Masyarakat Adat Banokeling di Banyumas Rayakan Idul Fitri Hari Ini
Merdeka.com - Masyarakat adat Banokeling di Desa Pekuncen, Kecamatan Jatilawang, Kabupaten Banyumas baru merayakan Idul fitri pada Kamis (6/6). Jatuhnya hari raya Idul Fitri, 1 syawal 1440, berselisih sehari dengan penetapan pemerintah pada Rabu (5/6) kemarin.
Penentuan waktu Idul fitri bagi masyarakat adat Banokeling didasarkan pada kalender Jawa Alif Rebo Wage (Aboge). Secara khusus dalam perayaan idul fitri yang disebut Riyaya, masyarakat adat Banokeling di desa Pekuncen berkumpul bersama di Balai Desa Pekuncen mengadakan selamatan bersama.
Mereka akan bertukar makanan yang dibawa dari kediaman masing-masing dan memanjatkan doa bersama. Uniknya makanan yang dibawa dari rumah mesti berukuran sepikul segendongan yakni berisi nasi beserta sayur, daging sapi atau ayam, serta buah yang ditata di dua tenongan (semacam keranjang dari anyaman bambu). Tenongan nantinya dihantarkan ke balai desa dengan dipikul.
-
Di mana Rebo Pungkasan dirayakan? Tradisi Rebo Pungkasan hingga saat ini masih dilakukan masyarakat di Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, hingga Banten.
-
Apa yang dilakukan saat Rebo Pungkasan? Tradisi ini jatuh pada tiap malam Rabu 27 Safar 1445 H. Tradisi Rebo Pungkasan hingga saat ini masih dilakukan masyarakat di Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, hingga Banten. Umumnya tradisi ini dilakukan dengan menjalani salat dan berdoa. Selain itu ada pula yang menjalani tradisi ini dengan mengadakan selamatan.
-
Kenapa Rembug Anak Banyuwangi digelar? 'Jaman sudah berubah sebegitu cepatnya, pemikiran anak-anak kita juga sudah berkembang dibanding jaman kita. Jadi, kita harus mulai menyelami apa yang menjadi kebutuhan mereka di era saat ini. Rembug anak ini dibuat untuk kebutuhan ini,' kata Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani, Sabtu (4/5).
-
Kenapa Rebo Pungkasan dirayakan? Dalam Islam, Rebo Pungkasan dipercaya sebagai hari pertama Nabi Muhammad SAW sakit hingga kemudian meninggal dunia. Adapun manfaat dari tradisi ini adalah sebagai amalan untuk meminta doa kepada Allah SWT agar bisa menjauhkan diri dari segala penyakit dan musibah.
-
Bagaimana ruwahan dirayakan? Tradisi ini dimulai dengan sejumlah rangkaian kegiatan seperti berdoa dan makan bersama untuk menyambut roh nenek moyang.
-
Apa saja yang dilakukan Cipung di momen Idul Adha? Rayyanza ikut kurban di momen Idul Adha tahun ini. Rayyanza juga ikut kurban sapi dengan berat 1 ton. Tak hanya itu, balita ini ikut potong hewan kurban. Tampak Rayyanza mengenakan sarung tangan agar tidak kotor. Tampak ia didampingi Sus Rini dan Raffi Ahmad.
Ketua Komunitas Adat Banokeling, Sumitro mengatakan pelaksanaan riyaya secara adat ditandai oleh dua hal. Pertama, areal makam Kiai Banokeling akan dibuka kembali setelah selama sebulan penuh terlarang untuk diziarahi oleh siapapun. Kedua, sebagaimana umumnya Idul fitri, anak putu Banokeling akan berkumpul saling maaf memaafkan dengan menggelar selamatan di balai desa setempat.
"Ritual riyaya hanya melibatkan anak putu di Desa Pekuncen saja. Anak putu yang di luar kota tidak wajib hadir. Karena acara puncak justru saat hendak Ramadan yakni perlon Unggahan," kata Sumitro, Kamis (6/6).
Pelaksaan Riyaya mewajibkan setiap keluarga anak putu Banokeling membawa bekal selamatan dalam ukuran sepikul segendongan. Sebelum berkumpul di balai desa, para tetua adat akan berkumpul terlrbih dahulu di kediamaan Kiai Kunci yang jadi pucuk pimpinan spiritual adat Banokeling. Para anak putu juga diwajibkan berbusana adat yakni busana hitam, menggunakan iket (serupa blankon), dan jarik batik bagi lelaki. Sedang perempuan berbusana kebaya hitam dan berjarik batik.
"Nanti kyai kunci yang langsung memimpin doa riyaya. Doa yang disampaikan tentang harapan kembali suci setelah melakoni puasa," kata Sumitro.
Sebelum menyambut Riyaya, masyarakat adat Banokeling telah melaksanakan ritual likuran pada malam 21 puasa berdasar perhitungan kalender Aboge. Setelah riyaya, nantinya pada Jum'at (14/6) mendatang akan dilaksanakan Perlon Udunan yang secara khusus akan dilakukan bersih lingkungan makam leluhur dan pembenahan panembahan makam Kyai Banokeling.
(mdk/rhm)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pada hari raya Lebaran, mereka tidak melaksanakan salat Idulfitri. Pelaksanaan salat mereka ganti dengan membersihkan makam leluhur.
Baca SelengkapnyaBegini penampakan masyarakat Islam Bonokeling di Banyumas Jawa Tengah. Masih memegang kepercayaan Jawa Kuno.
Baca SelengkapnyaTradisi syawalan di Pulau Jawa telah berlangsung lintas generasi.
Baca SelengkapnyaSuasana guyub rukun terasa saat masyarakat Bonokeling merayakan perlon besar.
Baca SelengkapnyaPerbedaan hari Lebaran tidak pernah mereka permasalahkan.
Baca SelengkapnyaIntip tradisi sambut hari Maulid Nabi yang berlangsung di Pulau Sumatra setiap tahunnya.
Baca SelengkapnyaBerbagai macam perayaan menyambut hari kelahiran Nabi Muhammad di tiap daerah di Indonesia.
Baca SelengkapnyaDengan beragam budaya yang ada di Indonesia, setiap daerah memiliki tradisi yang berbeda-beda dalam memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW.
Baca SelengkapnyaTradisi Puter Kayun bukan hanya warisan budaya, tetapi juga menjadi daya tarik wisatawan.
Baca SelengkapnyaAda banyak cara yang dilakukan warga Jateng dalam menyambut datangnya Bulan Suci Ramadan
Baca SelengkapnyaSebuah tradisi ungkapan kegembiraan ketika masyarakat Suku Batak Simalungun telah mewujudkan sebuah kegiatan pesta yang melibatkan banyak orang
Baca SelengkapnyaTradisi ini dilakukan turun-temurun karena dianggap membawa keberkahan
Baca Selengkapnya