Mary Jane berasal dari keluarga miskin, pengepul barang bekas
Merdeka.com - Komnas Perempuan mengapresiasi langkah Kejaksaan Agung yang tidak jadi mengeksekusi mati Mary Jane, terpidana mati asal Filipina. Sejak awal Komnas Perempuan sudah menyatakan bahwa Mary Jane adalah seorang korban, bukan pengedar narkoba.
Koordinator Gugus Kerja Pekerja Migran, Komnas Perempuan Yuni Asriyanti mengatakan, pihaknya sudah punya lembar fakta kasus Mary Jane. Dia bahkan sudah menulis surat kepada Presiden Jokowi atas temuannya itu.
"Dua minggu lalu kami membuatkan melakukan pemantauan informasi dari berbagai pihak kemudian ketemu Lawyers, jaksa penuntut umum dan banyak pihak. Kakaknya datang ke kita menyampaikan info kondisi di sana berdasarkan pemantauan," kata Yuni di Cilacap, Jawa Tengah, Rabu (29/4).
-
Apa yang terjadi pada Mary Jane? Menyusul upaya diplomasi dan konsultasi dengan pemerintah Indonesia selama lebih dari satu dasawarsa, kami berhasil menunda pelaksanaan eksekusi matinya hingga tercapainya kesepakatan untuk membawanya pulang ke Filipina.
-
Kenapa Mary Jane dibebaskan? Menyusul upaya diplomasi dan konsultasi dengan pemerintah Indonesia selama lebih dari satu dasawarsa, kami berhasil menunda pelaksanaan eksekusi matinya hingga tercapainya kesepakatan untuk membawanya pulang ke Filipina.
-
Bagaimana Mary Jane bisa bebas? Menyusul upaya diplomasi dan konsultasi dengan pemerintah Indonesia selama lebih dari satu dasawarsa, kami berhasil menunda pelaksanaan eksekusi matinya hingga tercapainya kesepakatan untuk membawanya pulang ke Filipina.
-
Siapa yang mengabarkan Mary Jane bebas? Kabar bebasnya Mary Jane ini disampaikan oleh Presiden Filipina Ferdinand Romualdez Marcos Jr melalui akun instagram resminya @bongbongmarcos.
-
Kenapa petani tembakau mengalami masa sulit? Aan mengakui untuk saat ini para petani tembakau sedang mengalami masa sulit. Apalagi harga cukai tengah naik. Apabila cukai naik, pabrik tidak akan membeli tembakau yang mahal. Hal ini menjadi masalah tersendiri bagi petani.
-
Siapa yang dituduh pakai narkoba? Viral di media sosial yang mengeklaim Wakil Presiden terpilih Gibran Rakabuming Raka, tertangkap polisi karena pakai narkoba di Pantai Indah Kapuk (PIK), Jakarta Utara.
Yuni menjelaskan, sejak lima tahun lalu keluarga Mary Jane dari kalangan miskin. Dia tak percaya jika Mary Jane adalah pengedar narkoba.
"Keluarganya lima tahun lalu sampai sekarang keluarga miskin pengumpul barang bekas. Kondisinya seperti itu. Kadang jadi buruh kebun tebu. Memprihatinkan. Dia itu pengedar narkoba itu sama sekali tak bisa dibuktikan. Sama sekali tak ada," kata dia.
Dia mendesak agar pemerintah Indonesia membongkar sindikat perdagangan manusia yang membuat Mary Jane menjadi korban. Bukan justru menghukum mati orang yang tidak bersalah.
"Kita di sini tak tahu. Komnas terus mendorong pengungkapan sindikat perdagangan terbongkar kita dukung dibongkar sampai akar," terang dia.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Teror yang diterima seperti mengirimkan kotoran dan perkataan kotor.
Baca SelengkapnyaSeorang pemulung asal Palembang harus hidup di jalan padahal memiliki keluarga yang kaya raya.
Baca SelengkapnyaPengemis asal Bojonegoro kedapatan membawa uang Rp18 juta lebih saat beraksi di Senayan. Begini nasibnya sekarang.
Baca SelengkapnyaBegini kondisi tubuh pemuda usia 19 tahun yang kecanduan narkoba.
Baca SelengkapnyaHasil penelusuran sementara, tidak ditemukan bukti kuat Blok G Tanah Abang jadi tempat 'nyabu'.
Baca SelengkapnyaHabis Kontrak di Pertamina, Mantan Perawat Ini Nekat Jadi Kurir Narkoba
Baca SelengkapnyaMeski dikabarkan bebas, perempuan asal Filipina ini saat ini masih menjadi penghuni Lapas Perempuan Kelas IIB Yogyakarta yang berada di Wonosari, Gunungkidul.
Baca SelengkapnyaSosok P seorang perempuan bukan kalangan artis yang merupakan kenalan Karenina.
Baca SelengkapnyaBeberapa waktu lalu dunia maya dihebohkan dengan aksi pengemis wanita yang meminta uang dengan bernyanyi 'A Kasihan A'.
Baca SelengkapnyaKP mengakui tidak pernah bertemu dengan pemilik sabu atau bandar
Baca Selengkapnya