Masih terasa aroma mistis di Gerbong Maut
Merdeka.com - Gerbong ini menjadi saksi bisu kelamnya masa penjajahan dan agresi Belanda. Ada tiga gerbong yang pernah digunakan penjajah untuk mengangkut pejuang Indonesia dari Bondowoso ke Rutan Bubutan di Surabaya.
Setiap gerbong kala itu berisi seratusan pejuang. Agar pejuang tak coba kabur, penjajah memutuskan penutup pintu gerbong sementara mereka harus menempuh perjalanan sejauh 220 km dan memakan waktu lebih kurang 16 jam.
Ada tiga kali perjalanan yang dilakukan. Di perjalanan ketigalah, terjadi peristiwa itu. Minimnya sirkulasi udara membuat satu per satu pejuang yang ada di dalam gerbong itu meninggal dunia.
-
Dimana gerbong kereta maut dikurung? Gerbong-gerbong ini bukanlah gerbong penumpang, melainkan gerbong barang berbahan baja tanpa ventilasi udara. Gerbong-gerbong itu ditutup rapat dan digembok dari luar oleh tentara Belanda. Kereta kemudian berangkat dari Stasiun Bondowoso menuju Surabaya pada pukul 07.30.
-
Apa yang terjadi di gerbong kereta maut? Peristiwa Gerbong Maut adalah insiden di mana 100 pejuang Indonesia yang ditawan Belanda dipindahkan dari Bondowoso ke Surabaya dengan tiga gerbong kereta api tertutup rapat.Pemindahan dilakukan tanpa memperhatikan keselamatan para tawanan, menyebabkan 46 pejuang meninggal dalam peristiwa ini.
-
Mengapa kereta kencana dikuburkan bersama mayat? 'Dalam semua kasus, kereta kencana mewakili prestise, kekuasaan, dan otoritas,' tambah Ignatov, menekankan bahwa kereta kencana mungkin dimaksudkan untuk digunakan oleh orang yang meninggal di akhirat.
-
Siapa yang meninggal di rel kereta? AKBP Buddy Alfirits Towiliu tewas mengenaskan Kasat Narkoba Polres Jakarta Timur ini tewas di rel kereta api Jatinegara, Jakarta Timur, pada Sabtu (29/4)
-
Siapa yang bertanggung jawab atas gerbong maut? Peristiwa Gerbong Maut adalah insiden di mana 100 pejuang Indonesia yang ditawan Belanda dipindahkan dari Bondowoso ke Surabaya dengan tiga gerbong kereta api tertutup rapat.Pemindahan dilakukan tanpa memperhatikan keselamatan para tawanan, menyebabkan 46 pejuang meninggal dalam peristiwa ini.
-
Siapa yang terbunuh dan menyebabkan dendam Belanda? Terbunuhnya Kapten François Tack, seorang perwira VOC di Kartasura oleh Untung Suropati membuat kolonial Belanda meradang.
Lebih kurang ada 46 pejuang yang tak bisa bertahan hidup di dalam gerbong itu. Sisanya ada yang mengalami sesak parah dan sakit biasa.
Berawal dari cerita kelam pada 28 Desember 1948 itulah kemudian gerbong ini disebut gerbong maut.
Singkat cerita, pasca penjajahan, tiga kereta itu diletakkan terpisah. Ada yang di Malang di halaman depan museum Brawijaya, Bondowoso dan Surabaya.
Dihimpun dari berbagai sumber yang pernah berkunjung ke Museum Brawijaya di Malang, memang aura mistis begitu terasa saat pengunjung melihat-lihat kereta usang itu. Terasa sekali aura kelam para pejuang yang coba bertahan hidup di sana.
Konon katanya, di gerbong maut itu sering muncul penampakan sosok menakutkan. (mdk/gib)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Peristiwa Gerbong Maut adalah insiden di mana 100 pejuang Indonesia yang ditawan Belanda dipindahkan dari Bondowoso ke Surabaya.
Baca SelengkapnyaSaat masa penjajahan Belanda, lokasi kampung itu digunakan sebagai tempat para tentara Belanda melakukan kekerasan terhadap warga pribumi.
Baca SelengkapnyaPenamaan "Dreded" konon berasal dari bunyi senapan Belanda yang ditembakan secara membabi buta.
Baca SelengkapnyaGambaran eksekusi saat itu sangat menyeramkan. Terhukum mati ditaruh di atas roda yang menggantung pada sebuah tiang. Di atas sana mayatnya dibiarkan mengering
Baca SelengkapnyaKonon tempat ini menjadi tempat penyekapan, penyiksaan, sekaligus pemerkosaan para wanita oleh tentara Jepang.
Baca SelengkapnyaSalah satu bangunan pernah digunakan sebagai tempat penyekapan oleh tentara Belanda.
Baca SelengkapnyaBagaimana cerita ada pasukan elite Jerman di Bogor? Lalu siapa saja yang dimakamkan di Makam Jerman di Megamendung.
Baca SelengkapnyaMereka tidak mendapat fasilitas kehidupan yang layak oleh serdadu Jepang. Banyak dari mereka yang mati tersiksa.
Baca SelengkapnyaKini kondisi kedua gerbong pusaka itu tampak kurang terawat.
Baca SelengkapnyaAda satu nisan yang sudah dipindahkan sampai tiga kali tapi tetap balik lagi ke tempat semula.
Baca SelengkapnyaSetiap tahunnya, warga harus memberi tumbal kepala kerbau ke tempat itu
Baca SelengkapnyaWarga Lamongan tampilkan kekejazam kerja rodi zaman penjajahan Belanda. Bikin nangis.
Baca Selengkapnya