Masudin, ahli totok tuli dari Jombang
Merdeka.com - Kali ini cerita ahli totok spesialis sakit tuli dari Jombang, Jawa Timur. Namanya Masudin (42), warga Dusun Ketanen, Desa Banyuarang, Kecamatan Ngoro. Pria ini mendapatkan penghargaan dari Museum Rekor Indonesia (MURI) karena keahliannya menyembuhkan sakit tuli dalam waktu 31 detik.
Sejak masuk rekor Muri itu, nama Masudin kian mencuat. Pasien datang dari daerah di segala arah mata penjuru angin ke Jombang. Pasien dari Jakarta, Padang, Batam, kalimantan dan banyak daerah lainnya berduyun-duyun ke rumahnya di Jombang.
Dalam sehari Masudin hanya mengobati 30 pasien saja. Padahal, antrean pasien ini panjang. Bayangkan saja, karena antre, bila anda mendaftar hari ini, Januari 2014, maka baru bisa ditangani beberapa bulan ke depan.
-
Kapan Kompolnas membuka pendaftaran? Pendaftaran Calon Pimpinan Kompolnas Resmi Dibuka, Cek Persyaratannya Berikut Ini Pendaftaran Online Ketua Pansel Kompolnas, Hermawan Sulistyo mengatakan, pendaftaran calon pimpinan Kompolnas dimulai pada 27 Juni hingga 19 Juli 2024 melalui online di pansel@kompolnas.go.id dan www.kompolnas.go.id.
-
Apa saja yang sudah mendaftar? Tiga OTA itu ialah Airbnb.com, Agoda.com, dan Booking.com. Ketiga lainnya; Klook.com, Trivago.co.id, dan Expedia.co.id sejauh ini belum mendaftar.
-
Kapan batas waktu pendaftaran OTA? 'Mereka bersurat dua hari yang lalu, minta perpanjangan sebulan, kami hanya kasih sepuluh hari kerja,'
-
Kapan sebaiknya konsultasi ke dokter? Jika perawatan rumah tidak memberikan perbaikan atau jika rambut kering disertai dengan masalah lain seperti rambut rontok yang signifikan atau kondisi kulit kepala yang tidak normal, sebaiknya konsultasikan dengan dokter atau dermatolog untuk evaluasi dan saran lebih lanjut.
-
Kenapa pendaftaran siswa baru tahun 2024 lebih lama? Dinilai Lebih Lama, Ini Sederet Kendala dalam Penerimaan Peserta Didik Baru Tahun 2024 Diduga kekurangan siswa terjadi karena masih adanya paradigma sekolah favorit.
-
Kapan obat ini diharapkan bisa digunakan? Jika hasilnya menunjukkan positif, maka obat ini diharapkan dapat diberikan izin diproduksi, dan dapat digunakan untuk para orang dewasa yang kehilangan gigi, pada tahun 2030 mendatang.
Masudin juga tidak melulu mengobati pasien di rumah. Sesekali dia mendatangi pasien di luar daerah. Ketika dihubungi merdeka.com, dia sedang perjalanan mengobati pasien di Bali. "Saya sedang mengobati pasien di Bali," kata dia kepada merdeka.com, Sabtu (4/1).
Untuk biaya terapi, Masudin mematok harga puluhan juta rupiah. Dia beralasan, biaya itu jauh lebih murah ketimbang harga dengan metode pemasangan implan di dunia medis. "Biaya pasang implan ratusan juta rupiah. Di sini jauh lebih rendah," ujarnya.
Terapi penyembuhan penderita tuna rungu, itu dilakukan Masudin dengan teknik membuka saraf pendengaran. "Saya menggunakan teknik totok telinga. Orang yang menderita tuli sejak lahir itu karena ada saraf yang terutup. Makanya agar bisa mendengar, saraf tersebut harus dibuka," kata Masudin.
Teknik pengobatan tuli, yang katanya dia dapat dari belajar di Malaysia, itu sekilas memang nampak sederhana. Dia hanya memijat titik saraf di kepala bagian belakang, tengkuk dan di belakang kedua daun telinga. Ketika pijitan selesai, ajaib, pasien yang tuli sejak lahir bisa mengenal suara lagi.
Dalam sebuah acara talkshow yang dipandu Deddy Corbuzier di salah satu stasiun televisi swasta, Masudin hanya butuh waktu sekian detik untuk membuat pasiennya yang tuli sejak umur 2,5 tahun mendengar suara. Namun demikian, kata dia, untuk bisa mendengar jelas dari jarak jauh, butuh terapi minimal satu tahun.
"Terapi pertama itu membuka, dan mengenalkan saraf-saraf. Orang tuli sejak kecil kan sarafnya mati, jadi harus dikenalkan suara lebih dulu. Pertama dia baru bisa mengenali suara saja," ujarnya.
Belakangan, praktik pengobatan Masudin mengundang kontroversi. Banyak pihak yang menuding terapi tersebut hanya akal-akalan Masudin untuk mengeruk keuntungan semata, sedangkan untuk tingkat penyembuhan masih dipertanyakan.
Menanggapi itu, Masudin tidak takut. Menurut dia, kontroversi tersebut sah-sah saja, akan tetapi yang paling penting menurut dia adalah fakta. "Pengobatan yang saya lakukan ini bukan penipuan. Karena faktanya pasien tuna rungu yang berobat ke sini juga sembuh," ujarnya.
Ia bahkan menyilakan agar pasien membandingkan antara sebelum diobati oleh Masudin dengan sesudah diobati dengan melakukan tes di laboratorium medis. "Saya siap mempertanggungjawabkan praktik pengobatan saya ini. Sekali lagi, ini tidak ada unsur penipuan," terangnya.
(mdk/mtf)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Bagja menjelaskan, apabila sampai batas akhir belum memenuhi kouta untuk pengawas TPS.
Baca SelengkapnyaSebelumnya, bakal calon Wakil Bupati Maros Suhartina Bohari dinyatakan tidak memenuhi syarat berdasarkan hasil verifikasi pemeriksaan kesehatan KPU.
Baca Selengkapnya