Massa Paksa Masuk Gedung DPRD, Demo di Malang Bentrok
Merdeka.com - Massa mahasiswa dari sejumlah elemen memaksa masuk gedung DPRD Kota Malang. Akibatnya terjadi aksi saling dorong dan saling lempar dengan petugas kepolisian yang mengamankan aksi tersebut.
Beberapa kali dilakukan pembicaraan dan negosiasi, namun gagal menuai kesepakatan untuk masuk ke gedung DPRD. Begitu tidak diperoleh kesepakatan, massa minta tetap diperbolehkan masuk.
Massa awalnya berusaha menjebol pertahanan dari pintu selatan yang dijaga polisi. Aksi saling dorong pun terjadi beberapa kali, namun gagal menerobos pertahanan polisi yang menyusun barikade.
-
Apa yang terjadi saat pasukan Mataram menyerang Malang? Pasukan Bupati Ronggosukmo jumlahnya lebih sedikit dari pasukan Tumenggung Alap-alap, namun berhasil mempertahankan daerahnya dari serangan pasukan Kerajaan Mataram.
-
Bagaimana warga Malang menghalangi pasukan Mataram? Setelah berhasil menyingkirkan pohon-pohon tumbang dan siap menduduki Malang, pasukan Kerajaan Mataram diadang pasukan Bupati Malang saat itu, Ronggosukmo.
-
Apa yang diminta oleh massa demo? Dalam aksinya, mereka mendesak DPR dan pemerintah untuk segera mengesahkan Revisi UU No. 6 Tahun 2014 tentang Desa.
-
Siapa yang berdemo di DPR? Sejumlah kepala desa yang tergabung dalam Persatuan Perangkat Desa Indonesia (PPDI) berunjuk rasa di depan Gedung DPR, Jakarta, Kamis (23/7/2023).
-
Kenapa Polisi diserang? Polisi diserang karena tersangkameronta dan berteriak sehingga mengundang perhatian orang-orang di sekelilingnya. 'Itu bukan orang tidak dikenal itu, keluarga tersangka (yang menyerang). Ditangkap di rumah, kemudian dibawa, diborgol teriak-teriak dia. Begitu ceritanya,' kata dia.
-
Apa tujuan warga demo? Dilansir dari akun Instagram @merapi_uncover, mereka mengadakan arak-arakan itu dengan tujuan 'Mberot Jalan Rusak' di sepanjang Jalan Godean.
Kapolresta Malang Kota, AKBP Dony Alexander berusaha untuk menenangkan massa dengan menggunakan speaker yang berada di kendaraan taktis. Namun massa tetap bergeming untuk berusaha memasuki gedung DPRD Kota Malang.
Massa pun terus mendesak, sambil berusaha mendorong aparat, dan terlibat saling dorong, saling lempar berbagai benda. Salah satu sisi daun pintu pagar selatan berhasil dibuka massa yang terus merangsek ke depan.
©2019 Merdeka.com/Darmadi SasongkoBersamaan, water cannon yang sudah disiagakan di sisi pintu masuk menyemprotkan air ke arah massa. Massa pun dibuat kocar-kacir oleh semprotan water cannon.
Usai bentrok, Wakapolda Jawa Timur, Brigjen Toni Hermanto memimpin negosiasi dengan menemui massa aksi. Massa diberi kesempatan untuk menyampaikan tuntutannya.
"Tentunya kita menyiapkan anggota dengan langkah-langkah persuasif seperti yang tadi kita lakukan. Komunikasi yang kita harapkan dengan mahasiswa langsung bisa menerima dan menyalurkan aspirasi ke anggota DPRD. Mungkin cara ini yang lebih efektif menurut kami," kata Toni.
"Kita lihat dari pagi, mungkin tadi (rusuh) ada ekses saja, karena lelah, capek mungkin mahasiswa. Tapi saya percaya mahasiswa Jawa Timur tidak demikian. Bisa kita lihat sekarang lebih reda," sambungnya.
Akibat kejadian tersebut sejumlah massa dari demonstran maupun polisi mengalami luka-luka akibat lemparan batu. Namun hingga saat ini belum diketahui jumlah pasti massa yang mengalami luka.
"Nanti kita cek dulu ya," kata Toni.
Kelompok massa yang menamakan diri Aliansi Rakyat untuk Demokrasi (ARD) awalnya sejak pagi berusaha melakukan negosiasi untuk diperbolehkan masuk. Massa terdiri dari IMM Malang Raya, SMART, SMI, BEM Se-UMM, SEMA Se-UMM, GEMAR DESA, KKLM, FORMAL dan ASMASI, tampak juga bendera HMI dan PMII di lokasi.
Massa hingga saat ini terus berdatangan, mereka tetap berusaha untuk diperbolehkan masuk. Hingga saat ini massa masih berkumpul di depan Gedung DPRD Kota Malang.
(mdk/did)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ratusan mahasiswa tiba-tiba menggeruduk gedung DPR, Jumat (17/5) sore.
Baca SelengkapnyaDemonstrasi terkait RUU Pilkada di Semarang berakhir ricuh. Puluhan mahasiswa harus dirawat di rumah sakit dan puluhan lainnya ditahan polisi
Baca SelengkapnyaAksi tersebut berujung ricuh setelah mahasiswa yang ingin masuk kedalam gedung DPRD dipukul mundur polisi.
Baca SelengkapnyaBentrokan tersebut terjadi ketika massa demonstran merobohkan pagar Gedung DPR.
Baca SelengkapnyaSetelah merobohkan pintu pagar Gerbang Pancasila, pendemo berkumpul dengan penjagaan ketat dari pihak kepolisian.
Baca SelengkapnyaMereka coba kembali mendekati gedung DPRD sambil melempar botol, kayu dan batu.
Baca SelengkapnyaKehadiran mereka disambut sejumlah mahasiswa yang masih bertahan di sekitar gedung DPR/MPR.
Baca SelengkapnyaPara pelajar dan mahasiswa tersebut masih menjalani pemeriksaan di Polrestabes Semarang hingga malam hari.
Baca SelengkapnyaDemo berlangsung ricuh hingga malam hari. Tembakan gas air mata membuat udara di sekitar lokasi demo membikin sesak dan perih di mata.
Baca SelengkapnyaSaling dorong yang terjadi membuat pagar balai kota akhirnya jebol. Sebagian massa tampak masuk ke kompleks balai kota. CCTV, tanaman dan paving block dirusak.
Baca SelengkapnyaPasukan polisi anti huru-hara membuat formasi pertahanan saat massa berusaha masuk dengan merusak pagar Gedung DPR
Baca SelengkapnyaDalam aksinya, mahasiswa menentang Laporan Pertanggung Jawaban (LPJ) yang disampaikan Presiden Jokowi di Sidang Tahunan MPR.
Baca Selengkapnya