Masih syok, orangtua Angga belum sanggup bekerja
Merdeka.com - Peristiwa peluru nyasar milik anggota Satres Narkoba Polresta Palembang yang menewaskan Rendi Anggara (11), Sabtu (5/12) lalu, masih menyisakan kesedihan mendalam bagi keluarga. Alhasil, orangtua korban hingga kini tidak bekerja sejak kejadian itu.
Orangtua Angga, Ramlan alias Ujang (41) mengaku, sangat terpukul atas kematian secara mendadak dan mengenaskan anak ke empat dari lima bersaudara itu. Apalagi, korban sangat dekat dengan dirinya sehingga masih selalu teringat dengan kelakuannya sehari-hari.
Lantaran terlalu sedih, Ramlan belum sanggup bekerja untuk mencari nafkah keluarga. Apalagi, dia harus meluangkan waktunya untuk menjalani pemeriksaan oleh polisi atas laporan yang diajukannya.
-
Siapa yang sering kangen ayahnya? ‘Dante habis main sama Bapak dan menginap di rumah Bapak. Dante jarang bertemu jadi Dante suka kangen, dan Dante sekarang senang banget,' tambah Wani.
-
Kenapa orang tua sering merasa bersalah? Orangtua juga sering merasa bersalah dan merasa belum bisa memberikan yang terbaik.
-
Siapa nama anak Angga Wijaya? Inilah potret Safiyya Anya Wijaya, anak pertama dari Angga Wijaya dan anak ketiga dari Anna, yang sebelumnya memiliki dua anak dari pernikahan sebelumnya.
-
Siapa nama anak pertama Angga Wijaya? Inilah potret Safiyya Anya Wijaya. Bayi ini adalah anak pertama Angga Wijaya dan anak ketiga dari Anna, yang sebelumnya memiliki dua anak dari pernikahan sebelumnya.
-
Bagaimana DPR ingatkan orang tua? 'Karena itu motor kan pasti milik orang tua, nah kalau anak ini bawa itu kendaraan, pasti orang tuanya tau, dong? Kalau begitu, berarti ada pembiaran melakukan pelanggaran oleh orang tuanya juga. Karena sudah jelas, anak SMP pasti belum punya SIM,' tambahnya.
-
Kenapa sosok ayah selalu diingat dengan penuh cinta? Kau adalah sosok yang selalu kuingat dengan penuh cinta, Ayah.
"Masih syok, masih ingat sama Angga, belum mau kerja dulu. Sekarang juga kami harus selalu siap kalo dipanggil polisi," ungkap Ramlan di Mapolda Sumsel, Senin (14/12).
Sehari-hari, Ramlan bekerja sebagai tukang becak di seputaran tempat tinggalnya di kawasan Pasar Kentut, Kelurahan 13 Ilir, Kecamatan Ilir Timur I, Palembang.
"Becak nganggur dulu. Belum tahu juga kapan mau narik lagi," ujarnya.
Hal senada diungkapkan istrinya, Yani (40). Yani turut membantu perekonomian keluarga dengan menjadi tukang cuci. Dalam sehari, Yani biasanya mengambil borongan milik tiga tetangganya.
"Rencana saya besok mulai nyuci lagi, tapi mungkin cuma ambil satu saja, belum sanggup semuanya diambil," kata dia.
"Kalo begini terus mau makan apa. Kerja lagi saja, biar cari kesibukan," sambungnya.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kesehatan nenek ST (73), menurun akibat kelelahan menghadapi masalah dengan anak angkatnya
Baca SelengkapnyaDi saat anak-anak lain asyik bermain sepulang sekolah, pemilik nama lengkap Soimah Pancawati itu justru harus bekerja dengan keluarga di rumah.
Baca SelengkapnyaDiakuinya, sang putra tak mau bekerja hingga masih meminta uang.
Baca SelengkapnyaYadi dan Onih jadi salah satu warga Kota Sukabumi yang hidup dalam garis kemiskinan dan membutuhkan bantuan.
Baca Selengkapnya