Masyarakat Taat Protokol Kesehatan Kembalikan Semangat Kerja Relawan
Merdeka.com - Sudah sekitar 10 bulan lamanya Indonesia berjuang keras melawan pandemi Covid-19. Rasa letih mulai dirasakan oleh mereka yang berjuang di garda terdepan dalam melawan Covid-19, baik relawan medis dan non-medis.
"Saya, yang tidak terjun langsung di bidang kesehatan saja sudah mulai lelah menghadapi Covid-19. Apalagi, mereka yang berada di bidang kesehatan, harus pakai APD yang berat, masker, pasti lebih melelahkan," ujar Sekretaris Sub-Bidang Kesehatan Koordinator Relawan Satgas Covid-19, Maghfira, dalam tayangan virtual di kanal YouTube BNPB, Jumat (11/12).
Kendati lelah, Maghfira mengatakan, perilaku disiplin terhadap protokol kesehatan yang dilakukan masyarakat dapat membuat relawan bersemangat kembali.
-
Bagaimana penanganan Covid-19 di Indonesia? Jokowi memilih menggunakan strategi gas dan rem sejak awal untuk menangani pandemi Covid-19. Gas dan rem yang dimaksudkan Jokowi diimplementasikan dalam tiga strategi yakni penanganan kedaruratan kesehatan, jaring pengaman sosial, dan pemulihan ekonomi. Inilah yang kemudian menjadi ujung tombak dalam penanganan Covid-19 di Indonesia.
-
Siapa yang berjuang untuk Indonesia? Kata-kata ini membangkitkan semangat juang dan patriotisme dalam diri setiap pemuda Indonesia.
-
Siapa yang mengalaminya di Indonesia? Riskesdas 2018, menunjukkan lebih dari 19 juta penduduk berusia di atas 15 tahun mengalami gangguan mental emosional.
-
Bagaimana cara menghadapi pahitnya perjuangan? Hidup adalah campuran antara pahit dan manis, tapi terserah kita untuk menemukan kebahagiaan dalam keduanya.
-
Apa yang dilakukan sukarelawan Indonesia? Ada sekitar 50 orang sukarelawan. Para Sukarelawan Indonesia itu Dipersenjatai & Dilatih Tentara Mesir
-
Apa dampak pandemi Covid-19? Pandemi Covid-19 mengubah tatanan kesehatan dan ekonomi di Indonesia dan dunia. Penanganan khusus untuk menjaga keseimbangan dampak kesehatan akibat Covid-19 serta memulihkan ekonomi harus dijalankan.
Hal itu karena dengan kesadaran dalam menerapkan protokol kesehatan, masyarakat bisa menjaga dirinya sendiri untuk tidak tertular virus Covid-19. Jika disiplin, otomatis jumlah kasus positif Covid-19 akan mengalami penurunan dan itu akan semakin mempercepat pekerjaan Indonesia mengakhiri wabah ini.
"Prinsip kita minimal orang tersebut sayang pada dirinya sendiri, karena kita punya batas, penyakit apa yang bisa hadapi. Cintai dulu dirimu sendiri kalau memang enggan mencintai orang," katanya.
Lebih dari itu, untuk membantu meringankan beban lelah mengatasi situasi pandemi, Relawan Satgas Covid-19 meluncurkan layanan konseling dengan menggandeng 30 relawan psikolog.
"Layanan ini buka dari jam 8 pagi (08.00 WIB) hingga jam 8 malam (20.00 WIB) dan dilakukan via Zoom meeting," katanya.
Satgas Sebut Masyarakat Semakin Lengah dan Abai Protokol Kesehatan
Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menjelaskan empat penyebab jumlah kasus positif virus corona di Indonesia terus meningkat. Secara nasional, Wiku menyebut kasus Covid-19 di tanah air naik 8,4 persen per 20 September 2020.
Menurut dia, penyebab pertama dikarenakan masyarakat yang belum disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan. Kondisi ini diperburuk dengan banyaknya masyarakat yang masih sering berkerumun sehingga risiko penularan Covid-19 meningkat.
Kedua, Wiku mengatakan masyarakat semakin lengah dan mengabaikan protokol kesehatan. Padahal, jumlah pasien yang terkonfirmasi positif Covid-19 bertambah banyak setiap harinya.
"Masyarakat seolah tidak memiliki empati meski telah menyaksikan begitu banyak korban yang muncul setiap hari menjadi kasus positif Covid-19," ucap Wiku dalam konferensi pers di Youtube Sekretariat Presiden, Kamis 24 September 2020.
Penyebab ketiga yakni, sebagian besar masyarakat masih takut untuk melakukan testing saat memiliki gejala Covid-19. Hal ini dikarenakan adanya stigma negatif dari masyarakat tentang orang terpapar corona.
Selain itu, masyarakat takut terhadap potensi biaya tinggi dalam perawatan Covid-19. Pemerintah menekankan pentingnya testing untuk mencegah penyebaran virus corona semakin meluas.
"Kami imbau agar masyarakat tidak memandang negatif pada mereka yang positif covid. Karena penyakit ini bukan penyakit yang memalukan. Siapapun yang terkena covid harus kita bantu dan kita sembuhkan," ujar Wiku.
"Tidak usah khawatir terhadap biaya perawatan karena seluruhnya ditanggung pemerintah baik dengan BPJS atau tidak," sambungnya.
Terakhir, Wiku menuturkan adanya tren berita tentang konspirasi anti Covid-19 yang belum tervalidasi kebenarannya dan tidak berbasis pada data ilmiah. Namun, berita tersebut dipercaya oleh masyarakat sehingga mempengaruhi kenaikan kasus Covid-19.
"Kami imbau masyarakat betul-betul bisa bekerja sama dengan pemerintah, karena pemerintah tidak bisa bekerja sendiri. Kita butuh kolaborasi dengan masyarakat untuk tekan angka penularan," jelas Wiku.
Reporter: Athika Rahma
Sumber: Liputan6
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
elawan Mas Bowo dan timnya telah membuktikan bahwa kepedulian terhadap sesama.
Baca SelengkapnyaLima Petugas Pemilu di Depok Jatuh Sakit akibat Kelelahan
Baca SelengkapnyaJokowi bersyukur pemerintah bisa mengelola ekonomi pasca pandemi dan kembali normal dalam waktu yang sangat cepat.
Baca SelengkapnyaHal itu disampaikannya di penghujung rapat kerja (raker) bersama Komisi I DPR RI, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis.
Baca SelengkapnyaMenteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyoroti jam kerja para petugas Pemilu 2024 yang sangat berat.
Baca SelengkapnyaMerdeka.com menangkap berbagai momen dramatis pandemi Covid-19 sepanjang tiga tahun melanda Indonesia. Berikut foto-fotonya:
Baca SelengkapnyaRatusan petugas pemilu di Garut jatuh sakit akibat kelelahan saat bertugas.
Baca SelengkapnyaTim Relawan Prabowo Subianto ingin memperkuat dukungan kepada jagoannya di Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Minggu (3/9).
Baca SelengkapnyaRelawan Prabowo mendekati warga Kabupaten Bogor melalui dua kegiatan.
Baca SelengkapnyaUcapan Hari Veteran Nasional ini bisa dibagikan di media sosial. Hari Veteran Nasional dirayakan tiap tanggal 10 Agustus.
Baca SelengkapnyaJokowi mengajak masyarakat patut bersyukur karena Indonesia sampai saat ini mampu melewati berbagai tantangan dunia
Baca Selengkapnya