Masyarakat Jatim mulai sadar, ratusan satwa diserahkan ke BKSDA
Merdeka.com - Sebanyak 206 ekor satwa dilindungi dari berbagai jenis diserahkan masyarakat ke sejumlah balai konservasi di Jawa Timur. Jenis satwa diserahkan tersebut lebih dari 50 spesies, mulai Buaya Muara hingga berbagai jenis burung.
Kepala Balai Besar Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Jawa Timur, Ayu Dewi Utari mengatakan, tumbuh kesadaran dan pemahaman masyarakat tentang konservasi alam. Secara berlahan, masyarakat mengetahui hak dan kewajiban atas satwa dilindungi negara.
"Kesadaran masyarakat terhadap aturan tentang satwa liar dilindungi. Mulai muncul melalui momen penyerahan satwa ke negara," kata Ayu Dewi Utari, Kepala BB KSDA Jawa Timur, Rabu (18/1).
-
Berapa banyak hewan di Bumi? Planet ini adalah rumah bagi 8 miliar manusia saja. Manusia berbagi ruang tersebut dengan sekitar 130 miliar mamalia lain, hingga 428 miliar burung, 3,5 triliun ikan, dan sekitar 10 triliun serangga (yaitu 1 dengan 18 angka nol).
-
Hewan apa saja yang ada di Kebun Binatang Bukittinggi? Kebun binatang ini masih tetap eksis dan memiliki banyak koleksi berbagai jenis satwa yang bisa dilihat secara langsung.
-
Mengapa Desa Jatimulyo menjadi tempat perlindungan burung? Adopsi burung juga memberi manfaat langsung secara ekonomi bagi masyarakat.
-
Apa saja jenis ikan di Banyuwangi? 'Spotnya tidak terlalu dalam, tapi potensi ikannya variatif. Lengkap, mulai ikan karang, ikan plagis (permukaan) ada semua,' tuturnya, dikutip dari Liputan6.com.
-
Hewan endemik apa yang ada di Sumatra? Harimau Sumatra adalah subspesies harimau Asia yang hanya ditemukan di Sumatra, sebuah provinsi di barat daya Indonesia.
-
Mengapa banyak mamut jantan ditemukan? 'Ketika mamut jantan muda mencapai kematangan seksual, mereka akan dikeluarkan dari kawanannya dan dibiarkan mengurus diri sendiri atau membentuk kelompok dengan mamut jantan lainnya,' kata Jass.
Satwa yang diserahkan, kata Ayu, di antaranya buaya muara, kera ekor panjang, elang jawa, elang brontok, beruang madu, lutung jawa dan lain sebagainya. Prosesnya rata-rata dengan persuasif agar bersedia menyerahkan binatang yang dikuasai tersebut.
"Satwa-satwa tersebut direhabilitasi dan sebagian di antaranya telah dilepaskuatkan," katanya.
Data diterima merdeka.com, dari keseluruhan jumlah satwa diserahkan masyarakat sebanyak 141 ekor dan dititipkan ke sejumlah lembaga konservasi. Keberadaan lembaga tersebut tersebar di Jawa Timur, seperti Jatim Park 2, Java Langur Centre (JLC Batu), Maharani Zoo and Goa, Ecco Green serta dalam bentuk pribadi.
Sebanyak 11 ekor dilepasliarkan, di antaranya ular sanca (5 ekor), cobra (2 ekor) dan monyet ekor panjang (4 ekor). Pelepasliaran dilakukan sesuai habitatnya seperti Pamurbaya, Tahura Pacet dan Gunung Baung.
Tercatat juga sebanyak 26 satwa yang diserahkan ke BKSDA mati, yakni jenis ular sanca bodo anakkan (1 ekor), Trenggiling (1 ekor), Elang Laut (1 ekor), Nuri Merah Kepala Hitam (1 ekor), Beo Common Hyll Myna (21 ekor) dan Rangkong (1 ekor).
Sebagian satwa juga merupakan titipan dari Polda Jatim yang terkait proses hukum dari tindak kejahatan satwa. Jenis satwa dari Polda Jatim yang dititipkan antara lain Merak Hijau (5 ekor), Wallaby (1 ekor), Elang Bondol (1 ekor). Selain itu juga mendapat titipan seekor Buaya Muara anakkan dari Polres Pelabuhan Tanjung Perak, serta seekor Ular Sanca Kembang dari Polsek Sumoroto Jombang.
"Kegiatan konservasi harus terus disosialisasikan sehingga kita dapat mewariskan alam yang kaya kepada anak cucu kita," terangnya.
Kondisi populasi Banteng Jawa (Bos Javanicus) dan Rusa Bawean (Axis Kuhlii) semakin menyedihkan. Jumlah satwa tersebut di habitatnya terus mengalami penurunan, sehingga terancam kepunahan.
"Penurunan pada Banteng dimungkinkan terjadi karena habitatnya yang terdesak dengan keberadaan perkebunan. Bahkan dijumpai pula kasus banteng yang dimakan anjing liar," tutur Ayu.
Jumlah Banteng Jawa pada 2013 sebanyak 50 ekor, tetapi setahun kemudian menurun menjadi 47 ekor. Akhir 2015 dilaporkan berjumlah 39 ekor dan akhir 2016 dimonitoring hanya tinggal 22 ekor.
Khusus tempat monitoring Banteng Jawa di Jawa Timur dilakukan di Hutan Lindung Londo Lampesan Jember, Hutan Lindung Lebakharjo Malang, dan Perkebunan Trebasala Banyuwangi.
Satwa lain yang mengalami penurunan populasi adalah Rusa Bawean. Hasil monitoring di Kawasan Gunung Besar, Gunung Mas dan Pulau Cina di Kawasan Pulau Bawean Gresik, jumlah rusa terus menurun.
Hasil monitoring selama tiga tahun terakhir, jumlah rusa tahun 2014 sebanyak 275 ekor menjadi 325 ekor pada tahun 2015. Tetapi pada akhir 2016 termotoring menjadi 303 ekor atau terjadi penurunan 22 ekor dalam setahun.
Ayu juga mencatat beberapa kejadian yang membuat satwa-satwa air terlindungi yang mati sia-sia karena terdampar. Peristiwa tersebut diantaranya terjadi di Probolinggo dan Surabaya.
"Lumba-lumba, paus, dugong dan terakhir hiu tutul terdampar, dimungkinkan terjadi karena siklus pergerakan satwa tersebut dan atau perubahan aliran air laut yg menyebabkan satwa-sawa tersebut mengalami disorientasi," katanya.
(mdk/ang)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
BKSDA Jawa Tengah melepasliarkan 25 ekor burung langka ke Papua dan Maluku. Satwa endemik itu umumnya diserahkan warga yang memeliharanya secara ilegal.
Baca SelengkapnyaPopulasi jalak bali atau curik di Taman Nasional Bali Barat (TNBB) terus bertambah. Burung ini merupakan salah satu satwa langka dari Pulau Dewata
Baca SelengkapnyaBaru buaya titipan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) yang berukuran 3 sampai 5 meter setelah lepas dari penangkaran ditangkap.
Baca SelengkapnyaWilayahnya terdiri dari hutan bambu, hutan pantai, hutan bakau, hutan tanaman, hutan alam, dan padang rumput.
Baca SelengkapnyaTiga warga di Desa Terusan Laut, Kecamatan Sirah Pulau Padang, Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan, nekat beternak buaya dalam rumah mereka.
Baca SelengkapnyaKawasan konservasi itu memiliki wilayah geografis perbukitan. Di dalamnya terdapat banyak keragaman flora dan fauna.
Baca SelengkapnyaBelum diketahui berapa total buaya kabur, namun dipastikan sudah ada 3 ekor yang berhasil ditangkap
Baca SelengkapnyaSemakin kesini hewan endemik Indonesia sudah banyak yang hampir punah bahkan banyak juga yang sudah punah, seperti komodo dan harimau bali.
Baca SelengkapnyaMuseum ini menjadi satu-satunya galeri bertaraf internasional di Asia yag memiliki lebih dari 2.000 koleksi spesies binatang liar yang diawetkan.
Baca SelengkapnyaKawasan suaka margasatwa di Kabupaten Banyuasin ini sudah ditetapkan sejak tahun 1935 oleh gubernur Hindia Belanda pada waktu itu.
Baca SelengkapnyaSetelah 5 bulan dirawat dalam kolam krangkeng besi buaya tersebut kemudian dikhawatirkan lepas.
Baca SelengkapnyaSaat ini, buaya tersebut telah diserahkan ke Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA).
Baca Selengkapnya