Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Masyarakat Diajak Hapuskan Kekerasan Terhadap Perempuan

Masyarakat Diajak Hapuskan Kekerasan Terhadap Perempuan Komnas Perempuan dan Komnas HAM Ajak Masyarakat Hapuskan Kekerasan terhadap Perempuan. ©2018 Merdeka.com/Hari Ariyanti

Merdeka.com - Publik dihebohkan dengan dua kasus pelecehan seksual, yaitu Agni yang merupakan mahasiswi UGM dan Baiq Nuril Maknun, seorang pegawai honorer di SMAN 7 Mataram, Nusa Tenggara Barat. Pelecehan seksual yang dialami dua perempuan ini hanya sebagian dari banyaknya kasus yang dibuka ke publik.

Karena itulah dalam rangka Hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan, Organisasi Perempuan PBB bersama Komnas Perempuan dan Komnas HAM mengajak seluruh masyarakat bergerak bersama menghapuskan kekerasan terhadap perempuan.

Gerakan semacam ini juga dalam beberapa tahun terakhir marak disuarakan di Amerika Serikat dengan gerakan #MeeToo. Termasuk juga di berbagai belahan dunia lainnya.

Programmer Management Specialist UN Women, Lily Puspasari mengatakan, perempuan dan anak-anak kerap menjadi korban kekerasan. Dan hal ini seringkali luput dari perhatian. Suara perempuan korban kekerasan kerap tak didengar. Bahkan perempuan sering disalahkan jika melaporkan apa yang dialaminya.

"Melalui Kampanye Global 16 Hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan #HearMeToo, mari kita mendorong semua pihak untuk berdiri dalam solidaritas dengan penyintas dan gerakan anti kekerasan, serta mulai bersuara untuk akhiri kekerasan terhadap perempuan," jelasnya di Pacific Place, Jakarta Selatan, Selasa (27/11) sore.

Komisioner Komnas Perempuan, Mariana Amiruddin menyampaikan, pihaknya menggandeng Pusat Kebudayaan Amerika, Komnas HAM dan UN Women untuk kampanye menghentikan kekerasan terhadap perempuan. Semua lembaga ini, dia menjelaskan, sama-sama menyatakan kekerasan terhadap perempuan adalah pelanggaran HAM serius, terutama kekerasan seksual.

"Komnas HAM melaporkan begitu banyak kekerasan terhadap perempuan atau kekerasan berbasis gender dalam hal politik. Terutama dalam pelanggaran HAM di masa lalu," tegasnya.

Sementara itu, Komisioner Komnas HAM, Choirul Anam menyampaikan dalam berbagai kasus pelanggaran HAM berat, perempuan juga mengalami pelecehan seksual. Bahkan kekerasan ini dialami oleh perempuan setelah kejadian pelanggaran HAM berat usai.

"Perempuan dalam beberapa kasus banyak dijadikan instrument of war untuk memaksa suami, anak atau saudaranya menyerah. Dalam konteks inilah penting melihat pelanggaran atau kejahatan HAM dalam spektrum dan perspektif perempuan agar akar kejahatan itu tidak berlangsung dan bagaimana keadilan ditegakkan," terangnya.

Choirul mengatakan, perempuan dalam konteks HAM tercatat sebagai penyintas paling tangguh dan konsisten. Hal ini ditunjukkan dengan berbagai pengalaman lapangan bagaimana perempuan mampu menyimpan narasi, menyampaikannya dan melakukan advokasi terhadap perlakuan yang diterimanya.

(mdk/fik)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Komnas Perempuan Apresiasi Pemecatan Ketua KPU Hasyim Asy'ari yang Terbukti Lakukan Asusila
Komnas Perempuan Apresiasi Pemecatan Ketua KPU Hasyim Asy'ari yang Terbukti Lakukan Asusila

Sanksi tegas yang dijatuhkan tidak hanya akan menguatkan proses pemulihan korban

Baca Selengkapnya
FOTO: Aksi Kamisan ke-808, Aktivis Soroti Kekerasan Terhadap Perempuan
FOTO: Aksi Kamisan ke-808, Aktivis Soroti Kekerasan Terhadap Perempuan

Aktivis menyoroti pola-pola kekerasan terhadap perempuan yang tak kunjung disikapi secara serius oleh negara.

Baca Selengkapnya
Ketua DPR: Korban Kekerasan Seksual Tidak Perlu Takut Speak Up
Ketua DPR: Korban Kekerasan Seksual Tidak Perlu Takut Speak Up

Kasus kekerasan seksual di Indonesia hingga saat ini masih marak di lingkungan masyarakat maupun lingkungan pendidikan

Baca Selengkapnya
Komnas Perempuan: Tidak Ada Keadilan Restoratif Bagi Pelaku Kekerasan Seksual
Komnas Perempuan: Tidak Ada Keadilan Restoratif Bagi Pelaku Kekerasan Seksual

Ini mempertimbangkan kerugian dan dampak negatif yang dialami korban dan tidak jarang bersifat permanen.

Baca Selengkapnya
Kompolnas Minta Polisi Diduga Lecehkan Tahanan Wanita di Sulsel Dipecat
Kompolnas Minta Polisi Diduga Lecehkan Tahanan Wanita di Sulsel Dipecat

Kompolnas juga meminta atasan polisi yang diduga lecehkan tahanan wanita disanksi etik.

Baca Selengkapnya
Koalisi Masyarakat Sipil Minta DKPP Berpihak pada Korban Kekerasan Terhadap Perempuan
Koalisi Masyarakat Sipil Minta DKPP Berpihak pada Korban Kekerasan Terhadap Perempuan

Mereka meyakini, DKPP akan menunjukkan komitmen terbaiknya.

Baca Selengkapnya
"Perundungan dengan Dalih Apa pun Tak Boleh Dibiarkan!"

Dirjen HAM menyebut tindakan merundung bisa mencederai martabat dan merugikan seseorang.

Baca Selengkapnya
Komnas HAM Kecam Pembunuhan Danramil Aradide di Paniai Papua Tengah
Komnas HAM Kecam Pembunuhan Danramil Aradide di Paniai Papua Tengah

Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) menilai situasi konflik dan kekerasan di Papua semakin mencederai HAM.

Baca Selengkapnya
Catatan Ketua DPR pada Kasus Kekerasan Seksual di Kampus Harus Jadi Peringatan
Catatan Ketua DPR pada Kasus Kekerasan Seksual di Kampus Harus Jadi Peringatan

Ketua DPR RI Puan Maharani menyoroti masih banyaknya kasus kekerasan seksual di perguruan tinggi yang masih diabaikan pihak kampus

Baca Selengkapnya
Penanganan Kekerasan Seksual di Kampus Masih Minim, Puan Soroti Kebijakan Pro-Perempuan
Penanganan Kekerasan Seksual di Kampus Masih Minim, Puan Soroti Kebijakan Pro-Perempuan

Puan pun mengingatkan, Indonesia memiliki berbagai regulasi hukum melindungi masyarakat dari tindak kekerasan seksual.

Baca Selengkapnya
Komnas Perempuan: Perampasan Hak Asuh Anak Menyebabkan Penderitaan Psikis
Komnas Perempuan: Perampasan Hak Asuh Anak Menyebabkan Penderitaan Psikis

Cara tersebut bisa menjadi cara balas dendam atas kondisi yang tidak dapat ia kendalikan ketika istri bersikeras untuk bercerai.

Baca Selengkapnya
Komnas HAM Soroti 12 Peristiwa  Kekerasan di Papua dalam Sebulan Terakhir
Komnas HAM Soroti 12 Peristiwa Kekerasan di Papua dalam Sebulan Terakhir

Mencatat ada 8 orang meninggal dunia, terdiri atas lima anggota TNI/POLRI dan tiga warga sipil

Baca Selengkapnya