Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Masyarakat Jatim mulai sadar, ratusan satwa diserahkan ke BKSDA

Masyarakat Jatim mulai sadar, ratusan satwa diserahkan ke BKSDA Ilustrasi Buaya. ©2016 SWNS/Jon Nok

Merdeka.com - Sebanyak 206 ekor satwa dilindungi dari berbagai jenis diserahkan masyarakat ke sejumlah balai konservasi di Jawa Timur. Jenis satwa diserahkan tersebut lebih dari 50 spesies, mulai Buaya Muara hingga berbagai jenis burung.

Kepala Balai Besar Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Jawa Timur, Ayu Dewi Utari mengatakan, tumbuh kesadaran dan pemahaman masyarakat tentang konservasi alam. Secara berlahan, masyarakat mengetahui hak dan kewajiban atas satwa dilindungi negara.

"Kesadaran masyarakat terhadap aturan tentang satwa liar dilindungi. Mulai muncul melalui momen penyerahan satwa ke negara," kata Ayu Dewi Utari, Kepala BB KSDA Jawa Timur, Rabu (18/1).

Satwa yang diserahkan, kata Ayu, di antaranya buaya muara, kera ekor panjang, elang jawa, elang brontok, beruang madu, lutung jawa dan lain sebagainya. Prosesnya rata-rata dengan persuasif agar bersedia menyerahkan binatang yang dikuasai tersebut.

"Satwa-satwa tersebut direhabilitasi dan sebagian di antaranya telah dilepaskuatkan," katanya.

Data diterima merdeka.com, dari keseluruhan jumlah satwa diserahkan masyarakat sebanyak 141 ekor dan dititipkan ke sejumlah lembaga konservasi. Keberadaan lembaga tersebut tersebar di Jawa Timur, seperti Jatim Park 2, Java Langur Centre (JLC Batu), Maharani Zoo and Goa, Ecco Green serta dalam bentuk pribadi.

Sebanyak 11 ekor dilepasliarkan, di antaranya ular sanca (5 ekor), cobra (2 ekor) dan monyet ekor panjang (4 ekor). Pelepasliaran dilakukan sesuai habitatnya seperti Pamurbaya, Tahura Pacet dan Gunung Baung.

Tercatat juga sebanyak 26 satwa yang diserahkan ke BKSDA mati, yakni jenis ular sanca bodo anakkan (1 ekor), Trenggiling (1 ekor), Elang Laut (1 ekor), Nuri Merah Kepala Hitam (1 ekor), Beo Common Hyll Myna (21 ekor) dan Rangkong (1 ekor).

Sebagian satwa juga merupakan titipan dari Polda Jatim yang terkait proses hukum dari tindak kejahatan satwa. Jenis satwa dari Polda Jatim yang dititipkan antara lain Merak Hijau (5 ekor), Wallaby (1 ekor), Elang Bondol (1 ekor). Selain itu juga mendapat titipan seekor Buaya Muara anakkan dari Polres Pelabuhan Tanjung Perak, serta seekor Ular Sanca Kembang dari Polsek Sumoroto Jombang.

"Kegiatan konservasi harus terus disosialisasikan sehingga kita dapat mewariskan alam yang kaya kepada anak cucu kita," terangnya.

Kondisi populasi Banteng Jawa (Bos Javanicus) dan Rusa Bawean (Axis Kuhlii) semakin menyedihkan. Jumlah satwa tersebut di habitatnya terus mengalami penurunan, sehingga terancam kepunahan.

"Penurunan pada Banteng dimungkinkan terjadi karena habitatnya yang terdesak dengan keberadaan perkebunan. Bahkan dijumpai pula kasus banteng yang dimakan anjing liar," tutur Ayu.

Jumlah Banteng Jawa pada 2013 sebanyak 50 ekor, tetapi setahun kemudian menurun menjadi 47 ekor. Akhir 2015 dilaporkan berjumlah 39 ekor dan akhir 2016 dimonitoring hanya tinggal 22 ekor.

Khusus tempat monitoring Banteng Jawa di Jawa Timur dilakukan di Hutan Lindung Londo Lampesan Jember, Hutan Lindung Lebakharjo Malang, dan Perkebunan Trebasala Banyuwangi.

Satwa lain yang mengalami penurunan populasi adalah Rusa Bawean. Hasil monitoring di Kawasan Gunung Besar, Gunung Mas dan Pulau Cina di Kawasan Pulau Bawean Gresik, jumlah rusa terus menurun.

Hasil monitoring selama tiga tahun terakhir, jumlah rusa tahun 2014 sebanyak 275 ekor menjadi 325 ekor pada tahun 2015. Tetapi pada akhir 2016 termotoring menjadi 303 ekor atau terjadi penurunan 22 ekor dalam setahun.

Ayu juga mencatat beberapa kejadian yang membuat satwa-satwa air terlindungi yang mati sia-sia karena terdampar. Peristiwa tersebut diantaranya terjadi di Probolinggo dan Surabaya.

"Lumba-lumba, paus, dugong dan terakhir hiu tutul terdampar, dimungkinkan terjadi karena siklus pergerakan satwa tersebut dan atau perubahan aliran air laut yg menyebabkan satwa-sawa tersebut mengalami disorientasi," katanya.

(mdk/ang)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
25 Burung Langka Dilepasliarkan ke Habitatnya di Papua dan Maluku
25 Burung Langka Dilepasliarkan ke Habitatnya di Papua dan Maluku

BKSDA Jawa Tengah melepasliarkan 25 ekor burung langka ke Papua dan Maluku. Satwa endemik itu umumnya diserahkan warga yang memeliharanya secara ilegal.

Baca Selengkapnya
Empat Ekor Landak yang Dimiliki Warga Secara Ilegal Dilepasliarkan di Kaki Gunung Batukaru Bali, Dikembalikan ke Habitat Aslinya
Empat Ekor Landak yang Dimiliki Warga Secara Ilegal Dilepasliarkan di Kaki Gunung Batukaru Bali, Dikembalikan ke Habitat Aslinya

Pelepasan satwa yang dilindungi ini dilaksanakan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Bali.

Baca Selengkapnya
Kabar Gembira dari Pulau Dewata, Populasi Jalak Bali di TNBB Melonjak
Kabar Gembira dari Pulau Dewata, Populasi Jalak Bali di TNBB Melonjak

Populasi jalak bali atau curik di Taman Nasional Bali Barat (TNBB) terus bertambah. Burung ini merupakan salah satu satwa langka dari Pulau Dewata

Baca Selengkapnya
Tembok Penangkaran Jebol, Buaya Milik Pengusaha di Cianjur ke Sawah Dekat Permukiman Warga
Tembok Penangkaran Jebol, Buaya Milik Pengusaha di Cianjur ke Sawah Dekat Permukiman Warga

Baru buaya titipan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) yang berukuran 3 sampai 5 meter setelah lepas dari penangkaran ditangkap.

Baca Selengkapnya
Potret Terkini Taman Nasional Alas Purwo, Satwa yang Terancam Punah Terus Berkembang Biak
Potret Terkini Taman Nasional Alas Purwo, Satwa yang Terancam Punah Terus Berkembang Biak

Wilayahnya terdiri dari hutan bambu, hutan pantai, hutan bakau, hutan tanaman, hutan alam, dan padang rumput.

Baca Selengkapnya
Tiga Warga Desa di Sumsel Nekat Pelihara Puluhan Buaya Muara dalam Rumah, Ini Reaksi Polisi
Tiga Warga Desa di Sumsel Nekat Pelihara Puluhan Buaya Muara dalam Rumah, Ini Reaksi Polisi

Tiga warga di Desa Terusan Laut, Kecamatan Sirah Pulau Padang, Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan, nekat beternak buaya dalam rumah mereka.

Baca Selengkapnya
Desa di Kulon Progo Ini Jadi Wilayah Konservasi yang Dikelola secara Mandiri, Dihuni hingga 105 Jenis Burung
Desa di Kulon Progo Ini Jadi Wilayah Konservasi yang Dikelola secara Mandiri, Dihuni hingga 105 Jenis Burung

Kawasan konservasi itu memiliki wilayah geografis perbukitan. Di dalamnya terdapat banyak keragaman flora dan fauna.

Baca Selengkapnya
VIDEO: Geger Buaya Milik Pengusaha Cianjur Kabur Akibat Tembok Jebol, Punya 80 Ekor Ukuran 'Monster'
VIDEO: Geger Buaya Milik Pengusaha Cianjur Kabur Akibat Tembok Jebol, Punya 80 Ekor Ukuran 'Monster'

Belum diketahui berapa total buaya kabur, namun dipastikan sudah ada 3 ekor yang berhasil ditangkap

Baca Selengkapnya
Wajib Dilindungi! Ini 12 Satwa Endemik Indonesia yang Hampir Punah, Diantaranya Komodo dan Harimau Bali
Wajib Dilindungi! Ini 12 Satwa Endemik Indonesia yang Hampir Punah, Diantaranya Komodo dan Harimau Bali

Semakin kesini hewan endemik Indonesia sudah banyak yang hampir punah bahkan banyak juga yang sudah punah, seperti komodo dan harimau bali.

Baca Selengkapnya
Jalan-jalan ke Rahmat International Wildlife Museum & Gallery di Kota Medan, Punya Koleksi Ribuan Hewan Liar yang Diawetkan
Jalan-jalan ke Rahmat International Wildlife Museum & Gallery di Kota Medan, Punya Koleksi Ribuan Hewan Liar yang Diawetkan

Museum ini menjadi satu-satunya galeri bertaraf internasional di Asia yag memiliki lebih dari 2.000 koleksi spesies binatang liar yang diawetkan.

Baca Selengkapnya
Taman Nasional Berbak Sembilang, Lahan Mangrove Terbesar di Indonesia Barat Bisa Melihat Tapir dan Burung Air
Taman Nasional Berbak Sembilang, Lahan Mangrove Terbesar di Indonesia Barat Bisa Melihat Tapir dan Burung Air

Kawasan suaka margasatwa di Kabupaten Banyuasin ini sudah ditetapkan sejak tahun 1935 oleh gubernur Hindia Belanda pada waktu itu.

Baca Selengkapnya
Heboh 'Buaya Dedi' Bikin Takut Warga Pamulang, Akhirnya Dievakuasi Damkar
Heboh 'Buaya Dedi' Bikin Takut Warga Pamulang, Akhirnya Dievakuasi Damkar

Setelah 5 bulan dirawat dalam kolam krangkeng besi buaya tersebut kemudian dikhawatirkan lepas.

Baca Selengkapnya