Masih hujan abu vulkanik, ratusan warga lereng Gunung Agung dievakuasi
Merdeka.com - Erupsi Gunung Agung di Kabupaten Karangasem, Bali, pada Kamis (27/6) kemarin, pada pukul 22.21 Wita, dan membuat Tim SAR Gabungan mengevakuasi Warga di di sekitar lereng Gunung Agung, pada Jumat (29/6).
Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Denpasar, Ketut Gede Ardana menyatakan bahwa seluruh personil maupun Alat Utama (Alut) telah dipersiapkan untuk mengantisipasi.
"Tim kita sudah pernah menghadapi kondisi seperti ini, dan kembali terulang erupsi Gunung Agung yang mulai meresahkan masyarakat sekitar," ucapnya, Jumat (29/6).
-
Siapa yang terlibat dalam mitigasi bencana gunung meletus? Dalam penyuluhan ini, masyarakat diajarkan mengenai tanda-tanda awal erupsi gunung berapi, cara evakuasi, dan tindakan darurat yang harus dilakukan.
-
Apa yang harus dilakukan jika gunung berapi meletus? Setelah letusan terjadi, langkah-langkah yang perlu dilakukan meliputi evakuasi secepat mungkin, menghindari area yang terkena letusan, menggunakan masker untuk melindungi pernapasan, dan mengikuti petunjuk dari tim penyelamat.
-
Apa saja upaya mitigasi bencana gunung meletus? Mitigasi bencana gunung meletus ini dilakukan dalam beberapa upaya, mulai dari pemantauan dan pengataman, pembuatan peta rawan bencana, sosialisasi dan edukasi, serta peringatan dini.
-
Dimana lokasi Gunung Agung? Gunung Agung yang terletak di Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem ini memiliki ketinggian 3.031 mdpl.
-
Kenapa Gunungkidul siaga darurat? “Untuk antisipasi dampak dari kekeringan yang semakin meluas, BPBD telah menetapkan status siaga darurat kekeringan.
-
Kenapa mitigasi bencana gunung meletus penting? Letusan gunung berapi dapat terjadi secara tiba-tiba dan membawa dampak yang sangat merusak bagi masyarakat serta lingkungan sekitarnya. Selain dapat menyebabkan korban jiwa, letusan gunung juga dapat mengakibatkan kerusakan pada infrastruktur, mengganggu aktivitas ekonomi, dan mengancam keamanan penerbangan.
Ardana juga menyampaikan, sudah ada warga yang mulai melakukan evakuasi mandiri, karena mereka merasa tidak nyaman mendengar adanya suara gemuruh dan tampak asap mengepul dengan terlihat pancaran merah dari puncak gunung Agung. Selain itu, sejak dini hari sudah tecatat ada 110 warga yang meminta untuk dievakuasi.
“Sekitar pukul 00.49 Wita tim SAR sudah melakukan evakuasi di Banjar Dinas Sebun Sebudi dan dibawa menuju Banjar Pesangkan berjumlah 60 orang, selanjutnya satu jam berselang kembali dilakukan evakusai 50 warga Sebudi yang diantarkan ke Banjar Becingah Desa Duda Barat,“ ujar Ardana.
Ardana juga menjelaskan, saat di konfirmasi oleh tim di lapangan bahwa arah sebaran abu vulkanik ke arah barat dan mulai ada hujan abu tipis di sekitar Desa Puregai yang berjarak 7 kilo meter dari puncak. Sampai dengan kemarin, pukul 15.30 Wita, aktivitas hembusan masih berlangsung dengan ketinggian relatif konstan di kisaran 1.500 kilometer di atas puncak.
Selain itu, terjadinya peningkatan amplitudo seismik secara cepat dalam 24 jam terakhir. Kegempaan didominasi oleh gempa-gempa permukaan berupa hembusan. Gempa-gempa ini kemudian menjadi satu membentuk tremor menerus sejak sekitar pukul 12.30 Wita.
Dari satelit teramati Hotspot yang mengindikasikan adanya lava panas di permukaan kawah. Lava ini dapat berupa lava lama yang dipanaskan ataupun lava baru yang dikeluarkan pasca erupsi.
"Saat ini, status Gunung Agung masih Level III (Siaga) dimana masyarakat dihimbau untuk tetap mematuhi rekomendasi PVMBG yaitu untuk tidak beraktivitas di dalam radius 4 kilo meter dari puncak dan untuk menyiapkan masker pelindung untuk mengindari potensi ancaman bahaya abu vulkanik," ujar Ardana.
"Data-data ini kami peroleh dari PVMBG, pos pantau dan tim yang berada di lapangan, jadi dipastikan akurat, saya mereka terus mengamati perkembangan kondisi Gunung Agung dan meneruskannya kepada kami, dan dipastikan tim SAR gabungan sudah siap jika ada yang membutuhkan bantuan evakuasi. Jadi masyarakat jangan panik, dan mudah terbawa isu-isu yang tidak akurat," tutup Ardana.
(mdk/rhm)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tidak hanya mengirimkan bantuan berupa kebutuhan pokok untuk pengungsi, TNI AL juga menyiapkan 400 prajurit dari berbagai satuan ke lokasi.
Baca SelengkapnyaWarga dua desa di kaki Gunung Ruang dievakuasi daratan Tagulandang.
Baca SelengkapnyaGunung Ruang, yang berstatus Level IV atau Awas, hingga kini masih terus memuntahkan material vulkanik.
Baca SelengkapnyaTim dari Kantor SAR Manado kembali menyusuri pesisir Kepulauan Sitaro untuk mencari dan mengevakuasi warga yang masih tertinggal menyusul erupsi Gunung Ruang,
Baca SelengkapnyaDalam 24 jam terakhir sudah terjadi lima kali erupsi ketinggian 1.800 meter hingga 3.000 meter dari puncak Gunung Ruang.
Baca SelengkapnyaJumlah itu berdasarkan hasil pendataan sementara yang dihimpun Pusat Pengendali dan Operasi (Pusdalops) BNPB.
Baca SelengkapnyaBNPB mengungkapkan tujuh posko darurat sudah disiapkan untuk menampung belasan ribu warga tersebut.
Baca SelengkapnyaTNI juga telah membentuk dapur umum terkait erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki di Flores Timur, Nusa Tenggara Timur.
Baca SelengkapnyaProses evakuasi itu memanfaatkan semua alutsista kapal penyeberangan laut.
Baca SelengkapnyaPuan pun menginstruksikan kepada seluruh Anggota DPR RI yang berasal dari dapil yang wilayahnya terdampak erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki untuk ikut membantu.
Baca SelengkapnyaGunung Lewotobi Laki-laki di NTT erupsi, 860 warga mengungsi
Baca SelengkapnyaWarga desa itu dibantu sejumlah kerabat untuk membawa barang dan ternak ke atas mobil.
Baca Selengkapnya