Ma'ruf Amin: Penanggulangan TBC Tak Boleh Surut Sekalipun Pandemi Covid-19
Merdeka.com - Wakil Presiden (Wapres) Ma'ruf Amin meminta penanganan tuberkolosis (TBC) tidak surut di masa pandemi Covid-19. Menurut Ma'ruf Amin, sumber daya saat ini terkuras untuk mengatasi pandemi Covid-19 sehingga menyebabkan kapasitas dalam mengatasi TBC menjadi jauh berkurang.
"Penanggulangan TBC tidak boleh surut sekalipun dalam situasi pandemi Covid-19," kata Ma'ruf saat memberikan pidato pada acara puncak Peringatan Hari Tuberkulosis Sedunia (HTBS) Tahun 2021 diselenggarakan secara daring Kementerian Kesehatan, Rabu (24/3).
Menurut dia, upaya mengatasi TBC dalam kondisi pandemi Covid-19 justru harus semakin ditingkatkan. Alasannya, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah memperkirakan bahwa angka kematian TBC bakal meningkat apabila layanan penanganan TBC terganggu akibat pandemi Covid-19.
-
Kenapa penderita TBC di Cianjur meningkat? Berdasarkan catatannya, kasus TBC di Kabupaten Cianjur pada 2021 sebanyak 4.643, lalu di 2022 menjadi 7.107 dan di 2023 per Januari sampai Juli terdapat 3.403 kasus.
-
Mengapa TBC bisa menjadi penyakit mematikan? Tuberkulosis (TBC) saat ini menjadi penyakit menular yang paling mematikan di seluruh dunia, menurut laporan dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
-
Apa bahaya penyakit TBC? TBC dianggap penyakit serius karena dapat menular serta berbahaya. Bahkan satu penderita TBC mampu menulari hingga 15 orang di sekitarnya yang harus diwaspadai.
-
Apa saja penyakit kritis yang meningkat? Berdasarkan data Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), kasus penyakit katastropik (jantung, kanker, stroke, gagal ginjal, dan lainnya) di Indonesia mengalami peningkatan sebanyak 23,3 juta kasus di tahun 2022.
-
Siapa saja yang berisiko terkena TBC? Menurut Dr. dr. Raden Rara Diah Handayani, Sphi.P(K), seorang Dokter Spesialis Paru di RSPI Bintaro, individu dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah sangat rentan terhadap TBC.
-
Siapa yang berisiko terkena TBC? Orang yang mengidap HIV/AIDS dan orang dengan sistem kekebalan tubuh lemah memiliki risiko lebih tinggi tertular tuberkulosis dibandingkan orang dengan sistem kekebalan tubuh normal. Selain itu, Anda juga harus memperhatikan anak-anak Anda. Pasalnya, anak-anak juga memiliki risiko tinggi terkena TBC, bahkan cenderung lebih serius terjadi pada mereka.
"Sesuai dengan perkiraan WHO, bahwa kematian akibat TBC akan bertambah sejumlah 400 ribu di seluruh dunia, atau setiap jam bertambah sekitar 46 orang meninggal, jika kelangsungan layanan TBC esensial terganggu selama pandemi Covid-19," ujar dia.
Ma'ruf menjelaskan, salah satu faktor yang paling terdampak pandemi adalah sistem pengumpulan dan pelaporan data kasus TBC. Hal ini berdasarkan laporan WHO tahun 2020, bahwa data pelaporan kasus TBC di lebih dari 200 negara menunjukkan penurunan yang signifikan.
"Bahkan di India, Indonesia, dan Filipina dilaporkan mengalami penurunan 25% sampai 30% antara Januari dan Juni 2020 dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2019. Menurut WHO, penurunan dalam pelaporan data kasus ini dapat menyebabkan peningkatan dramatis dalam kematian tambahan akibat TBC," ujar dia.
Pada dasarnya, lanjut Ma'ruf, TBC merupakan penyakit menular klasik yang seharusnya sudah dapat diatasi oleh manusia. Namun, sampai saat ini di seluruh dunia TBC masih menjadi salah satu dari 10 penyakit penyebab utama kematian akibat dari satu jenis infeksi saja.
"Berdasarkan laporan WHO tahun 2020, sebanyak 1,4 juta orang meninggal akibat TBC pada 2019, termasuk di dalamnya 208.000 orang dengan HIV," paparnya.
Melansir laporan WHO, Ma'ruf menyebutkan, bahwa kasus baru TBC pada tahun 2019 diperkirakan 10 juta orang di seluruh dunia. Yang terdiri dari 5,6 juta laki-laki, 3,2 juta perempuan dan 1,2 juta anak-anak.
"Prevalensi TBC dapat ditemukan di seluruh negara dan seluruh kelompok umur," ujarnya.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Penyiapan tempat karantina ini untuk mencegah penularan TBC di Indonesia.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi memberikan arahan agar disiapkan karantina khusus berdekatan dengan lokasi di mana tuberkulosis itu terjadi.
Baca Selengkapnya"Tiap tahun di dunia sekitar 1,3 juta orang meninggal atau dua setengah orang per menit meninggal di dunia," kata Budi
Baca SelengkapnyaKondisi diabetes dan hipertensi yang dialami seseorang rentan menyebabkan penularan TBC pada dirinya.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi siap jadi 'endorser' kepada masyarakat yang menderita TBC agar tidak lupa minum obat.
Baca SelengkapnyaPemeriksaan skrining juga dilakukan kepada masyarakat yang mengalami batuk- batuk lebih dari tiga bulan.
Baca SelengkapnyaTuberkulosis merupakan tantangan yang masih dihadapi oleh Indonesia hingga saat ini.
Baca SelengkapnyaMasyarakat juga diminta segera melengkapi vaksinasi Covid-19, khususnya pada kelompok berisiko.
Baca SelengkapnyaPencegahan penularan TB bisa dimulai dari menjaga imun tubuh agar tetap kuat.
Baca SelengkapnyaMasyarakat diminta lakukan pola hidup bersih dan sehat
Baca SelengkapnyaMetode PCR sebelumnya juga digunakan untuk mendeteksi virus corona.
Baca SelengkapnyaInformasi Jokowi terima dari Menkes, kasus Covid-19 masih dalam kondisi yang baik meski memang ada kenaikan.
Baca Selengkapnya