Masih SMA sudah ikut pesta bikini, besarnya mau jadi apa?

Merdeka.com - Sosiolog Musni Umar menilai adanya pesta bikini oleh pelajar SMA usai Ujian Nasional wujud dari westernisasi. Mereka mencontoh budaya barat tersebut tanpa menyaringnya terlebih dulu.

"Iya ini fenomena remaja masa kini yang sudah terkontaminasi kehidupan budaya Barat. Jadi mereka melihat apa yang di Barat kemudian mereka adopsi dan melihat momentum itu setelah selesai ujian," kata Musni saat berbincang dengan merdeka.com, Kamis (23/4).

Menurutnya, tujuan pesta setelah UN adalah sia-sia. Hal itu karena mereka bakal menghadapi ujian lain sebelum masuk perguruan tinggi.

"Padahal ujian mereka bukan akhir karena harus ujian kelas karena yang menentukan sekolah, setelah itu ujian saringan di peguruan tinggi. Ini kesalahan pemahaman mereka, ini kesalahan orang tua sangat lemah berhadapan dengan anaknya, apa maunya diikuti," terang dia.

Lanjut dia, lingkungan turut mempengaruhi anak-anak gemar pesta pora. Banyak iming-iming kemewahan di masyarakat.

"Lingkungan kita ini hedonistik, serba kemewahan. Itu akhirnya menimbulkan dampak negatif yang diikuti," pungkas dia.

Sebelumnya diketahui, sebuah event organizer mengundang anak SMA untuk datang ke acara Pool Party alias pesta bikini. Pesta yang digelar di The Media Hotel & Tower, Jalan Gunung Sahari Raya Nomor 3, Jakarta.

Undangan itu diluncurkan dalam sebuah video bertajuk 'GoodBye UN Pool Party Divine Production SPLASH AFTER CLASS' dan diadakan tanggal 25 April mendatang. Video yang diunggah di Youtube ini sempat ditonton lebih dari 3 ribu orang tetapi saat ini sudah dihapus.

Dalam undangan resminya, penyelenggara mengklaim kegiatan tersebut didukung oleh sejumlah sekolah di Jakarta dan Bekasi. Sekolah yang dicatut namanya antara lain, SMA 8 Bekasi, SMA 12 Jakarta, Muse Rawamangun, SMA 38, SMK 50, SMK Musik BSD, SMA 31, SMA 109, SMA 53, SMA 44, SMA 24, SMA 29, 26 Pembangunan, SMA 100, RRFAMS dam SMA Insan Cendikia.