Marak polisi bunuh diri, Polri perketat aturan kepemilikan pistol
Merdeka.com - Seorang anggota Buru Sergap (Buser) dari Satuan (Sat) Narkoba Polres Karangasem, Brigadir Kepala Made Suartawan tewas setelah kepalanya tertembus timah panas dari pistolnya sendiri. Dia bunuh diri lantaran cemburu dengan istrinya yang bekerja di Bank Mandiri cabang Karangasem.
Kadiv Humas Mabes Polri Brigjen Pol Boy Rafli Amar menyesalkan tindakan dari satuannya tersebut. Saat ini, tim propam Polda Bali masih mendalami motif dari aksi bunuh diri itu.
"Kita masih menunggu laporan dari pihak Propam di sana untuk mengetahui motifnya. Ini disayangkan dan seharusnya tidak perlu dilakukan," kata Boy di Mabes Polri, Jakarta, Senin (2/5).
-
Kenapa polisi bakar polisi? 'Yang menjadi catatan dari peristiwa ini adalah pertama motif. Motifnya adalah saudara Briptu Rian sering menghabiskan uang belanja yang harusnya dipakai untuk membiayai hidup ketiga anaknya, mohon maaf, ini dipakai untuk main judi online,' ujarnya, Minggu (9/6).
-
Bagaimana polisi dibakar? Briptu RWD sempat mejalani perawatan medis di ruangan ICU RSUD Wahidin Sudiro Husodo Kota Mojokerto karena menderita luka bakar 96 persen. Namun, nyawanya tak tertolong. Ia dinyatakan meninggal dunia pada Minggu (9/6) pukul 12.55 Wib.
-
Apa motto keren Polri? Polri mempunyai moto Rastra Sewakotama yang artinya Abdi Utama bagi Nusa Bangsa.
-
Siapa yang bakar polisi? Dalam kasus ini, Briptu FN sendiri telah ditetapkan sebagai tersangka oleh Penyidik Reknata Ditreskrimum Polda Jatim. Ia pun dijerat dengan pasal tentang Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT).
-
Apa yang dibakar polisi? 'Yang menjadi catatan dari peristiwa ini adalah pertama motif. Motifnya adalah saudara Briptu Rian sering menghabiskan uang belanja yang harusnya dipakai untuk membiayai hidup ketiga anaknya, mohon maaf, ini dipakai untuk main judi online,' ujarnya, Minggu (9/6).
-
Kapan polisi dibakar? Diketahui, Briptu FN yang berdinas di Polres Mojokerto Kota itu diduga membakar suaminya, Briptu RWD di rumah mereka yang berada di kompleks Asrama Polisi Polres Mojokerto pada Sabtu (8/6) pagi.
Ini bukan kali pertama seorang anggota polisi bunuh diri menggunakan senjatanya. Menanggapi hal itu, Boy mengakui saat ini perlu ada aturan yang ketat terkait kepemilikan senjata api.
"Memang harus, pengetatan itu adalah sebuah hal tindakan yang harus dilakukan terhadap pemegang senjata api dan bahkan secara berkala dari propam baik di tingkat polres dan polda melakukan kontrol terhadap kepemilikan senjata api dan kondisinya," kata dia.
"Jadi dilihat apakah masih berlaku atau tidak kalau sudah habis harus ditarik dan diajukan prosedur baru dengan tes psikologis dan administrasi," pungkas mantan Kapolda Banten itu.
Sebelumnya, Brigadir Kepala Made Suartawan seorang anggota Buru Sergap (Buser) dari Satuan (Sat) Narkoba Polres Karangasem, melakukan bunuh diri dengan menembak kepalanya sendiri. Letusan terdengar keras di telinga istrinya, Ni Putu Ekawati (29).
Teriakan histeris minta tolong membuat warga Banjar Dinas Tiyingtali Kelod, Desa Tiyingtali, Kecamatan Abang, Karangasem, dibuat geger. Ironisnya, aksi yang dilakukan Made Suartawan tidak hanya dilakukan di depan istrinya. Tetapi di depan kedua anaknya dan ayahnya sendiri.
Informasi yang didapat, anggota yang bertugas di Polres Karangsem ini selepas tugas pulang ke rumah sekitar pukul 01.30 Wita, Senin dini hari (2/5). Malam yang hening itu pecah dengan terjadinya percekcokan dia dengan istri. Diduga, anggota ini cemburu terhadap istrinya yang bekerja di Bank cabang Mandiri Karangasem.
"Saat itu yang saya ingat dia datang marah marah dan bertanya. Apa saja yang kamu kerjain di rumahmu dari pagi?" "saya jawab, ya bikin jajan dari pagi," kenang Ekawati masih terlihat sok.
Emosi korban semakin memuncak manakala melihat baju dinasnya belum dicuci, di tengah emosinya yang memuncak itu korban lantas mengusir istrinya agar pulang ke rumah orang tua.
Agar cekcok tidak berlanjut, Putu Ekawati pun masuk ke dalam kamar dan memasukan pakaiannya ke dalam tas, namun secara tiba-tiba korban memukul istrinya hingga mengenai kuping sebelah kiri, selanjutnya istri korban kembali berlari ke kamar untuk mengambil baju. Saat itulah korban mengancam akan membunuh istri.
Diancam seperti itu, Putu Ekawati ketakutan dan bergegas lari membawa kedua anaknya untuk meminta perlindungan kepada mertua, yang rumahnya hanya berjarak 10 meter dari rumah korban.
Bripka Made Suartawan yang masih tersulut emosi menyusul istrinya ke rumah sang ayah. Keduanya kembali terlibat cekcok, sementara korban yang emosinya memuncak mengambil pistol dinasnya dan mengisi amunisi ke dalamnya sembari mengatakan.
"Nah tiyang sube ane mati, (Ya biar saya saja yang mati). Dan dia benar menembakkan ke kepalanya sendiri," ungkap anggota di Polres Karangasem.
(mdk/tyo)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dua peristiwa maut terjadi dalam sepekan ini, yaitu polisi tembak polisi di Solok Selatan dan polisi tembak pelajar di Semarang.
Baca SelengkapnyaMenurut Nasir, kasus tersebut juga menjadi peringatan bagi institusi kepolisian untuk berbenah diri.
Baca SelengkapnyaKapolri juga meminta kapolda di seluruh Indonesia untuk melakukan pemantauan lebih ketat lagi pada anggotanya yang memegang senpi.
Baca SelengkapnyaRentetan kasus kriminal libatkan polisi menunjukkan pembinaan mental Sumber Daya Manusia (SDM) Polri belum berjalan maksimal.
Baca SelengkapnyaRangga Afianto menilai, akar permasalahan terletak pada mekanisme pemberian dan pengawasan senpi.
Baca SelengkapnyaIPW menilai usulan DPR agar Polri tidak lagi pakai senjata api melainkan dengan menggunakan pentungan, terlalu terburu-buru.
Baca SelengkapnyaPada saat kejadian, AKP Dadang memakai pistol jenis HS untuk menghabisi nyawa AKP Ryanto.
Baca SelengkapnyaPolitisi Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini mengatakan, senjata api itu seharusnya digunakan oleh aparat bila dalam kondisi terdesak dan darurat
Baca SelengkapnyaBrigadir RAT Ditemukan Tewas Bunuh Diri, Pengamat: Pembinaan Mental Menjadi Penting untuk Anggota
Baca SelengkapnyaMaksud dari pendekatan humanis adalah terkait dengan menggunakan senjata yang tidak mematikan dalam penanganan kasus, seperti taser.
Baca SelengkapnyaKetua Komisi III DPR RI Habiburokhman menilai anggota Polri masih perlu dipersenjatai dengan senjata api
Baca SelengkapnyaKapolri mengingatkan perlunya pemantauan dan evaluasi yang ketat terhadap setiap anggota untuk mencegah pelanggaran.
Baca Selengkapnya