Masuk musim kemarau, banyak titik panas bermunculan di Sumatera
Merdeka.com - Titik panas (hot spot) di Sumatera mulai bermunculan saat memasuki musim kemarau tahun ini. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) telah mengirim delapan armada pesawat untuk dua provinsi.
Dari catatan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional tertanggal 8 Juni 2017, terdapat 98 titik panas yang menyebar di seluruh provinsi di Sumatera. Hotspot terbanyak berada di Sumatera Barat dengan 19 titik
Kemudian disusul Riau (17 titik), Jambi (14 titik), dan Sumatera Selatan (12 titik). Hotspot ini jauh meningkat dibanding hari sebelumnya yang hanya berjumlah 12 titik di lima provinsi.
-
Kenapa potensi kebakaran meningkat saat kemarau? Potensi kebakaran di setiap daerah bakal meningkat. Terkait hal ini, personel pemadam kebakaran BPBD Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengimbau masyarakat agar mewaspadai kejadian kebakaran baik di rumah dan lahan yang rawan .
-
Bagaimana cuaca panas ekstrem memicu kebakaran hutan? Cuaca panas ekstrem dapat memicu percikan apik di area hutan, kemudian semakin menyebar dan menyebabkan kebarakan dalam skala besar.
-
Bagaimana BMKG menjelaskan cuaca panas di Jawa-Nusa Tenggara? Mengutip dari Instagram InfoBMKG, menjelaskan beberapa hal mengapa kondisi cuaca yang panas kembali terjadi. Padahal semestinya musim hujan.
-
Dimana awan panas guguran Merapi terjadi? Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) melaporkan adanya luncuran awam panas guguran sejauh 2.700 meter yang keluar dari kawah Gunung Merapi di perbatasan Provinsi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
-
Mengapa kota di Indonesia terpapar suhu panas? Di Indonesia, dengan populasi terbesar di antara negara Asia Tenggara, diperkirakan 128 juta orang terpapar CSI 5 selama 60 hari atau lebih. Itu berarti suhu yang dirasakan setidaknya lima kali lebih tinggi akibat perubahan iklim selama periode tersebut.
-
Apa yang menjadi pemicu cuaca panas di Jawa-Nusa Tenggara? Ada beberapa hal yang menjadi pemicu situasi ini yakni aktivitas pola tekanan rendah di sekitar laut China Selatan.
Di Sumsel, hotspot menyebar di lima kabupaten yang dikenal sebagai daerah paling banyak terjadinya kebakaran hutan dan lahan setiap tahun. Yakni, Muara Enim (1 titik), Musi Rawas (2 titik), Banyuasin (3 titik), Musi Banyuasin (3 titik), dan Ogan Komering Ilir (3 titik).
Plt Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sumsel, Iriansyah mengungkapkan tidak semua hotspot yang terpantau adalah kebakaran lahan dan hutan. Karenanya pengecekan di lapangan adalah upaya penting oleh tim satgas terdiri dari Pemda, TNI, Polri, Manggala Agni, dan perusahaan sekitar lokasi.
"Begitu ada pantauan hotspot langsung dicek melalui manual atau datang ke lokasi. Jika benar ada langsung dipadamkan," ungkap Iriansyah, Kamis (8/6).
Untuk mengantisipasi terjadinya karhutla sesuai penetapan siaga bencana asap pada Februari 2017, kata dia, BNPB mengirimkan bantuan empat unit helikopter untuk waterboombing dan satu unit pesawat Cassa 212 untuk hujan buatan atau teknik modifikasi cuaca di wilayah Sumsel.
"Selain Sumsel, Riau juga dibantu helikopter, jumlahnya sama dengan kita. Fokus pantau udara, pemadaman dari udara, dan hujan buatan," pungkasnya. (mdk/ang)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pola angin di wilayah Indonesia bagian utara umumnya bergerak dari Tenggara - Barat Daya.
Baca SelengkapnyaKebakaran hutan dan lahan di Sumatera Selatan semakin meluas. Selain Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) dan Ogan Ilir, api mulai bermunculan di Banyuasin.
Baca SelengkapnyaKondisi suhu panas sudah mulai melanda Sumatera Utara, Aceh, Jawa Timur, dan Bali
Baca SelengkapnyaKebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang mulai marak di Sumatera Selatan menjadi perhatian serius pemerintah. Cuaca di wilayah itu pun dimodifikasi.
Baca SelengkapnyaTotal sudah 32.496 hektare lahan yang terbakar sepanjang Januari hingga September 2023.
Baca SelengkapnyaSelain hujan lebat, BMKG juga memprakirakan hujan yang disertai kilat dan petir
Baca SelengkapnyaKebakaran hutan dan lahan (karhutla) mulai marak terjadi di Sumatera Selatan bersamaan dengan datangnya puncak musim kemarau.
Baca SelengkapnyaKepala Pusat Meteorologi Publik Andri Ramdhani mengatakan dalam sepekan ke depan cuaca ekstrem tersebut dapat terjadi di sebagian besar Sumatera.
Baca SelengkapnyaSeiring dengan penurunan curah hujan, potensi titik panas (hotspot) semakin meningkat.
Baca SelengkapnyaBNPB mencatat empat titik di Riau terjadi kebakaran hutan dan lahan.
Baca SelengkapnyaIndonesia bagian tengah dan timur mayoritas masih akan diguyur hujan dengan intensitas sedang hingga deras pada Agustus
Baca SelengkapnyaBeberapa negara di Asia seperti Thailand dan Filipina mengalami suhu panas ekstrem
Baca Selengkapnya