Masyarakat dinilai masih anggap pecandu narkoba 'sampah masyarakat'

Merdeka.com - Psikolog Nova Riyanti Yusuf menilai masih ada tanggapan miring di masyarakat terhadap para pengguna narkoba yang akan direhabilitasi ataupun telah direhabilitasi. Menurutnya, kebanyakan masyarakat Indonesia melihat para pecandu obat-obatan terlarang sebagai 'sampah masyarakat' sehingga mereka tidak memerlukan bimbingan.

"Semua tergantung stigmatisasi masyarakat kita terhadap pengguna narkoba," kata mantan Wakil Ketua Komisi IX DPR ini dalam dialog Polri di Journey Cofee, kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (7/9).

Dia menjelaskan terdapat perbedaan untuk proses rehabilitasi antara orang dewasa atau anak-anak. Untuk anak di bawah umur 18 tahun, harus diberi bimbingan dari banyak pihak, sebab umur tersebut merupakan suatu kepribadian seorang anak yang belum terbentuk.

"Karena itu anak masih butuh guidance dari orangtua atau wali. Memang harus ada strong will (keinginan kuat) dari diri sendiri, namun harus ada yang menemani dia untuk menyadarkan dia tentang siapa dirinya," lanjutnya.

Dilanjutkannya, bahwa memang ada psikoterapi untuk membangun kesadaran dari dalam. Namun itu semua tergantung niat dan keinginan para pengguna untuk sembuh.

"Untung ada yang sadar, kalau enggak? Itu adalah tugas dari dokter jiwa atau orang lain, figur lain, Entah psikolog atau sosok lain yang bisa membantu dia. Walau sulit, tapi masih bisa ditangani," terangnya.

"Kalau kita bisa melihat dia (pengguna narkoba) sebagai manusia, maka kita bisa prevent (mencegah), maka kita bisa memperbaiki (mereka). Tapi kalau terlanjur kita menganggap mereka sebagai sampah ya mereka akan balik lagi ke lapas atau lingkungan lama yang penuh pengedar narkoba, dan siklus itu akan terus berulang. Sehingga PR nya masih panjang," pungkas perempuan yang biasa disapa Noriyu ini.