapat BBM itu, banyak orang tidak percaya dan langsung mengklarifikasi kepada Eva melalui telepon. Eva pun mengaku kaget dengan banyaknya laporan yang datang padanya.
BBM itu bertuliskan, "Tolong dulu isikan sya pulsa nanti sya ganti uangnya.tolong di usahakan".
-
Siapa yang melaporkan kejadian penipuan? Baik korban dan calon pembeli sama-sama membuat laporan ke kepolisian.
-
Siapa yang diduga melakukan pemerasan? Ada 18 anggota polisi yang diduga melakukan pemerasan terhadap 45 WNA asal Malaysia. Dari 18 anggota polisi, terdapat 12 nama yang telah beredar dan telah diidentifikasi.
-
Siapa yang dilaporkan ke polisi? Polda Metro Jaya diketahui mengusut dugaan kasus menyebarkan hoaks Aiman lantaran menuding aparat tidak netral pada Pemilu 2024.
-
Apa saja dampak dari penipuan WhatsApp? 'Phising ini di mana kita akan dikirimkan sebuah informasi yang sifatnya urgent, biasanya mengaku dari pihak bank yang meminta konfirmasi pilihan biaya transaksi, di mana di dalam wa tersebut akan ada link ke sebuah website yang kita harus isi data diri kita termasuk data perbankan dan lainnya,' ungkap dia kepada Merdeka.com, Kamis (31/8).
-
Bagaimana cara melapor ke polisi? Langkah selanjutnya adalah mendatangi kantor polisi terdekat di lokasi Anda tinggal. Pastikan Anda membawa semua bukti yang telah Anda kumpulkan serta Kartu Tanda Penduduk (KTP) dan dokumen-dokumen penting lainnya sebagai identifikasi diri. Setibanya di kantor polisi, carilah petugas piket untuk melaporkan kasus KDRT yang Anda alami.
-
Siapa pelaku penipuan? Kelima tersangka tersebut telah dilakukan penahanan sejak tanggal 26 April 2024 dan terhadap satu WN Nigeria sudah diserahkan kepada pihak imigrasi untuk diproses lebih lanjut,' tuturnya.
Eva menyatakan kalau pesan siar itu bukan berasal darinya. Diduga, Eva menjadi korban peretasan.
"Ada yang membajak BBM saya," kata Eva saat dikonfirmasi, Jumat (16/10).
Eva melanjutkan, ponsel dengan akun BBM itu masih berada di tangannya. Dia juga merasa heran mengapa bisa beredar pesan siar seperti itu.
"Tidak hilang HP-nya, ada sama saya. Tapi tiba-tiba saja BB ID saya ter-log out. Dan ketika akan log in sudah tidak bisa," ucap Eva.
Eva merasa sangat dirugikan atas kejadian ini. Karena dalam kontak BBM miliknya terdapat banyak nama kolega, dan diduga pesan siar BBM itu juga disebarkan ke orang banyak.
"Saya minta tolong jangan dilayani karena itu bukan dari saya. Ini menjurus ke penipuan," ujar Eva.
Eva pun akan melaporkan kejadian ini kepada polisi. "Karena ini sudah merugikan saya," tutup Eva. (mdk/ary)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Data BPJS Ketenagakerjaan diduga diretas dan diumumkan di forum internet.
Baca SelengkapnyaMenkominfo Buka Suara soal Kebocoran Pemilih KPU: Sekarang Data Mahal Harganya
Baca SelengkapnyaIndonesia kembali dihebohkan kabar kebobolan 204 juta Data Pemilih Tetap (DTP) Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Baca SelengkapnyaData pemilih bocor diduga usai diretas oleh hacker Jimbo.
Baca SelengkapnyaSerangan hacker Indonesia ke situs-situs pemerintahan Israel sedang jadi perbincangan.
Baca SelengkapnyaPelaku meretas alamat dan nomor telepon seluler Polsek Setiabudi dengan mengaku sebagai anggota Kepolisian
Baca SelengkapnyaKorban malah dijadikan tersangka oleh kubu pelapor karena dianggap suka mengunggah kasusnya dan membuat terlapor terpojok.
Baca SelengkapnyaOla Ramlan mempolisikan sejumlah akun media sosial diduga melakukan pencemaran nama baik.
Baca SelengkapnyaDPR geram dengan kabar dugaan kebocoran data 204 juta pemilih oleh KPU.
Baca SelengkapnyaMasyarakat diimbau hati-hati dalam mengakses dan memberikan data akun media sosial.
Baca SelengkapnyaKPU RI meminta bantuan terhadap Satgas Cyber, Badan Siber Sandi Negara (BSSN) serta BIN terkait adanya dugaan kebocoran data pemilih
Baca SelengkapnyaDiduga data pemilih ini dijual hacker sebesar Rp 1,2 miliar.
Baca Selengkapnya