Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Maraknya ujaran kebencian dinilai jadi faktor perpecahan Indonesia

Maraknya ujaran kebencian dinilai jadi faktor perpecahan Indonesia Imparsial. ©2017 merdeka.com/anisyah

Merdeka.com - Advokat senior Todung Muya Lubis mengatakan fenomena makin maraknya ujaran kebencian (hate speech) tengah terjadi di berbagai belahan dunia. Misalnya pada Pilpres Amerika tahun lalu, dengan banyaknya berita tidak benar yang di Indonesia disebut hoax.

Kehadiran media sosial juga memengaruhi fenomena ujaran kebencian. Ibarat mata pisau media sosial satu sisi memberikan manfaat mempermudah komunikasi. Sebaliknya media sosial juga tempat yang mudah untuk penyebaran fitnah.

"Inilah sisi yang tak bisa dihindarkan dari media sosial. Satu sisi akses komunikasi lebih luas tapi di saat yang sama tempat melakukan banyak hal fitnah dan lain-lain," kata Todung di Kantor Imparsial, Tebet, Jakarta Selatan, Selasa (30/5).

Orang lain juga bertanya?

Pemerintah pun telah melakukan sensor pada media sosial untuk menekan banyaknya penyebaran ujaran kebencian. Namun nyatanya upaya tersebut tak lantas meredam penyebaran konten tersebut, bahkan sebaliknya justru timbul akun-akun baru yang juga menyebar ujaran kebencian.

Data statistik yang dimiliki Kementerian Kominfo, kata Todung, tak bisa mendeteksi banyaknya ujaran kebencian yang ada di media sosial. Kominfo hanya bisa menghitung jumlah tersebut berdasarkan kasusnya saja.

"Kalau lihat statistik dari kemeninfo enggak ada statistik yang punya jumlah fitnah atau hoax yang ada. Kalau jumlah kasusnya kita bisa tahu," ujarnya.

Menurutnya, tindakan represif yang dilakukan Pemerintah untuk belum tentu bisa mengatasi masalah ujaran kebencian. Sebab ujaran kebencian hanya bisa diatasi oleh setiap individu itu sendiri.

"Tindakan represif belum tentu busa mengatasi itu. Regulasi terhadap dunia maya cuma bisa dilakukan oleh mereka sendiri yaitu self governance," ujarnya.

Akibat berbagai fitnah yang beredar di media sosial itu pun dia melihat saat ini Indonesia menjadi terpecah belah. Banyak Itang yang mengklaim Indonesia beragam namun bersikap sebaliknya.

"Saya melihat bahwa Indonesia yang sama sekali tidak merangkul satu sama lain. Klaim Indonesia yang tidak beragam yang semakin lama mendapatkan satu pilihan. dia lawan atau kawan. Kita seolah-olah dibagi dua, saudara kawan atau musuh," ungkap Todung.

Padahal tidak ada salahnya bila memiliki perbedaan pendapat. Sebuah perdebatan haruslah berawal dari perbedaan pendapat. Namun perbedaan pendapat bukan berarti harus saling bermusuhan.

"Kita enggak mau Indonesia terpecah dan terbelah tapi kalau pola ini terus berjalan kita bakal menghadapi keadaan yang tak terkendalikan," ujarnya.

Untuk itu Todung mendorong para pelaku fitnah dan provokasi harus segera diproses secara hukum. Meskipun upaya yang paling efektif adalah membangun kesadaran kebangsaan yang didasarkan pada kesadaran kebangsaan.

"Paling efektif membangun suatu kesadaran kebangsaan yang didasarkan atas keberagaman dan kemajemukan yang merupakan aspek dan menjadi basis kelahiran kita sebagai bangsa Indonesia," pungkasnya.

(mdk/bal)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Menkominfo Budi Arie Ungkap Hoaks Pemilu Meningkat Tahun 2023, Salah Satunya Ganjar Ingin Jegal Anies Nyapres
Menkominfo Budi Arie Ungkap Hoaks Pemilu Meningkat Tahun 2023, Salah Satunya Ganjar Ingin Jegal Anies Nyapres

Penyebaran hoaks Pemilu ditemukan paling tinggi di Facebook.

Baca Selengkapnya
Bahaya Berita Bohong Ancam Keutuhan Bangsa, Harus Dihentikan!
Bahaya Berita Bohong Ancam Keutuhan Bangsa, Harus Dihentikan!

Konten negatif berupa berita bohong dan intoleransi dapat merusak keutuhan bangsa.

Baca Selengkapnya
Kapolda Metro Jaya Sebut Berita Hoaks Cepat Menyebar, Paling Banyak Soal Politik
Kapolda Metro Jaya Sebut Berita Hoaks Cepat Menyebar, Paling Banyak Soal Politik

Berita hoaks didominasi oleh isu kesehatan, pemerintahan, penipuan dan politik di luar pada isu-isu lain

Baca Selengkapnya
Wapres Ingatkan Masyarakat Hati-Hati pada 'Kentut Setan' di Pemilu
Wapres Ingatkan Masyarakat Hati-Hati pada 'Kentut Setan' di Pemilu

Wapres Ma'ruf Amin meminta masyarakat berhati-hati, dan selalu menyaring setiap informasi yang diterima saat Pemilu 2024.

Baca Selengkapnya
Menkominfo Budi Arie Akui Hoaks Makin Merajalela Jelang Pemilu
Menkominfo Budi Arie Akui Hoaks Makin Merajalela Jelang Pemilu

Daftar platform ini paling banyak sebar hoaks terlebih jelang pemilu.

Baca Selengkapnya
Waspadai Cara Kerja Kelompok Intoleran dan Radikal Bikin Narasi di Dunia Maya
Waspadai Cara Kerja Kelompok Intoleran dan Radikal Bikin Narasi di Dunia Maya

Generasi muda Indonesia seringkali dihadapkan pada perdebatan yang tidak produktif di dunia maya.

Baca Selengkapnya
Anies Bicara Rezim Otoriter: Rasa Takut Hilang, Rezim Tumbang
Anies Bicara Rezim Otoriter: Rasa Takut Hilang, Rezim Tumbang

Anies Baswedan mengungkap masih ada masalah kebebasan berekspresi di Indonesia hari ini.

Baca Selengkapnya
Riset Ini Ungkap Indonesia Masih Rawan Gangguan Informasi Jelang Pemilu
Riset Ini Ungkap Indonesia Masih Rawan Gangguan Informasi Jelang Pemilu

Hoaks masih menjadi ancaman nyata jelang pemilu. Masyarakat pun masih banyak yang "terjangkit" hoaks.

Baca Selengkapnya
Masyarakat Diajak Bijak dan Kritis Hadapi Berita Hoaks Jelang Pemilu 2024
Masyarakat Diajak Bijak dan Kritis Hadapi Berita Hoaks Jelang Pemilu 2024

Masyarakat harus memiliki pemikiran kritis dalam membaca berita.

Baca Selengkapnya
Masyarakat Banyak Percaya Hoaks Seputar Pemilu, Menkominfo: Jangan Ikut Menyebarkan
Masyarakat Banyak Percaya Hoaks Seputar Pemilu, Menkominfo: Jangan Ikut Menyebarkan

Mengajak masyarakat khususnya para pemilih pemula untuk tidak mudah percaya dengan informasi hoaks

Baca Selengkapnya
VIDEO: Jokowi Ingatkan Masyarakat Waspadai Berita Hoaks di Tengah Era Digital, ini Caranya
VIDEO: Jokowi Ingatkan Masyarakat Waspadai Berita Hoaks di Tengah Era Digital, ini Caranya

Presiden Jokowi menyebut masih banyak media online yang tidak memiliki dewan redaksi.

Baca Selengkapnya
Koalisi Cek Fakta Siap Lawan Hoaks, Rawat Ruang Demokrasi Pilkada 2024
Koalisi Cek Fakta Siap Lawan Hoaks, Rawat Ruang Demokrasi Pilkada 2024

Septiaji mengatakan acara ini mengumpulkan lembaga penyelenggara pemilu, pemerintah, pakar, rekan media, hingga masyarakat sipil guna mencari solusi

Baca Selengkapnya