Masa tersulit Hariman di tahanan, anak kembar & ayah meninggal
Merdeka.com - Peristiwa Malari membawa Hariman Siregar menghuni sel penjara pada masa Orde Baru. Dia tidak sampai menjalani vonis penuh enam tahun, tetapi hanya sekitar dua tahun enam bulan. Hariman merasakan dinginnya ruang tahanan di Nirbaya (sekarang sekitar Pinang Ranti, Pondok Gede) dan Rumah Tahanan Militer (RTM) Budi Utomo.
Cerita keterpurukan dialami Hariman ketika mendekam di RTM Budi Utomo. Bagaimana tidak, penahanan itu berbarengan dengan kondisi istrinya, Sriyanti yang tengah mengandung. Baru dua hari mendekam, dirinya dikabarkan bahwa istrinya tengah dirawat di Rumah Sakit St Carolus, Jakarta.
Kekhawatiran Hariman sepanjang dari lapas sampai rumah sakit ternyata terjadi. Dia dikabari oleh pihak rumah sakit mengenai kedua anak kembar yang baru dilahirkan istrinya telah meninggal dunia.
-
Siapa yang mengalaminya di Indonesia? Riskesdas 2018, menunjukkan lebih dari 19 juta penduduk berusia di atas 15 tahun mengalami gangguan mental emosional.
-
Siapa pemimpin Orde Baru? Orde Baru merujuk kepada masa pemerintahan Soeharto yang berlangsung dari tahun 1966 hingga 1998.
-
Kenapa Serangan Umum Surakarta terjadi? Pertempuran 4 hari 4 malam ini untuk melawan adanya Agresi Militer Belanda II.
-
Apa tindakan Harun Kabir? Ia menjadi salah satu pejuang yang mengedepankan kemanusiaan karena turut melindungi bangsa penjajah yang rentan ketika itu. Keberaniannya juga teruji saat membajak kereta berisi ratusan tentara Jepang yang melintas di kawasan Bogor.
-
Siapa saja yang menjadi korban kekejaman Orde Baru? Mirisnya, pasca tragedi 1965, banyak umat Buddha di kampung Sekar Gadung serta umat agama lain yang bersinggungan dengan ajaran kejawen menjadi korban kekejaman pemerintah Orde Baru.
-
Kenapa Soeharto mau diracuni? “Rupanya tamu wanita yang tidak kami undang itu berencana meracuni kami sekaluarga,“ kata Soeharto.
Setelah sempat mengantarkan jenazah anak kembarnya ke pemakaman Karet Bivak, Hariman sempat menemui istrinya kembali untuk mengetahui kondisinya. Lalu tidak berselang lama dia segera kembali ke RTM. Saat itu kondisi istrinya masih sadar.
Saat itu dia belum bisa melupakan musibah yang menimpa anaknya. Ingatannya juga belum bisa lepas dari Reza, putra sulungnya. Saat itulah dia dikabari kondisi fisik Sriyanti yang makin menurun. Dia dikabari istrinya dalam kondisi koma.
Mendapat kabar itu dirinya bergegas menjenguk istrinya, setelah mendapat izin sekitar sepuluh hari. Hariman segera menemani istrinya. Tapi, kesehatannya tak pulih lagi. Sejak itu, Yanti hilang ingatan.
Masa izinnya habis, Hariman mesti kembali ke RTM Budi Utomo. Istrinya ditemani ayah Hariman, Kalisati Siregar.
Faktor usia yang sudah senja dan lelah selama menunggui menantunya di rumah sakit membuat kondisi ayahnya pun menurun. Tak beberapa lama berselang Hariman dikabarkan dengan dipanggilnya sang ayah oleh sang pencipta.
Pada 29 September 1974, malam hari, Kalisati Siregar mengembuskan napasnya yang terakhir. Keesokan harinya, ayahnya dimakamkan. Jakarta kala itu sedang dipenuhi kibaran bendera setengah tiang. Tentu saja, orang-orang memasang bendera setengah tiang bukan untuk menghormati Kalisati Siregar. Tapi, pada 30 September, bendera memang dikibarkan setengah tiang sebagai peringatan Peristiwa Gerakan 30 September. Hariman menganggap itu sebagai penghormatan untuk ayahnya.
Mendekam di rumah tahanan, kehilangan bayi kembar, istri tercinta yang hilang ingatan, mertua (Prof Dr Sarbini Soemawinata) yang juga dipenjara dan wafatnya sang ayah membuat kondisi kejiwaan Hariman sempat terguncang. Namun bukan Hariman ketika tidak mampu menghadapi masalah dan cobaan.
Hariman sadar ini menjadi bagian konsekuensinya sebagai akibat tindakan kritiknya terhadap Orde Baru. Dalam menghiburnya, semasa di dalam ruangan sel dia selalu menuangkan kegelisahan dan pengalamannya ke dalam sebuah catatan harian.
"Gue harus mampu membuat diri gue sendiri menjadi kuat. Gue enggak boleh kalah. Kita mesti kuat, meskipun dia ( Soeharto ) terus menginjak-nginjak kita," begitulah tekad Hariman seperti yang dituliskan dalam buku "Hariman dan Malari".
Kepada merdeka.com, Kamis (9/1) lalu, Hariman mengatakan, "yang gue bangga gue pernah memberi kritik terbesar terhadap Orde Baru."
(mdk/tts)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pelaku bernama Usman sudah berstatus tersangka kasus Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT).
Baca SelengkapnyaAdapun eksekusi rumah milik Rasich Hanif diputuskan oleh Pengadilan Negeri Jakarta Selatan
Baca SelengkapnyaRasich Hanif (RH), putra dari menteri era Presiden Soeharto, Radinal Mochtar, meninggal dunia saar terlibat bentrok dengan petugas ketika rumahnya dieksekusi.
Baca SelengkapnyaUsman kini ditahan oleh Polres Metro Jakarta Utara.
Baca SelengkapnyaDua hakim agung mengatakan Ferdy Sambo layak dihukum mati, namun tiga hakim agung lainnya menyatakan seumur hidup.
Baca SelengkapnyaAiman mengungkapkan bahwa ia pernah mengalami masa-masa sulit bersama kakak dan ibunya.
Baca SelengkapnyaSejumlah tokoh militer senior dan sipil kecewa. Mereka mempertanyakan sikap Soeharto yang menyeret ABRI sebagai alat kekuasaan.
Baca SelengkapnyaNama Harun Al Rasyid belakangan kembali mencuat saat debat perdana Capres yang digelar KPU RI, Selasa (12/12) malam.
Baca SelengkapnyaEks Juru Bicara Front Pembela Islam (FPI), Munarman bebas dari penjara hari ini, Senin (30/10/2023).
Baca SelengkapnyaPara pelaku kesal dengan tingkah laku Dimas di dalam sel.
Baca SelengkapnyaUsman dan Harun gagal dalam pelariannya usai meledakkan Hotel Mac Donald House.
Baca Selengkapnya