Masa getir Nyonya Meneer
Merdeka.com - Siang itu di Pengadilan Tata Niaga Semarang, Jawa Tengah, mendadak riuh. Sekitar seratus kaum pekerja berunjuk rasa di depan lembaga peradilan itu.
Mereka ternyata para buruh bekerja di PT Nyonya Meneer. Sebuah pabrik dan merek jamu tersohor di Indonesia. Perusahaan berumur 96 tahun itu memang menjadi panutan tidak hanya di lingkup nasional, tapi juga di luar negeri. Seluk beluk perseroan menembus pasar dunia pernah diulas dan dibukukan. Saking tangguhnya, Nyonya Meneer kerap dijadikan lelucon sebagai wanita perkasa karena bisa berdiri sejak 1919. Prestasi sulit didapat apalagi dipertahankan.
Lauw Ping Nio alias Nyonya Meneer, pelopor pendiri perusahaan lahir di Sidoarjo, Jawa Timur, pada 1895 dan wafat 1978. Namanya diambil berasal dari beras menir, yaitu sisa butir halus penumbukan padi. Ibunya mengidam dan memakan beras ini sehingga pada waktu dia mengandung dan bayinya lahir kemudian diberi nama Menir. Karena pengaruh ejaan Belanda, ejaan Menir berubah menjadi Meneer.
-
Siapa yang terlilit utang ratusan juta? Eko Pujianto merupakanpengusaha muda yang pernah mengalami keterpurukan karena terjebak utang ratusan juta.
-
Mengapa banyak perusahaan global terancam bangkrut? Banyak tanda menunjukkan ancaman kebangkrutan bagi perusahaan-perusahaan global, terutama karena krisis utang dan kenaikan biaya pinjaman yang menjadi isyarat 'kiamat' baru bagi korporasi di seluruh dunia.
-
Siapa yang terancam PHK di PT Hung-A Indonesia? Sekitar 1.200 karyawan di perusahaan itu terancam pemutus hubungan kerja (PHK) massal.
-
Di mana buruh Jawa bekerja di perkebunan karet? Mereka bisa bekerja lebih dari 12 jam dan sangat memberatkan fisik para buruh. Mereka biasanya menyadap getah selama 5 jam, mengurus pohon karet muda selama 3 jam, dan mengolah lateks menjadi bahan karet yang memakan waktu 5 jam.
-
Siapa saja yang terdampak Pegawai Konveksi di Jakbar terjatuh? 'Sedang bekerja menaikan barang dari lantai 1 ke lantai 5, lift tersebut mengalami overload,' kata Ade Ary dalam keteranganya, Selasa (3/9).
-
Apa yang terjadi pada Pegawai Konveksi di Jakbar? Setelah dilakukan pemeriksaan medis oleh dokter jaga dan tim identifikasi Polres Metro Jakarta Barat disebutkan kalau CSC mengalami luka serius di kepala pelipis kanan, pipi kanan serta rahang sehingga mengakibatkan korban meninggal dunia.
Ibu Meneer adalah anak ketiga dari lima bersaudara. Dia lantas menikah dengan pria asal Surabaya, dan kemudian pindah ke Semarang. Pada masa pendudukan Belanda tahun 1900-an, mereka mengalami kesulitan. Padahal saat itu suaminya sakit keras. Berbagai upaya penyembuhan tidak mempan. Ibu Meneer lantas mencoba meracik jamu Jawa diajarkan orang tuanya. Usahanya berhasil dan suaminya sembuh. Sejak saat itu, Ibu Meneer giat mengasah meramu jamu Jawa buat menolong keluarga, tetangga, kerabat maupun masyarakat sekitar. Dia sengaja memberi merek jamu itu dengan nama dan potretnya pada kemasan. Maksudnya buat membina hubungan lebih akrab dengan masyarakat luas. Berbekal perabotan dapur biasa, jamu Ibu Meneer diminati banyak orang karena manjur. Imbasnya, pundi-pundi keuangan terus bertambah dan usaha keluarga ini memperluas penjualan ke kota-kota sekitar.
Pada 1919 atas dorongan keluarga berdirilah perusahaan Jamu Cap Potret Nyonya Meneer. Ini kemudian menjadi cikal bakal salah satu industri jamu terbesar di Indonesia. Selain mendirikan pabrik, Ibu Meneer juga membuka toko di Jalan Pedamaran 92, Semarang. Perusahaan keluarga ini terus berkembang pesat dengan bantuan anak-anaknya mulai besar. Pada 1940 putri Ibu Meneer, Nonnie, hijrah ke Jakarta dan mendirikan cabang toko Nyonya Meneer di Jalan Juanda, Pasar Baru, Jakarta.
Namun pada 1978, Nyonya Meneer wafat. Usahanya lantas diteruskan oleh generasi kedua yaitu anaknya, Hans Ramana. Operasional perusahaan kemudian diteruskan oleh generasi ketiga yakni kelima cucu Nyonya Meneer. Meski begitu, kelima bersaudara ini tidak serius dan memilih berpisah. Keadaan perusahaan saat itu juga tegang karena konflik di antara mereka.
Kali ini masa suram kembali menghampiri. Kuda-kuda Nyonya Meneer seakan mulai goyah. Mereka digugat oleh PT Nata Meridian Investara, karena tidak sanggup membayar utangnya terhadap pemasok tunggal perusahaan jamu itu. Sidang gugatan digelar kemarin memasuki masa akhir, yakni pembahasan pengajuan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang oleh PT Nyonya Meneer terhadap pada debiturnya.
(mdk/ary)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Salah satunya yaitu waralaba asal Jepang yang sangat diganderungi anak-anak remaja.
Baca SelengkapnyaBayang-bayang pemutusan hubungan kerja (PHK) atau dirumahkan kini menghantui puluhan ribu pekerja pabrik tekstil terbesar tanah air.
Baca SelengkapnyaBerbagai tantangan mereka hadapi, mulai dari proyek penambangan hingga serangan hama tikus
Baca SelengkapnyaBerada di Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, berdiri megah pabrik tekstil dengan belasan ribu karyawan yang menggantungkan hidup dari lini bisnis ini.
Baca SelengkapnyaPenolakan atas kebijakan Tabungan Perumahan Rakyat (Tapera) secara masif dilakukan di berbagai tempat.
Baca SelengkapnyaPemerintah berkomitmen untuk hadir bersama para buruh dalam menghadapi situasi ini.
Baca SelengkapnyaIbu Sujiati mampu menghasilkan produk kerajinan kulit dengan standar brand yang dijual di mall.
Baca SelengkapnyaKondisi kritis sektor tekstil tidak hanya dialami oleh Sritex.
Baca SelengkapnyaNanik sejak muda memang suka mengolah empon-empon atau aneka rempah menjadi jamu tradisional.
Baca SelengkapnyaSebuah video memperlihatkan bangunan tua yang terbengkalai, bangunan tersebut adalah bekas pabrik jamur yang pernah berjaya di Jawa Timur.
Baca SelengkapnyaPeraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 8 Tahun 2024 memicu komoditas tekstil impor secara lebih bebas ke Indonesia.
Baca SelengkapnyaKapasitas produksi lima pabrik milik Kimia Farma yang akan ditutup tersebut tidak pernah mencapai target.
Baca Selengkapnya