Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Masih PPKM Level 2, Keraton Surakarta Tiadakan Sekaten

Masih PPKM Level 2, Keraton Surakarta Tiadakan Sekaten Keraton Surakarta. ©2020 Merdeka.com

Merdeka.com - Meski banyak pelonggaran saat PPKM level 2, Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat masih belum bisa menggelar tradisi Sekaten dan Grebeg Maulud (Gunungan). Kedua tradisi Jawa tahunan tersebut diadakan dalam rangkaian peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW.

Pengageng Parentah Keraton Surakarta, KGPH Dipokusumo mengatakan selain sekaten dan grebeg, keramaian pasar malam menjelang peringatan puncak juga ditiadakan.

"Kondisinya sekarang ini masih pandemi Covid-19. Masih PPKM level 2 kita tidak bisa menggelar acara dengan jumlah orang yang banyak," ujar Dipokusumo, Selasa (19/10).

Pria yang akrab Gusti Dipo mengatakan, rangkaian peringatan hari kelahiran Nabi Muhammad SAW dirayakan dengan tradisi Sekaten yang ditandai dengan ditabuhnya dua gamelan pusaka, Kyai Guntur Madu dan Kyai Guntur Sari. Kedua gamelan itu ditabuh selama tujuh hari di halaman Masjid Agung Keraton Surakarta.

"Dua pekan sebelum kedua gamelan pusaka tersebut ditabuh di Bangsal Pradonggo selatan dan utara di halaman Masjid Agung Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat," bebernya.

Dikatakan Gusti Dipo, untuk tradisi pasar malam biasanya digelar di kawasan alun-alun utara. Masyarakat bisa menikmati berbagai hiburan, permainan rakyat dan kuliner hingga satu pekan setelah gamelan sekaten selesai ditabuh.

Sebagai puncak peringatan digelar Grebeg Maulud yang ditandai diaraknya dua gunungan. Yakni gunungan jaler (pria) dan setri (istri) dari Kori Kamandungan Keraton menuju halaman Masjid Agung untuk diperebutkan masyarakat.

"Tahun 2020 Sekaten dan Grebeg Maulud juga tidak diadakan karena masih pandemi. Kalau tetap diadakan pasti akan menimbulkan kerumunan," katanya.

"Pertimbangannya karena masih situasi pandemi, jadi Sinuhun memerintahkan untuk ditiadakan lagi tahun ini,” imbuhnya.

Kendati tak ada kegiatan yang melibatkan massa, untuk tradisi jamasan pusaka dan wilujengan (selamatan) akan tetap digelar secara internal. Prosesi jamasan pusaka hingga wilujengan diadakan dengan peserta sangat terbatas di lingkungan Keraton Solo.

"Untuk jamasan nanti di Bangsal Maligi, wilujengan (selamatan) di dalam keraton dengan peserta 50 sampai 100 orang saja. Wilujengan ini juga untuk mengganti Grebeg Maulud," terangnya.

Dipo mengakui keputusan meniadakan deretan prosesi tersebut cukup berat. Ia berharap masyarakat bisa memakluminya karena dikhawatirkan berpotensi muncul klaster baru.

"Kita tidak mau prosesi ini justru menambah kasus corona baru. Kami ingatkan masyarakat untuk tetap mematuhi protokol kesehatan," pungkas dia.

(mdk/eko)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Mengenal Tradisi Sekaten, Media Penyebaran Islam Sejak Zaman Majapahit
Mengenal Tradisi Sekaten, Media Penyebaran Islam Sejak Zaman Majapahit

Melalui Sekaten, kita dapat melihat eratnya kaitan antara peristiwa ini dengan sejarah penyebaran agama Islam di Pulau Jawa.

Baca Selengkapnya
Mengenal Tradisi Miyos Gongso Keraton Yogyakarta, 2 Gamelan Pusaka Keluar dari Ruang Penyimpanan
Mengenal Tradisi Miyos Gongso Keraton Yogyakarta, 2 Gamelan Pusaka Keluar dari Ruang Penyimpanan

Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat atau Keraton Yogyakarta menggelar rangkaian hajad dalem Sekaten.

Baca Selengkapnya
Mengenal Lebih Dekat Tradisi Sekaten, Warisan Budaya Penuh Makna dalam Menyambut Maulid Nabi Muhammad SAW
Mengenal Lebih Dekat Tradisi Sekaten, Warisan Budaya Penuh Makna dalam Menyambut Maulid Nabi Muhammad SAW

Sekaten adalah tradisi Jawa dalam menyambut Maulid Nabi. Yuk, kenali sejarah, makna, dan ritual unik di balik perayaan penuh spiritualitas ini!

Baca Selengkapnya
Melihat Prosesi Udhik-Udhik, Jadi Pembuka Rangkaian Peringatan Maulid Nabi di Keraton Yogyakarta
Melihat Prosesi Udhik-Udhik, Jadi Pembuka Rangkaian Peringatan Maulid Nabi di Keraton Yogyakarta

Mengawali acara besar Grebeg Mulud, Keraton Yogyakarta melakukan tradisi menyebar udhik-udhik. Animo masyarakat untuk mengikuti prosesi ini cukup besar.

Baca Selengkapnya
Melihat Perayaan Sekaten dan Maulid Nabi di Keraton Surakarta Tahun 1912, Warga yang Ingin Nonton Wajib Ucapkan Kalimat Syahadat
Melihat Perayaan Sekaten dan Maulid Nabi di Keraton Surakarta Tahun 1912, Warga yang Ingin Nonton Wajib Ucapkan Kalimat Syahadat

Acara Grebeg Maulud digelar setiap tahun. Setiap perayaan itu menyimpan momen sejarahnya masing-masing.

Baca Selengkapnya
Fakta Unik Siraman Gong Sekaten, Prosesi Memandikan Gamelan Berusia 600 Tahun di Keraton Kanoman Cirebon
Fakta Unik Siraman Gong Sekaten, Prosesi Memandikan Gamelan Berusia 600 Tahun di Keraton Kanoman Cirebon

Warga sekitar berebut air cucian dari gamelan tersebut.

Baca Selengkapnya
Konflik Lagi, Keraton Surakarta Laporkan Dugaan Pengeroyokan Saat Pembukaan Sekaten
Konflik Lagi, Keraton Surakarta Laporkan Dugaan Pengeroyokan Saat Pembukaan Sekaten

Kali ini pemicunya adalah tradisi tahunan saat prosesi tabuh gamelan Sekaten dalam rangka perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW, Senin (9/9) lalu.

Baca Selengkapnya
Ragam Tradisi Unik Menyambut Maulid Nabi di Indonesia, dari Sekaten hingga Walima yang Sarat Makna
Ragam Tradisi Unik Menyambut Maulid Nabi di Indonesia, dari Sekaten hingga Walima yang Sarat Makna

Berbagai macam perayaan menyambut hari kelahiran Nabi Muhammad di tiap daerah di Indonesia.

Baca Selengkapnya
Raja Surakarta PB XIII Pimpin Kirab 1.000 Tumpeng Sambut Lailatul Qadar
Raja Surakarta PB XIII Pimpin Kirab 1.000 Tumpeng Sambut Lailatul Qadar

1.000 tumpeng dibawa ke Sriwedari untuk diserahkan Pemkot Solo. Usai didoakan para ulama keraton, tumpeng dibagikan ke masyarakat.

Baca Selengkapnya
Tradisi Kupatan Jolosutro Asal Bantul Diakui Jadi Warisan Budaya Tak Benda, Ini Keunikannya
Tradisi Kupatan Jolosutro Asal Bantul Diakui Jadi Warisan Budaya Tak Benda, Ini Keunikannya

Kupatan Jolosutro merupakan tradisi yang telah berlangsung lama di daerah Piyungan, Bantul..

Baca Selengkapnya
Sejarah Malam 1 Suro, Tradisi Perayaan Islam Jawa Era Sultan Agung
Sejarah Malam 1 Suro, Tradisi Perayaan Islam Jawa Era Sultan Agung

Tanggal 1 Suro diperingati setelah magrib pada hari sebelum tanggal 1, dan biasanya disebut malam satu suro.

Baca Selengkapnya
Melihat Tradisi Buka Luwur di Lereng Gunung Merbabu, Bentuk Penghormatan Masyarakat Boyolali Terhadap Ulama Syekh Maulana Maghribi
Melihat Tradisi Buka Luwur di Lereng Gunung Merbabu, Bentuk Penghormatan Masyarakat Boyolali Terhadap Ulama Syekh Maulana Maghribi

Syekh Maulana Ibrahim Maghribi merupakan pejuang dan penyebar agama Islam di kawasan Gunung Merbabu.

Baca Selengkapnya