Masyarakat Diingatkan Pentingnya Pilih Pemimpin yang Melayani
Merdeka.com - Direktur Indonesia Watch for Democracy (IWD), Endang Tirtana mengingatkan, penting mengenali sosok calon pemimpin sebelum memilih, terutama di Pemilihan Presiden. Menurutnya, salah satu yang harus dimiliki seorang calon pemimpin adalah sifat kepemimpinan melayani. Di mana pemimpin memosisikan dirinya sebagai pelayan yang memprioritaskan kepentingan rakyat daripada kepentingan diri dan kelompoknya.
“Pemimpin yang memiliki niat tulus bakal melahirkan kepemimpinan yang melayani. Niat seorang pemimpin bisa diketahui dari perilaku dan kebijakan yang diputuskan. Acapkali kata-kata saja tidak mencerminkan ketulusan. Setali dengan itu, Buya Syafii Maarif pernah mengatakan, masalah utama bangsa dan pemimpin kita adalah pecahnya kongsi antara kata dan laku,” katanya di Jakarta, Jumat (10/9).
“Pernyataan Buya Syafii Maarif itu bukti keras yang masih kita alami. Lihat saja perkataan dan janji setiap pemimpin atau calon pemimpin negara ketika proses pemilihan, semua berucap penuh soal kebaikan. Nyatanya setelah terpilih, banyak yang lupa terhadap apa yang mereka ucapkan. Kepemimpinan tidak boleh berhenti hanya pada kata-kata,” tambah Endang.
-
Apa janji Ganjar jika terpilih jadi presiden? 'Di sini ada mas Arsjad, nanti teman-teman Apindo bisa ngobrol. Beliau tim saya, tapi tidak otomatis jadi menteri,' ujar Ganjar dikutip dari keterangan tertulis, Kamis (14/12).
-
Apa komitmen Ganjar ke depan? Selain itu, Ganjar menegaskan komitmen ke depan dalam pemberantasan korupsi
-
Siapa yang menyampaikan harapan untuk Pilkada 2024? Hal itu disampaikan inisiator Desak Anies, yang juga Koordinator Media Ubah Bareng, Ghifari Fachrezi. Kata pria 26 tahun ini, anak muda akan lebih merasa didengar dan dilibatkan.
-
Siapa Ajudan Presiden Jokowi? Kapten Infanteri Mat Sony Misturi saat ini tengah menjabat sebagai ajudan Presiden Joko Widodo.
-
Siapa cawapres Ganjar Pranowo? PDI Perjuangan bersama partai koalisi secara resmi mengumumkan nama bakal calon wakil presiden Mahfud MD untuk mendampingi Capres Ganjar Pranowo, Rabu, 18 Oktober 2023.
-
Siapa saja yang bisa berkomitmen? Komitmen tidak hanya dilakukan untuk orang lain saja, namun juga untuk diri sendiri.
Dia mengungkapkan, setidaknya ada beberapa tokoh yang memiliki komitmen tinggi untuk menunaikan janjinya sebagai pemimpin yang melayani. Diantaranya, Joko Widodo, Ganjar Pranowo dan Erick Thohir.
“Ketiga pemimpin ini bisa menjadi contoh dari tipe pemimpin yang melayani di negeri ini,” jelasnya.
Untuk diketahui, Jokowi melewati kehidupan pada masa-masa yang sulit, bahkan sempat mengalami penggusuran. Dia kemudian memulai karier sebagai pengusaha mebel. Semua itu membentuk kepribadian Jokowi menjadi sosok yang ulet, sabar, dan optimis.
Endang menerangkan, karier politik Jokowi bermula dengan menjabat Wali Kota Surakarta dan Gubernur DKI Jakarta. Setelah terpilih menjadi wali kota, Jokowi tampil sebagai pemimpin yang sederhana, merakyat dan melayani. Tanpa kampanye dan baliho, Jokowi melenggang ke periode kedua Wali Kota Solo pada periode kedua, dengan suara hampir mutlak 91 persen.
Jokowi juga dikenal sebagai pionir aksi blusukan. Jokowi sudah melakukannya semenjak menjadi Wali Kota Solo. Blusukan merupakan cara paling efektif untuk berbicara dan melihat secara langsung apa yang menjadi keinginan rakyat. Menyerap berbagai aspirasi dan sekaligus mendekatkan diri kepada rakyat.
“Berkat kepemimpinan yang melayani dan kebiasaan blusukan, Jokowi menanjak karier politiknya menjadi presiden hingga periode kedua. Setelah jadi presiden pun tidak ada perubahan sikap dalam diri Jokowi, tetap memimpin dengan melayani dan blusukan. Kritik, hinaan, cemoohan, bahkan fitnah dijawab dengan kerja nyata. Kecintaan pada rakyat dan bangsa mengalahkan egonya,” ujar Endang.
Sementara itu, Erick Thohir menjadi perhatian publik semenjak terpilih sebagai Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Gebrakan dan terobosannya di Kementerian BUMN selalu mendapat respons terbaik. Salah satu upayanya melakukan transformasi fundamental di BUMN adalah melakukan restrukturisasi dengan membentuk klaster dan holding.
Dia menerangkan, BUMN menjadi tulang punggung dalam penanganan pandemi Covid-19. Ketika terjadi krisis kesehatan yang menyebabkan rumah-rumah sakit kolaps, Kementerian BUMN mengambil langkah cepat untuk mengantisipasi melalui penyiapan fasilitas kesehatan sementara seperti Wisma Atlet dan Asrama Haji.
Erick juga menginstruksikan kepada seluruh perusahaan BUMN untuk terlibat aktif dalam membantu penanganan Covid-19. Tidak terbatas pada aspek kesehatan, tetapi juga membantu masyarakat yang terdampak secara ekonomi.
Dalam berbagai kesempatan, Erick kerap menyampaikan bahwa sebagai pemimpin tidak boleh lelah melayani rakyat serta harus dengan hati yang tulus. Dengan itu akan terbangun saling kepercayaan dari rakyat, sehinga Erick optimis bisa menangani Covid-19 dengan baik.
“Perkataan Erick dibuktikan dengan program-program yang berpihak kepada para petani, nelayan, usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), serta masyarakat kecil lainnya. BUMN membangun Pasar Digital (PaDI), platform digital yang ditujukan kepada perusahaan-perusahaan untuk membantu para pelaku UMKM,” jelasnya.
Kemudian Ganjar Pranowo. Politikus PDIP itu memilih jalan kepemimpinan yang melayani, mengayomi, dan menginspirasi di tengah-tengah pandemi. Kepedulian semacam itu tampaknya berurat akar dari pengalaman hidup Ganjar yang prihatin, banyak dirundung kesusahan. Semula orangtua Ganjar memberinya nama Sungkowo, yang berarti kesedihan.
Endang mengatakan, karier politik Ganjar bersinar setelah terpilih sebagai wakil rakyat dua periode, hingga kemudian diusung PDIP dalam Pilkada Jawa Tengah melawan calon gubernur petahana. Ganjar terpilih sebagai Gubernur Jateng dan kini sudah periode yang kedua.
Tagline Ganjar yang terkenal adalah mboten korupsi, mboten ngapusi (tidak korupsi, tidak membohongi). Sebuah pesan kepada rakyat, bahwa banyak pemimpin yang setelah terpilih tidak menunaikan janji yang telah diucapkan. Ketika terpilih, Ganjar langsung melakukan berbagai gebrakan, khususnya dalam reformasi birokrasi. Partisipasi masyarakat untuk mengawasi kinerja pemerintah didorong melalui keaktifan di media sosial.
“Ganjar sendiri eksis di Twitter dalam menanggapi berbagai persoalan yang diadukan warga. Kedekatan Ganjar kepada rakyat bisa kita lihat dari kunjungan-kunjungannya yang diunggah di media sosial, benar-benar berbaur dengan rakyat, tidak berjarak dan bergurau,” ungkapnya.
Endang menekankan, kepemimpinan yang melayani adalah sebuah solusi untuk kemajuan Indonesia. Rakyat harus benar-benar memiliki kesadaran untuk memilih pemimpin yang tepat. Pemimpin yang telah terbukti melayani dan menetapkan kebijakan yang berpihak pada rakyat.
“Parris dan Peachey (2012), mengutip pidato Nahiyah Jaidi Faraz dalam pengukuhan sebagai guru besar di Yogyakarta pada 2014, menyampaikan kalau ada kajian kepemimpinan mutakhir yang berhubungan dengan masalah etika, kebajikan dan moral, maka itu adalah kepemimpinan yang melayani,” tutupnya.
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jokowi mengingatkan para relawan untuk tidak memilih pemimpin yang hanya ingin menikmati kenyamanan dan fasilitas negara.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi juga menggunakan analogi ‘lari’ untuk menjelaskan kepemimpinan Indonesia ke depan.
Baca Selengkapnya"Kita harus bersatu. Pemimpin-pemimpin kita punya akhlak kesetiaan, bukan pagi tempe, sore tahu," kata Prabowo.
Baca SelengkapnyaGanjar mengatakan, rakyat Indonesia sudah sering dikecewakan oleh para pemimpinnya.
Baca SelengkapnyaPresiden Joko Widodo memberikan tanda jasa dan kehormatan ini sebagai rangkaian Hari Kemerdekaan ke-79 RI. Pemberian tanda jasa dan kehormatan.
Baca SelengkapnyaErick menyebut sosok Jokowi merupakan pemimpin yang memiliki visi namun tau suara rakyat.
Baca SelengkapnyaHal ini disampaikan Puan saat ditanya soal arah dukungan Jokowi di pemilihan presiden (Pilpres) 2024.
Baca SelengkapnyaTerkait dukungan untuk Ahmad Luthfi dan Taj Yasin Maimoen, ia enggan menjelaskan lebih lanjut.
Baca SelengkapnyaHanya Ganjar yang bisa meneruskan estafet kepemimpinan Presiden Jokowi.
Baca SelengkapnyaMegawati mengingatkan, jangan pilih pemimpin hanya berdasarkan sosok, tanpa melihat pikiran dan hatinya.
Baca SelengkapnyaGanjar mengingat ucapan Jokowi agar tidak memilih pemimpin diktator, otoriter dan melanggar HAM.
Baca SelengkapnyaJokowi meyakini siapapun presiden yang terpilih baik Anies Baswedan, Prabowo Subianto, maupun Ganjar Pranowo adalah kehendak rakyat dan Tuhan Yang Maha Esa.
Baca Selengkapnya